Mencoba Percaya

5 1 0
                                    

Dini hari Joon gelisah tak bisa tidur , memikirkan hukuman yang Dewa berikan .
Dewa belum menjelaskan kapan hukumannya akan berakhir , atau bagaimana hukuman  nya cepat berakhir.

Jee yang terbangun pergi  ke kamar mandi melihat lampu Joon masih menyala , tanpa mengetuk Jee masuk kamar Joon.

" Kau belum tidur ? "

Joon menoleh sedikit kaget " Iya aku belum mengantuk "  Joon duduk di ranjang nya.

" Kenapa ? Ada yg kau pikirkan  ? ini sudah hampir jam 2 pagi " Jee ikut duduk diranjang sebelah Joon.

" Aa aku.. Memikirkan banyak hal . Yg pertama aku ingin berdoa ke kuil lagi " Joon sedikit salah tingkah.

" Tapi itu kuil terbengkalai , kau yakin akan kesana ? Kalau dipikir-pikir dulu kau tak pernah ke kuil " Jee mulai menyadari perbedaan.

" Iya pokonya antarkan saja aku kesana ya ! Ku mohon ! " Joon memohon dengan wajah melas.

Jee menatap nya serius dengan penuh tanya di wajah nya.
" Iya itu gampang , akan ku antar kau kemanapun kau mau . Lalu hal  kedua yang kau pikirkan apa ? "

" Gomawo ! Hal kedua.. Mmm itu... Tentang kita.. Aku.. Bagaimana yaa " Joon ragu untuk bertanya.

" Iya aku paham , kita memang tak seharus nya begini..tapi cinta tak bisa memilih bukan ? " Jee menatap Joon dan menggenggam tangannya.

' Oh my God ! Jantungku..tapi maksud perkataannya tadi dia benar-benar menyukai joon ! ' Pikir Moa dengan segala tanya.

" Mmm begini Jee.. Kalau kau tak percaya aku ini wanita...bisa kah kau menganggap aku wanita ? Maksud ku..mmm jika aku wanita apa kau bisa mencintaiku ? "  Jee menatap Joon serius .

" Iya aku bisa mencintai mu jika kau wanita.. Aku mungkin bisa mencintai wanita lain juga.. Tapi saat ini yang ku cintai hanya dirimu...
Kita selalu bersama-sama dari remaja ,ketika kau mulai berpacaran dengan Seo Yun , hati ku mulai panas. Kukira aku hanya cemburu sebagai teman . Tapi ternyata berbeda ' Ujar Jee  menatap Joon ,

Sosok Joon menatap Jee sambil berpegangan tangan .
' Jadi dia benar-benar mencintai Joon ? Tapi pelan-pelan akan ku buktikan bahwa aku ini Moa !' Batin Moa merasa kecewa.

" Mmm jadi nama wanita itu Seo Yun , apa yang dia lakukan sampai Joon...ehh sampai aku..berniat bunuh diri ? " Moa penasaran .

"Sungguh kau tak ingat ataukah ini semata- mata hanya trauma yang ingin kau lupakan ?" Jee menatap sedikit heran , berusaha mencerna hal yang tak biasanya dari diri Joon . Mengingat dokter bilang ia tidak amnesia .

" Sungguh aku tak tahu apa-apa tentang Joon " Wajah Joon terlihat sungguh-sungguh.

Jee melanjutkan cerita nya .
" Seo Yun bercumbu di apart nya dengan lelaki lain...tepat saat dirimu masuk apartemennya ! Saat itu kau berniat memberi kejutan karena kau pulang lebih awal dari meeting di luar kota..." Wajah Jee geram mengingatnya.

" Astaga !!! Wanita sialan !! Seharus nya Joon bukan bunuh diri ! Tapi membunuh wanita itu !! " Moa ikut kesal.

Jee memperhatikan cara bicara Joon . " Kau bicara seolah-olah bukan dirimu lagi... Lantas benar kah kau orang lain ? Siapa dirimu ?? "

" Aku...mmm..apa kau akan percaya bila aku cerita kan ? Maka dari itu, ikut lah denganku ke kuil , lalu ke rumah ku , bertemu ibuku! Aku tak tahu raga ku dimana saat ini ! " Moa menjelaskan hampir menangis.

" Aku akan coba percaya, tapi bila tak terbukti apapun, siang harinya kita menemui spikiater ! Skrg ayo tidur ! " Jee menarik Joon ke dada nya . Memeluk nya .

" Omo ..nee gomawo sudah mau coba percaya " Joon tersenyum dan nyaman tidur di pelukan Jee .

. . . ⇢ ˗ˏˋ  Bersambung ࿐ྂ

Bukan DirikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang