Perpustakaan memiliki atmosfer tersendiri yang disukai lelaki berambut merah muda bak permen kapas itu. Taehyun namanya. Seorang bocah SMA yang duduk di bangku kelas pertama. Aroma kertas-kertas tua bercampur aroma khas buku baru, bunyi halaman yang dibalik hati-hati, suara gesekan pensil di atas kertas, serta percakapan yang diucapkan setengah berbisik oleh para penghuninya. Taehyun menyibakkan rambut depannya ke belakang dengan tangan kanannya, sementara telunjuk tangan kirinya menelusuri punggung buku yang berjajar apik di hadapannya.
"Geofisika vs Geologi," Taehyun menggumakan judul buku yang ia sentuh, lalu menarik buku tersebut.
Menyisakan jarak renggang di antara susunan buku. Di saat itulah dia terkesiap. Taehyun nyaris berteriak menyadari sepasang mata tajam berwarna hitam pekat yang menatapnya di balik rak.
Taehyun menghela napas. Sebisa mungkin mengabaikan tatapan itu dengan menjaga raut mukanya.
'Apalagi sih. Aku mau tenang sehari aja susah amat,' batin Taehyun.
Di arahkan kakinya untuk menemui penjaga perpustakaan.
"Kamu di sini lagi, Taehyun. Kali ini buku apa yang mau dipinjam," itu Soobin. Dia berdiri meletakkan novelnya setelah melihat Taehyun datang menghampiri.
"Hanya buku pelajaran biasa," jawabnya sambil memperlihatkan satu buku berwarna turqouis yang tidak terlalu tebal.
Soobin mengangguk. Membuka buku catatan perpustakaan untuk meminjam.
"Baca novel lagi?" tanya Taehyun.
Tangan kirinya bergerak menuliskan namanya tanpa memandang Soobin.
"Iya. Niatnya mau baca di kantin sambil makan. Eh, taunya ketemu Pak Sangyeon suruh gantiin jaga perpus," jelas Soobin. Bibirnya mencebik, menandakan dia sedang kesal.
"Pak Sangyeon kemana?"
"Gak tau, sih. Tadi keliatan buru-buru."
Taehyun hanya ber-oh. "Kalau begitu aku ke kelas duluan."
"Jahat bener ninggalin temen sendiri. Temenin aku sini, hawanya gak enak," pinta Soobin.
"Sebentar lagi bel masuk. Ayo ke kelas," ajak Taehyun. Bukannya apa, tapi dia kasihan sama Soobin yang terlihat tegang dan kesepian sama novelnya. Juga karena dia tidak mau terlalu lama di sini. Ada yang menatapnya daritadi, dan itu membuatnya risih.
Soobin senyum bahagia. Diambilnya novel yang tadi dia baca dan menghampiri Taehyun. Mengabaikan meja yang tidak dijaga. Toh, nanti Pak Sangyeon juga kembali.
"Ayo."
Taehyun dan Soobin keluar. Melangkah ke kelas mereka. Di saat itulah keduanya menghela napas bersamaan.
"Gila, Tae. Daritadi di perpus hawanya dingin banget," lapor Soobin sambil bergidik. "Di perpus ada juga ya?"
"Ada. Gak tau baik apa jahat," jawab Taehyun.
Soobin bergidik. "Hebat ya kamu bisa tahan sama yang begituan," puji Soobin.
"Stres yang ada."
Keduanya mempercepat langkah ke kelas karena bel pelajaran selanjutnya sudah berbunyi. Tidak mau dihukum Bu Eunha karena terlambat di pelajarannya. Bu Eunha itu, wajah lucu tapi mengerikan. Kalau bisa jangan sampe berurusan sama dia deh.
Dan beruntungnya Taehyun dan Soobin masuk tepat waktu. Belum ada gerangan Bu Eunha di kelas. Taehyun duduk di bangkunya. Begitu juga Soobin di sebelahnya. Ya, mereka teman sebangku.
"Bin, Hyun, darimana?" tanya seseorang di bangku depannya.
Dia Changmin. Anak paling extrovert yang suka boneka Chucky. Di saat yang lain bergidik ngeri dengan boneka itu, Changmin malah suka. Lucu, katanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bring It On┊(Beomtae)
Genç KurguHe says :: "I want you. All of you. Your flaws, your mistakes, your imperfections. I want you, and only you." Jadi, semesta, bisa tidak, ya, kau tuliskan sebuah narasi dengan akhir bahagia untuk Beomgyu dan Taehyun? ────────────────────────── Choi...