' Bagaimana hah ? Menyenangkan bukan ? ' Dewa meledek Moa
" Tidak sama sekali ! Ampuni aku Dewa ! Biar kan aku kembali ke tubuh ku ya ! " Moa memohon.
' Enak saja , bukan kah kau senang ingin menghabiskan uang Joon hah !? ' Dewa menunjuk-nunjuk ke depan hidung Moa .
" Bagaimana kau tau ? Maafkan aku..! Aku tidak akan begitu ..ayolah Dewa yang baik dan tampan , aku ingin kembali ! " Moa bersi keras.
' Kau belum waktu nya untuk kembali , nikmati saja masa hukumanmu , aku hanya mampir , babay ' Sang Dewa menjentikkan jari nya dan menghilang.
" Tidaakk !! Tungguuuu !! Aahhk kenapa dia menghilang !! " Moa menangis , perasaannya campur aduk . Marah , kesal , sedih , menyesal jd satu . Moa menangis sambil berbaring hingga ia lelah dan tertidur .
Sampai Jee pulang , sosok Joon masih di kamar nya berbaring .
" Joon , kau sudah makan malam ? Aku membawa makanan , ayo makan bersama " Jee duduk di ranjang Joon.
Joon menoleh pelan dan duduk perlahan . " Astaga kenapa mata mu bengkak begitu ? " Jee kaget dan mendekat pada Joon , memegang kedua pipi Joon memperhatikan mata Joon yang sembab dari dekat.
" Kau habis menangis ya ? Apa kau ingat sesuatu ? " Jee masih menatap lekat-lekat Joon.
" Aku hanya ingin menangis saja , boleh aku pinjam bahu mu ? " Tanpa menunggu jawaban , Joon menaruh kepalanya di bahu Jee.
Jee memeluk Joon mengusap punggung nya untuk menenangkan .
' Sesakit itu kah Joon sampai kau seperti ini ? Jika aku bisa , akan ku hadang semua yang menyakitimu ' Pikir Jee mengiba dengan nasib Joon saat ini.
Saat suasana mulai cair. Jee membawa makanan ke kamar Joon. " Ini makan lah dulu , mau aku suapi ? " Jee meletakkan meja portable di atas ranjang Joon.
" Tidak usah , aku bisa makan sendiri , kau sendiri sudah makan ? " Joon mulai menyentuh makanannya.
" Aku sudah makan sebelum pulang , makan lah yang banyak dan jangan lupa minum obat nya " Jee tersenyum duduk di tepi ranjang memperhatikan Joon makan.
" Ya sudah temani aku makan saja , mgomong-ngmong kau punya pacar ? " Sambil mengunyah , Joon sesekali menatap Jee.
" Belum... Aku terlalu sibuk untuk pacaran saat ini..." Jee masih menatap Joon dengan senyum nya. ' Dan aku terlalu sibuk menyayangi mu ' Batin Jee menatap Joon dengan sendu.
" Kenapa bertanya begitu ? " Tanya Jee penasaran.
" Ani...hanya..kau sangat baik dan penyabar , mana ada wanita yang akan menolak mu , aku juga mau kalau jadi pacarmu ..." Ujar Joon seketika Hening " Ehh apa yang kukatakan...mianhae " Joon telah selesai makan.
Jee hendak mengambil meja portable nya , sambil menatap Joon dekat .
" Jika kau anggap dirimu wanita..aku juga mau berpacaran dengan mu " Ujar Jee sambil berlalu pergi membawa meja itu ke dapur." Mwo..mwoya... ? " Joon bergumam terbata-bata terkejut mendengar Jee yang dirasa masih ambigu untuk Joon.
' Jadi maksudnya apa ya ? Ahh molla..! Aku bisa gila lama-lama di tubuh Joon ' Batin Moa yang salah tingkah , lalu meminum obat nya beberapa butir tak memperhatikan dosis .
Jee masuk kamar Joon lagi .
" Joon ah , kau sudah minum obat nya ? "" Mm iya sudah..aku akan beristirahat sekarang " Joon tersenyum menatap Jee
" Aku akan mandi , mau mandi bersama lagi ? Heheh " Jee terkekeh di depan pintu kamar.
" TIDAK YA TERIMAKASIH !!! " Joon bernada tinggi jengkel.
Jee terkekeh sambil pergi ke kamar mandi.. . . ⇢ ˗ˏˋ Bersambung ࿐ྂ
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Diriku
Romance⏝⏝⏝⏝⏝♡❜ꦿ゚ ❝ Aku terjebak , tak bisa keluar . Tapi aku terlena dengan cara nya memperlakukanku . Harus kah aku kembali atau tetap begini ? ❞ ⏝⏝⏝⏝⏝♡❜ꦿ゚ Seorang gadis urakan yang bertemu Dewa di kuil tak terpakai telah mengubah hidupnya! Benar-benar me...