Mweheh hehe
Halo readersMaap ya baru up
Ayo baca jangan lupa vote
MakasihhSemoga suka
Selamat membaca!
Hari terus berganti, hingga tiba saatnya ini adalah hari terakhir sebelum penilaian akhir semester tiba. Sudah tiga hari Isa sakit di rumah. Ia memutuskan untuk berangkat ke sekolah hari ini karena akan mengambil kartu ujian.
"Isa!" Teriak ketiga sahabatnya.
"Akhirnya lo berangkat jugaaa" ujar Dara.
"Gimana keadaan lo?" Tanya Olin.
Isa tersenyum simpul. Bibir yang kemarin sempat pucat, kini sudah berseri kembali. Walaupun belum sepenuhnya pulih.
"Alhamdulillah, udah mendingan" jawab Isa.
"Sa, kemarin waktu lo ga berangkat kelasnya sepi tau. Ga ada yang ngomel ngomel" ujar Gea.
"Wakil ketua nya juga gak galak kaya kamu. Jadi kelasnya acak acakan banget kemarin" imbuhnya.
"Maafin gue yah," ucap Isa.
"Gapapa Sa, lo juga harus sembuh kan" ujar Dara.
"Isa lo tau ngga, kemarin pas ada tugas dari bu Maya kelas kita dapat nilai sempurna, ga ada yang remidi satu kelas." Ujar Gea lagi.
Isa hanya menganggukkan kepalanya untuk menanggapi celotehan Gea. Sementara Olin? Dia bingung harus berbuat apa. Pasalnya ini adalah waktu yang tidak pas untuk membahas Alvian.
Isa baru saja sembuh, dan ia tidak ingin sahabatnya kembali pusing gara gara memikirkan cowok itu. Sepertinya, Olin tidak perlu mengasih tahu yang sebenarnya. Ia membiarkan Isa untuk mengetahui sendiri.
Olin sengaja mengetes sahabatnya, apakah dia akan jujur atau tidak dan akan menceritakan semuanya pada sahabatnya? Disisi lain, Seminggu ini Alvian gunakan waktunya untuk belajar di sekolah dan di rumah.
Ia juga sesekali mengajak Dinda keluar untuk belajar bersama. Seperti saat ini, setelah pulang sekolah yang lebih awal daripada biasanya Dinda dan Alvian sedang berjalan bersama untuk pulang.
Mereka berdua akan pergi ke cafe terlebih dahulu untuk menghilangkan rasa penatnya. Setelah sampai, Alvian memesan makanan dan minuman untuk dirinya dan juga Dinda.
"Yan, biasa ya aku minumnya jus strawberry" peringat Dinda sebelum Alvian memesan.
"Oke"
"Mbak, paket ayam goreng KFC dua, minumannya jus strawberry sama es the original" ujar Alvian memesan makanannya.
"Baik, pesanan akan kami buatkan. Ditunggu ya kak" jawab pelayan.
Dinda dan Alvian menanggapi dengan senyuman dan anggukan kepala. Sembari menunggu, Alvian memperhatikan Dinda diam-diam. Dia tersenyum geli, saat melihat Dinda ketawa sendiri sambil bermain ponsel.
Mungkin sedang melihat meme, pikir Alvian.
"Din," panggil cowok itu.
"Hm" sahut Dinda yang masih asyik bermain ponselnya.
"Gue mau ngomong sesuatu sama lo"
"Penting, lo harus dengerin" perintahnya.
Dinda pun menurut, ia berhenti bermain ponsel dan menatap lekat Alvian yang juga sedang menatap dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Crush (Revisi)
Teen Fiction[DIHARAPKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Cerita yang baru pertama kali publish. Maklum kalo masih belepotan alurnya. Penasaran? Stalk boleh kok jangan lupa follow tapi yaa hehe. Vote tergantung kalian aja, soalnya saya juga masih berlatih. Jadi yang mau...