Mandi?

3 0 0
                                    

Ahjuma menoleh lemah " Aku dengar putri mu di temukan di kuil terbengkalai , hmmhh kalau benar kuil itu... Mungkin Putri mu benar- benar sedang di hukum "

" Ahjuma..kalau kau tahu sesuatu tolong bantu aku " Ibu Moa masih terisak memohon.

" Apa yang bisa di lakukan wanita tua renta seperti aku yang terbaring di rumah sakit ? Aku tak dapat membantu , aku hanya akan bilang kau harus yakin putrimu mampu melalui nya dengan kuat " Nenek itu terbatuk - batuk.

" Bagaimana ahjuma tahu tentang kuil itu ? " Ibu Moa menyeka air mata nya.

" Hmmmh dulu semasa muda ku , aku datang ke kuil dengan emosi meluap-luap karena kemarahan ku pada nasib yang tak kunjung baik , tapi Dewa datang pada ku..ku kira itu mimpi tapi benar adanya...aku terkena karma yang Dewa buat , tapi itu semua agar membuat perilaku ku berubah , kasus nya hampir sama dengan ku..aku pun tak sadarkan diri selama berbulan-bulan " Ujar Nenek itu mengenang masa muda nya.

Ibu Moa terisak mendengar nya " Yaa hik hiks anak perempuan ku memang berprilaku kurang baik , tapi semoga Dewa memberi keringanan , aku akan  ke kuil itu untuk memohon " Sang ibu masih meneteskan air mata meski anak nya sering kali membuat kesalahan.

-*-

Keesokan hari nya , di apartemen Joon bangun dan ingin mandi . Jee bangun pagi-pagi untuk mengecek keadaan Joon sebelum ia bekerja .

" Kajja , Joon kita mandi bersama saja agar aku lebih mudah mengurus mu " Jee membantu Joon duduk di kursi Roda nya .

" Mwo ??!! Andwae !! Kita masing- masing saja ! Aku maluuu " Joon berteriak-riak.

" Sudah jangan membantah , dulu juga kita sering mandi bersama " Jee mendorong kursi roda Joon hingga depan pintu kamar mandi , menggendong Joon dari belakang , dan pelan-pelan menurunkannya di bathup.

" Aigo Jee ! Aku malu ! " Jee membuka baju Joon, sedangkan Joon menutup dada nya dengan tangan.

" Mengapa kau tutupi dada mu ?! Aku mau menggosok nya dengan sabun ! Cepat nanti aku telat ke kantor ! Ingat Joon kita ini sama-sama pria ! " Air sudah memenuhi Bathup , Jee pun tanpa busana sambil menggosok tubuh Joon perlahan.

Wajah Joon memerah menahan Malu .
' Aigo lihat otot perut Jee ! Oh my god ! Sexy sekali... Tuhan ! Sepertinya aku butuh air suci untuk mata ku ! ' Batin Moa dalam raga Joon meronta .

" Ya sudah aku bisa mandi sendiri dalam bathup nanti kalau aku sudah selesai , aku akan berteriak minta tolong " Joon memalingkan muka .

Jee menuruti Joon , mandi cepat dan keluar bathup . " Aku harus membuat sarapan dulu untuk kita " Jee bergegas keluar kamar mandi .

" Gomawo !! " Joon berteriak.
' ckckck rasa nya aneh. Bagaimana aku membersihkan..burung nya ? Aigooo geliiii ' Batin Moa meronta , ia sangat ingin mengutuk Dewa tapi ia sadar.  Ia lah yang sedang di hukum .

-*-

Joon kini sendirian di apartemen , ia lihat-lihat isi ponsel nya .
" Wahh mobile legend ! Daebak si Joon ini upgrade semua senjata mahal ! " Moa dalam raga Joon memainkan game nya , namun tak berapa lama ia sadar , ini tak berarti sama sekali , terasa hampa.

" Ibu..., yaa aku harus telepon ibu " ia hendak memencet nomor tapi ia baru sadar bahwa ia tak hafal nomor telepon ibunya.

" Hmmmhh aku anak yang buruk , bu. Nomor telepon mu saja aku tak tahu...ahh nomor ponsel ku ! " Moa bergumam sendiri.

Ia mencoba telepon ke nomor ponselnya , dan tersambung . Di saat yang bersamaan ponsel Moa berada dalam tas nya . Yang Ibu simpan di kamar nya.

" Kenapa tak ada yang mengangkat telpon , ya ? " Moa mematikan panggilannya . "Aku ingin cepat-cepat berjalan lagi ! Ibu , ayah..maafkan aku ! Dewa !!! Ampuni aku ! " Moa mulai bersedih lagi menyesali semua.

Di suasana hati Moa yang kalut itu tiba-tiba beberapa benda terjatuh , dan hawa dingin merasuki kamar Joon .

Moa menoleh ke benda yang terjatuh tadi . Dan lagi-lagi ia terkejut tiba-tiba sesosok lelaki memakai Hanbok sudah berada di samping nya.

" Kamchagiyaaaaa !! Aaahh kau...!! Dewaaa !!! " Moa kaget bercampur girang.

' Hai Joon ! ' Dewa melambai .

. . . ⇢ ˗ˏˋ Bersambung ࿐ྂ

Bukan DirikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang