Bukan Diriku

3 1 0
                                    

Pagi yang cerah , aroma kopi tercium oleh Joon yang masih memejamkan mata di ranjang nya.

Samar-samar ia rasakan kopi di bibir nya .
" mmmmh " Joon masih terpejam 'apa ini ? Seperti bibir rasa kopi ' Joon melumat nya .
Dan itu terlepas pelan.

Joon membuka mata , dan sudah ada Jee di depan wajah nya.
" Bangun Joon , sudah pagi "

" Ohh aigoo tadi itu bibirmu ? " Joon bertanya malu-malu , dan perlahan bangun .

" Yaa hari ini akan ku antar kau ke kuil , tapi kita sarapan dulu , ayo " Jee hendak menggendong nya .

" Jangan menggendong ku, bantu aku berjalan saja " Ujar Joon , lalu duduk bersiap akan berdiri.

" Baiklah " Jee membantu nya berjalan hingga meja makan

Sesampai nya di meja makan, mereka duduk bersama .
Joon melihat ada udang di makanannya.

" Aku..tidak bisa makan udang, aku alergi " Ujar Joon menjauhkan piring nya.

" Alergi ? Kau kan sangat suka sekali seafood " Jee menatap serius Joon .
" Apa kau memang bukan Joon ? "

" Sudah ku bilang aku ini Moa " Sosok Joon mengambil roti, dan mengoles nya dengan selai .
" Aku makan ini saja "

Jee terdiam , merasa memang ada perbedaan dari diri Joon.

-*-

Sesampainya di kuil , Moa berdoa memohon Dewa meringankan hukumannya.

' Sudah lama aku berdoa disini , Dewa benar-benar tak datang jika aku bersama orang lain ' Moa menyelesaikan doa nya.

" Jee , sebelum kita pergi dari tempat ini , aku akan bercerita sedikit kenapa aku ingin ke kuil ini " Joon menatap Jee serius.
Jee diam bersiap mendengarkan .

Moa menceritakan segala hal yang terjadi dari awal hingga ia berakhir di dalam tubuh Joon.

" Jadi... Kau benar-benar jiwa wanita ? Kalau begitu ayo kita ke rumah mu..apa kau bisa membuktikan kata-kata mu itu.."

Moa senang nya bukan main , ia menunjukkan jalan kerumah nya pada Jee.

' Ibu aku meindukanmu , aku akan pulang ! ' Batin Moa.

Sesampai nya di rumah Moa.
" Bagaimana cara nya meyakinkan ibumu jika ini benar-benar kau ? Kau ada di tubuh Joon "
Jee meragukan ini akan berhasil.

" Kita pelan-pelan saja beritahu Ibu , dan ada informasi yang hanya aku dan ibu yang tahu "
Joon membuka pintu Mobil , Jee menurut saja , membantu Joon menaiki kursi roda nya.

-*-

Ibu Moa menyuguhkan teh pada Joon dan Jee.
"  Jadi bagaimana maksud anda tadi ? Moa dalam raga tuan ini ? " Ibu Moa melihat ke arah Joon.

" Benar bu, aku ini Moa putrimu , yang lahir di bulan april tanggal 15 , dan memiliki tanda lahir di pinggang ku ! " Sosok Joon berusaha meyakin kan

Ibu Moa terkejut , menutup sebagian wajah nya karena terkejut dan terharu .
" Bagaimana bisa ?? Nak...? Kau kah itu ?? Tubuh Moa terbaring Koma di rumah sakit saat ini ! " Ibu Moa mulai menangis.

Joon mendorong kursi roda nya mendekat pada ibu , dan memeluk nya.
" Mianhae Eomma ,  aku di beri hukuman oleh Dewa jadi seperti ini "

Ibu Moa terhenti sejenak dari isak tangisnya . Tiba-tiba teringat ucapan Ahjuma di rumah sakit kala itu.

" Dewa ? Dari kuil terbengkalai itu ? " Ibu menatap Joon lekat-lekat. Joon hanya mengangguk meng- iya kan .
" Iya aku percaya kau anak ku ! Kau Moa anakku ! Syukurlah nak ..cepat kembali ke tubuh mu...ibu berjanji tidak akan memarahimu lagi !"

Mereka berdua menangis , Jee hanya menyimak masih syok dengan apa yang ia lihat saat ini.

" Aku juga bu , akan menuruti kata-kata ibu ...mianhae ! Aku mau lihat tubuh ku , bu ! " Moa dalam raga Joon menangis manja.

Jee merasa ini seperti mimpi , 'hal di luar nalar begini masih terjadi ?' Batin Jee.

" Jee ayo kita kerumah sakit melihat tubuh ku disana ! " Pinta Joon merengek seperti anak kecil meminta permen.

" Yaa...ayo.. " Jee terlihat muram .
' Jika benar dia adalah Jiwa Moa..lantas Joon belum tersadar..? Kembalilah Joon ..aku merindukanmu '  Jee merintih dalam hatinya .

Joon dan ibu Moa ikut menuju rumah sakit dimana tubuh Moa berada. Tapi Jee selalu terdiam sepanjang perjalanan.

" Jee ? Kau baik-baik saja ? " Joon mulai merasa perubahan mood pada Jee.

' Apa ia kecewa aku bukan Joon? ' Batin Moa menatap pilu Jee.

. . . ⇢ ˗ˏˋ Bersambung ࿐ྂ

Bukan DirikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang