24.

764 70 13
                                    

"Hai Y/n-san! Dan.." Sapa Tama tersenyum manis, lalu matanya melirik ke arah Tsukasa.

"Tsukasa, benarkan?" ucap Tama dengan senyuman membentuk bulan sabit.

"Tch." Tsukasa membuang muka, merasa tak senang dengan keberadaan Tama yang menganggu kegiatannya bersama Y/n.

"Tama-senpai sedang berlibur di sini juga?" tanya Y/n.

"Ya, kebetulan aku di ajak oleh temanku,' jawab Tama ramah.

"Tentu saja bohong, aku tak sengaja mendengar kalau kelasnya akan mengadakan liburan bersama," batin Tama masih tersenyum pada Y/n

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tentu saja bohong, aku tak sengaja mendengar kalau kelasnya akan mengadakan liburan bersama," batin Tama masih tersenyum pada Y/n.

"Penganggu," gumam Tsukasa pelan, namun Tama dapat mendengar itu.

Tama melihat tumpukan pasir, "Ah kalian sedang buat istana pasir ya, Apa aku boleh ikut juga?"

"Tentu."

"Tidak!" Tolak Tsukasa mentah-mentah.

"Terima kasih," ucap Tama tidak meladeni ucapan Tsukasa dan duduk di dekat Y/n dengan santai.

Tsukasa memberikan tatapan tak setuju pada Y/n, wajahnya cemberut.

"Y/n.." bisiknya merengek.

"Udah gapapa," ucap Y/n menepuk punggung Tsukasa.

Tsukasa menghela napas pasrah, ia harus tetap tenang, "Jangan terlalu dekat dengannya." Pinta Tsukasa.

Mereka pun lanjut membuat istana pasir, namun di sini Tama dan Tsukasa sama-sama ingin mendapatkan perhatian Y/n. Mereka berdua beradu siapa yang istana pasir nya yang lebih bagus.

"Y/n lihat, istana pasir ku bagus, kan?!"

"Y/n-san punya ku lebih bagus darinya, kan?"

"Eh." Y/n berkedip bingung.

"Punya ku, kan??" Desak Tsukasa.

Mata Y/n melirik ke dua istana pasir itu, ia meneguk ludah lalu tersenyum kikuk.

"B-bagus, Tsukasa maupun Tama-senpai istana nya sama-sama bagus kok."

Tsukasa merenggut tak suka, ia menoleh menatap Tama sengit dan dibalas senyuman oleh Tama.

"Kalian haus, kan? Aku pergi akan membelikan air minum," ucap Y/n beranjak berdiri.

"Aku saja," ucap Tsukasa dan Tama bersamaan.

Mereka berdua saling bertatapan dengan penuh permusuhan.

"Tidak usah, aku yang beli! Kalian tunggu di sini," ucap Y/n tegas dan berjalan pergi.

"Hati-hati!"

Setelah Y/n cukup jauh dari mereka, Tsukasa mendorong bahu Tama.

"Ga usah cari perhatian sama Y/n."

"Kenapa?" Tama memiringkan kepalanya sambil tersenyum remeh.

"Tentu saja karena dia pacar ku." Geram Tsukasa.

"Toh baru pacar," ucap Tama mengangkat bahunya tak peduli.

Tsukasa mengepalkan tangannya, siap-siap ingin meninju Tama, "brengsek."

"Auch." Tama dengan sigap menghentikan gerakan Tsukasa.

"Itu tidak sopan lho sama yang lebih tua," ucap Tama dengan tatapan merendah.

"Apa yang sedang kalian lakukan?" celetuk Y/n baru saja tiba membawakan dua air minum ditangannya.

"Ah, tidak ada kok Y/n-san. Kita hanya bermain saja, " ucap Tama.

"ini, silahkan di minum." Y/n memberikan masing-masing air minum yang telah ia beli.

"Terima kasih," ucap Tama tersenyum manis.

Y/n hanya mengangguk dan kembali duduk di samping Tsukasa.

"Y/n-san ternyata kau di sini! Ayo ikut kami!" Segerombolan siswi menarik tangan Y/n.

"Hei, kau mau bawa ke mana Y/n?!" Pekik Tsukasa.

"Berisik, ini urusan perempuan." Para siswi itu membawa Y/n ke pinggir pantai.

Akhirnya Y/n di bawa pergi, dan meninggalkan Tsukasa berduaan dengan Tama. Tak ada yang membuka percakapan, mata mereka hanya tertuju pada Y/n yang tertawa lepas.

"Calon pacar ku sangat cantik, bukan?"

"Kau mau ku hajar ya??"

Tama terkekeh, ia beranjak berdiri, "Baiklah cukup sampai di sini, aku mau kembali ke temanku." Ujarnya sembari memasukkan kedua tangan ke saku celana, lalu ia menengok menatap Tsukasa dengan senyumannya.

"Sampai jumpa di sekolah."

Skip

Setelah puas bermain, semuanya bersiap-siap untuk pulang. Y/n serta Amane dan Tsukasa tengah menunggu Ayah Y/n yang akan menjemput mereka, beberapa anak yang lain telah pulang duluan.

Bunyi klakson mobil pun terdengar.

"Ayo masuk, anak-anak," ucap Ayah Y/n membuka jendela mobil.

Mereka pun masuk ke dalam mobil, Ayah Y/n menjalankan mobil menuju arah rumah. Di sela-sela perjalanan Ayah Y/n menanyakan apa saja yang mereka lakukan selama di pantai, diselingi dengan canda tawa yang dilontarkan oleh Ayah Y/n.

"Wajahmu pucat," ucap Tsukasa pelan melihat Y/n.

"Ah benarkah? Mungkin karena aku kelelahan bermain tadi."

"Ada apa?" tanya Ayah Y/n melirik ke kaca spion dalam mobil.

"Tidak ada. Tou-san fokus menyetir saja," jawab Y/n, Ayahnya hanya terdiam.

Sesudah mengantar Tsukasa dan Amane ke rumahnya, baru lah Y/n dan Ayahnya pulang ke rumah mereka.

"Y/n-chan, sampai rumah ada yang ingin Tou-san bicarakan."

"Baik."
















Note :

Tama

Art by me (ciel)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Art by me (ciel)

Wdyt? Setelah 3 kali ganti gaya rambut nyari yg cocok, dan akhirnya jadinya seperti ini wkwk. Segala kekurangan harap di maklumi, I hope y'all like it.

Btw guys ada yang tau cara panjangin poni ga? Saya potong poni kependekan soalnya..

Satu lagi, tolong di vote ya...ga sulitkan? ^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐎𝐧𝐥𝐲 𝐘𝐨𝐮 || 𝐘𝐮𝐠𝐢 𝐓𝐬𝐮𝐤𝐚𝐬𝐚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang