Ingat

57 19 2
                                    

Halohai

Hehe maaf guys baru up :v
Semoga suka sama part ini :)

Jangan lupa vote dan komen yaa
Share juga ke temen temen yang lain

Makasih

Happy Reading!

🌼🌼🌼

Di sebuah ruangan bernuansa abu abu, seorang cowok sedang duduk di meja belajarnya. Kacamata silinder yang bertengger di hidung mancungnya telah terpasang sejak beberapa jam lalu.

Sorot mata yang kian meredup ia pertahankan demi mendapatkan nilai yang sempurna. Ya, cowok itu adalah Alvian. Ia sedang belajar untuk persiapan hari ketiga penilaian akhir semester.

Besok adalah mata pelajaran fisika. Ia sangat menyukainya. Maka dari itu, Alvian akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan nilai yang memuaskan.

"Laven" ujar wanita paruh baya mengalihkan perhatian Alvian.

"Makan dulu" ujarnya sambil membawakan sepiring nasi yang terdapat beberapa lauk pauk kesukaan Alvian.

"Makasih mah" jawab cowok itu sambil menatap ibunya.

"Yaudah kalo gitu, mamah keluar dulu ya. Jangan lupa dihabiskan" perintah Tania yang diangguki oleh Alvian.

Setelah itu, Alvian melanjutkan belajarnya. Sambil sesekali ia melahap makanan yang telah disiapkan oleh ibunya. Beberapa saat kemudian, cowok itu telah selesai belajar. Makan malamnya pun sudah ia habiskan. Selanjutnya, ia akan beristirahat.

Di sisi lain, Isa baru saja menyelesaikan belajarnya. Sebelumnya Ana telah menyuruh Isa untuk tidur karena sudah terlalu malam. Namun, Isa menolaknya dengan alasan ingin mendapatkan nilai yang tinggi. Karena besok mata pelajaran matematika, Isa akan berusaha semaksimal mungkin.

Sebelum Isa tidur, ia mencoba membuka aplikasi berwarna hijau di ponselnya. Ia sangat rindu dengan Perfect Crushnya. Sudah beberapa hari mereka tidak berkomunikasi.

Isa tersenyum sendu, "kak Al pasti lagi belajar, makanya ga sempet buka blokirnya Isa". Setelah itu, ia memutuskan untuk tidur. Tak lupa juga Isa menyalakan alarm agar besok pagi bangunnya tidak kesiangan.

Pagi hari telah tiba. Siswa SMA Garuda satu persatu telah berdatangan ke sekolah. Tak terkecuali Alvian dan kelima temannya.

"Woy woy" ujar Gior.

"Apaan sih lo sokab banget" Anjas menanggapi.

"Dih suka suka gue lah" jawab Gior tak mau kalah.

"Ada apa sih pagi pagi dah ribut aja" celetuk Aldi yang baru saja datang dari arah kantin.

"Wah, beli apaantuh" tanya Alvian.

"Kamu nanyeakk?" Aldi tersenyum jahil.

"Ck" decak Alvian dengan muka masamnya.

"Bwahahahah" Gior dan Anjas tertawa melihat muka masam Alvian.

"Abis beli pulpen Yan, pulpen gue abis" ucap Aldi yang tidak enak hati melihat raut wajah Alvian.

Sementara Alvian membulatkan mulutnya. Cowok itu mengeluarkan sebuah buku berjudul Fisika dari dalam tasnya. Kemudian ia membuka dan membacanya untuk mengulang materi sebelum guru memasuki kelasnya.

Entah mengapa Alvian merasa aneh. Cowok itu mendadak tidak fokus. Ia teringat akan suatu hal.

Satu nama memenuhi otaknya. Cewek yang kemarin sempat confess mendadak teringat oleh Alvian. Biasanya setiap pagi, cewek itu selalu mengirimkan pesan kepadanya.

"Pagi Kak Al, semangat sekolahnya"

"Jangan lupa sarapan"

"Berangkat sekolahnya hati hati ya"

Ya, Isa selalu mengirimkan pesan pesan tersebut kepada Alvian. Semenjak cowok itu memblokir kontaknya, Alvian merasa ada hal aneh. Ia suka jika diperhatikan seperti ini.

Namun, sekarang tak ada lagi cewek yang mempedulikannya. Alvian akui bahwa dirinya memang salah. Seharusnya, ia tidak memblokir kontak Isa. Mungkin, setelah ini ia akan mencoba membuka blokirnya.

"Woy, kok bengong sih" senggol Reza.

"Anjir, Iyan ngesad kah?" Ucap Anjas.

"Kenapa lo Yan?" Tanya Aldi.

"Hah?" Jawab Alvian dengan tatapan datarnya.

"Hah heh hoh" Gior menanggapi.

"Apaan sih kalian, babi emang" ujar Alvian sambil meninggalkan teman temannya menuju ke kelas karena sedari tadi mereka duduk di kursi teras depan kelas.

"Cailah tuh orang kenapa dah" ucap Gior yang diabaikan oleh teman temannya.

Di SMP Bakti Nusa, Isa dan teman temannya sudah memasuki kelas sejak tadi. Bahkan sudah diisi oleh guru pengawas.

"Anak anak setelah penilaian akhir semester selesai, seluruh siswa kelas sembilan akan ada tugas untuk persiapan ujian praktik" jelas seorang guru berkacamata tebal dan berkumis tipis.

"Baik pak" jawab para siswa serentak.

"Nah, sebelum waktu mengerjakan kalian dimulai, izinkan saya terangkan sebentar ya. Berhubung saya guru olahraga disini saya akan menyampaikan sedikit informasi mengenai ujian praktik olahraga. Yaitu bermain bola basket. Silahkan untuk berlatih mulai minggu depan sehabis PAS ya" ujar pak Gema, selaku guru olahraga yang sekarang menjadi pengawas PAS di kelas Isa.

"Siap pak"

Setelah selesai menerangkan, kini pak Gema tengah berdiri dan mengambil beberapa kertas berisi soal PAS. Ia membagikan soal tersebut dari meja satu ke meja yang lain. Hingga semuanya pun kebagian.

"Sudah menerima semua?" Tanya pak Gema dengan suara yang tegas.

"Sudah pak" jawab semua siswa.

Bel pun sudah berbunyi. Pertanda bahwa siswa sudah diperbolehkan untuk mengerjakan. Semua siswa fokus dengan soalnya masing-masing.

Isa mengerjakan dengan tenang. Dari nomor pertama ia mulai dengan serius. Ia berusaha mengerjakan dengan teliti agar nilai yang diperoleh memuaskan.

**********

Bersambung...

Terima kasih telah membaca :)
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian
🥰

See u next time

Perfect Crush (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang