Di mall yang sama Moa sedang menatap glasses door lobby mall , menatap rintik hujan sambil melamun memikirkan Jee.
Tiba-tiba terlihat ambulance memasuki mall dan menuju basement.
' Ada apa ? ' batin Moa setengah melamun .
" Nak ? Ada apa ya ? Kajja pulang , ibu sudah beli payung " Ibu Moa memecah lamunan Moa.
" Molla seperti nya ada kecelakaan di basement .
ayo bu ,pulang " Moa pulang bersama ibu nya tanpa tahu siapa yang di bawa ambulance.-*-
Jee berteriak-riak di dalam ambulance dengan gelisah.
" Lebih cepat menyetirnya ahjusi ! Ahjusiii lakukan sesuatu pada Joon !! " Jee berteriak riak kepada supir dan bruder di ambulance.
Bruder mengecek nadi Joon . "Detak jantung nya melemah , pendarahan hebat di kepala, pak" Bruder menatap Jee dengan keringat dinginnya.
" Kumohon ! Lakukan yang terbaik !! " Jee kalut , mata nya telah basah .
Hingga sampai di rumah sakit , Joon segera di tangani Dokter.
Jee menunggu dengan kalut , mondar-mandir , lalu menelpon orang tua Joon.Tak lama dokter pun keluar ruang tindakan .
" Dok Bagaimana ?? " Jee mencengkram pundak Dokter .Dokter geleng-geleng
" Maaf kan kami ,Joon telah meninggal kali ini , Joon pergi untuk selamanya "" Mwoo ?? Kau bohong dok" Jee geleng geleng , lari masuk ruangan melihat Joon yang terbujur kaku. Lutut nya bergetar lemas .
" Andwae !!! Joon !! Jangan tinggal kan aku lagi !! " Jee memeluk jasad Joon yang dingin dengan tangisnya yang deras.
Perasaan nya hancur , sedih , kecewa jadi satu. Rintik hujan saat itu seolah ikut menangisi kepergian Joon .
' Dia memang ditakdirkan mati ketika ia bunuh diri kala itu , aku hanya membantunya menyelesaikan urusan dengan orang tua nya.. meminjami Moa dengan tubuh nya adalah bonus untuk sisa hidup nya , selamat jalan Joon.. ' Dewa menyaksikan Jee yang terisak menangisi kepergian Joon tiada henti.
" Joon aaah !!! Kau baru saja kembalii !!! Waee ??? " Jee setengah berteriak dengan suaranya yang serak , sambil menangis tiada henti.
-*-
Penghormatan terakhir kepada Joon dilakukan dirumah orang tuanya. Ibu Joon menangis histeris hingga pingsan.
Jee menggantikan ibu nya untuk menerima tamu. Meski rasanya ingin ia pergi , tapi tentu tak bisa ia lakukan. Ia berusaha tuk tegar .
-*-
' Semenjak aku kembali ke tubuh ku , Dewa tak pernah muncul ,banyak yang ingin ku tanyakan mungkin aku harus cari tahu sendiri ' Moa melamun sambil melihat keluar jendela kamarnya , Perasaannya pada Jee harus ia tuntaskan , lalu ia beranikan diri pergi ke Apartemen Jee.
' Jika itu terjadi datanglah padaku ' kata-kata Jee terngiang di pikiran moa. kini ia ada di depan pintu apart Jee. Mengetuk nya tapi tak ada jawaban . Kemudian Ia beranikan masuk dengan pasword yang ia tahu.
" Jee ? Aku datang..kau dimana ? " Moa memanggil tapi hening , ia coba membuka pintu kamar Jee..
"Astaga Jee ! Apa yang kau lakukan !?" obat-obat berserakan di karpet kamar Jee, Jee terduduk dengan mata yang menghitam dengan tatapan kosong .
" Ada apa Jee ? " Moa sedikit panik.
Jee melihat Moa dengan tatapan sendu . " Joon sudah tiada " dengan lemah ia mulai bicara. " aku tak bisa tidur "
"Haahh ? Joon...benar-benar sudah..." Moa tak bisa melanjutkan kata-kata nya , Ia memeluk Jee , seketika air mata Jee menyeluruh di pundak Moa.
Terasa hening , hanya terdengar isak tangisan JeeMoa ikut menangis bersama Jee . memeluk Jee erat.
' biarkan kini aku yang selalu ada untukmu ,Jee...' Batin Moa.. . . ⇢ ˗ˏˋ Bersambung ࿐ྂ
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Diriku
Romance⏝⏝⏝⏝⏝♡❜ꦿ゚ ❝ Aku terjebak , tak bisa keluar . Tapi aku terlena dengan cara nya memperlakukanku . Harus kah aku kembali atau tetap begini ? ❞ ⏝⏝⏝⏝⏝♡❜ꦿ゚ Seorang gadis urakan yang bertemu Dewa di kuil tak terpakai telah mengubah hidupnya! Benar-benar me...