Sebelumnya ia tidak begitu memahami sentuhan-sentuhan asing ini. Namun entah bagaimana, ia mulai memahami perasaan yang muncul setelahnya. Ia menginginkan Hun menciumnya lebih banyak. Sampai ia mual.
Hun melepaskan pakaian Skithia, lekuk indah itu kini telah telanjang dan menempel di dadanya. Segalanya terasa tepat. Sampai Hun tidak tega melepaskan pakaian itu dari—
Jemari Hun meremas sisi kloset, gadis itu mencium bibirnya sekali lagi, menarik diri lalu tersenyum padanya. Entah mengapa, Hun bersyukur, sekalipun gadis ini benar-benar harus bercinta dengannya—itu karena dia adalah Hun. Bukan seseorang. Ataupun pria lain. "Apa aku boleh tahu, benda apa yang waktu itu..."
"Sesuatu yang dapat membuat seseorang sakit parah," jelas Hun, mengangkat gadis itu lalu meletakkan kedua kaki yang terlihat rapuh itu dengan perlahan di atas lantai. Ia mengambil handuk dari dalam lemari, mengeringkan rambut dan bahu gadis itu dengan perlahan. Hun memperhatikan celana jins tua yang hampir ia robek itu sambil melilitkan handuk di tubuhnya. "Lepaskan celanamu, lalu keluarlah. Letakkan pakaian kotormu di sana—" Hun mengangguk ke arah ember putih yang terletak di luar kaca.
Hun melangkah keluar dari sana lalu meninggalkan gadis itu di belakangnya. Saat ia melewati ruang tamu, langkahnya berakhir di depan pintu kamar. Sejenak ia terlihat berpikir, lalu menguping dari luar saat gadis itu menarik turun jins tua itu dari tubuhnya. Lalu dengan langkah ringan, melewati pintu kaca, berjalan menuju keberadaan ember dan meletakkan pakaian kotornya disana.
Hun merasa lega.
Khawatir membayangkan gadis itu terpeleset atau terjatuh di toilet yang asing itu.
Salah satu laci yang berada di dalam lemari, terbuka. Hun memeriksa beberapa pakaian yang cocok untuk gadis itu. Lalu saat ia hendak menarik salah satunya, gadis itu telah berlari dan memeluknya. "Kau sudah meletakkan pakaian kotormu di tempat yang kuminta?"
Skithia mengangguk pelan. Berdiri di samping Hun, ikut memperhatikan isi lemari itu.
"Kau tidak menggunakan bra," Skithia menatap dada Hun yang telanjang. Lalu meremas sesuatu di balik handuk,"aku harus menggunakannya."
Hun dapat memastikan bahwa gadis ini telanjang di balik handuk putih itu.
Tidak hanya itu.
Hun juga dapat memastikan bahwa ia dapat melakukan apapun yang ia mau, seandainya ia adalah pria seburuk itu. "Aku akan membelikannya untukmu. Tapi untuk sekarang—kau bisa melapisi pakaianmu dan makan bersamaku."
Skithia mengangkat tatapannya,"Ok," angguknya, sadar bahwa ia sangat kelaparan.
Hun balas mengangguk kemudian memberikan dua kaos berlengan pendek dan sebuah celana berwarna hitam. Gadis ini mungkin tidak akan merasa nyaman memakainya. Tapi pakaian ini bisa menyelamatkan Skithia untuk sementara waktu dari imajinasi liar pria yang saat ini berdiri dihadapannya.
"Kau ingin makan apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SKITHIA
FantasyHun adalah seorang Theron berwajah kejam yang tidak memiliki belas kasihan. Pertemuannya dengan gadis mutan bernama Skithia, membuatnya ingin memperalat gadis itu. Skithia masih berumur 20 tahun, namun pria bajingan yang cukup dewasa seperti dirinya...