MINE

11 1 1
                                    

Brad menjulurkan kepala melewati pintu rumah Hun. 

Ini kali pertamanya berkunjung ke rumah bajingan ini. Namun kedatangannya bukan untuk beradu kekuatan, namun untuk berduka atas kepergian Skithia. Ada beberapa Theron yang mengekorinya di belakang. Manusia biasa pasti akan terkejut menyadari ukuran tubuh mereka yang luar biasa kekar, seperti seorang binaragawan, di lingkungan yang terlalu manusiawi ini.

Lucas mendahului Brad menuju ruang tidur, membantu Hun membaringkan gadis itu disana. Emosi yang sebelumnya dibagikan oleh Hun kepada mereka, kini telah sirna. Pria itu telah membisu selama lebih dari enam jam, dimana ia hampir saja membunuh Montana yang kini berada di balik jeruji penjara. 

Brad telah memutuskan untuk menahan Montana disana untuk sementara waktu, sampai pemakaman—

"Dia belum mati," Hun mulai bicara. Perasaannya berkecamuk, ingin menyangkal kenyataan itu.

Lucas mengerutkan kening,"Kau melihatnya sendiri. Ia tidak lagi bernapas." Ingin mengutarakan kesedihannya atas kepergian Skithia, namun Hun tidak terlihat ingin mendengarnya.

Brad melangkah menuju pintu kamar. Pintu kamar Hun terlalu kecil untuknya. Perhatian Brad teralihkan pada Hun, bajingan itu juga memiliki tubuh yang terlalu besar. Tidak, Brad bodoh sekali. Basi-basi yang terlintas di benaknya saat ini jelas adalah bukti rasa bersalahnya pada Skithia.

Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, Brad menelusuri ruangan itu. Kesedihan yang begitu pekat memenuhi seisi kamar. Brad tidak yakin apa yang ada dalam pikiran Hun saat ini, tapi Hun jelas akan membunuh Montana setelah semua ini berakhir. Ia tidak akan berpikir dua kali untuk melakukan itu. 

Hun, bukan sejenis Theron yang mudah memaafkan. Brad mengenali sisi Hun yang satu itu.

Menyingkirkan selimut dengan kedua tangan yang tidak mau bekerja sama, Hun merasakan tubuhnya ingin berbaring di sisi Skithia. Namun jika ia melakukan hal itu, itu sama saja dengan membuang-buang waktunya. Hun ingin terus memandangi wajah cantik ini. Hun ingin memastikan bahwa Skithia baik-baik saja dengan denyut nadinya yang telah lama menghilang. Hun telah memeriksanya ratusan kali. Harapannya kosong. Skithia jelas tidak akan kembali. Luka di tubuhnya bahkan tidak menyatu. Hun biasanya dapat melihat benda aneh berwarna hitam itu bergerak-gerak seperti perekat di tubuhnya.

Tapi tidak kali ini.

Hun tidak melihat apapun yang menjelaskan bahwa Skithia masih memiliki harapan untuk hidup. Sialan, ia tidak ingin membayangkan hal terburuk itu untuk terjadi, karena itulah Hun terus berharap. Jika Skithia tidak bangun hari ini, Hun tidak yakin apakah ia akan menguliti Montana terlebih dahulu, atau membunuhnya. Tidak. Garis rahang Hun mengeras. Tatapannya tampak dipenuhi tekad yang tidak mungkin dapat digoyahkan oleh mahluk manapun. 

Aku bersumpah akan membunuhnya. Hun merasakan bibirnya gemetar. 

Menangis tidak akan mengembalikan gadis ini ke pelukannya.

Hun mencondongkan tubuh ke depan, menyingkirkan rambut dari wajah Skithia. Ia meletakkan tangannya diatas dada Skithia yang berdarah,"Bangkitlah Nona, atau aku bersumpah akan membunuh wanita itu dengan kedua tanganku." Hun mengangkat tangannya. 

Brad mengerutkan kening.

Lucas membeku.

Waktu seolah terhenti saat...

"Kau akan benar-benar menyesalinya jika hal yang sama terjadi untuk kedua kalinya, bajingan!" bentak mahluk asing yang dengan tiba-tiba mencengkeram leher Hun dan membaringkan pria itu diatas tempat tidur. 

Suhu di ruangan itu berubah panas dan terasa menyesakkan. 

Lucas merasakan keringat membasahi garis punggungnya. Kepalanya bergerak cepat ke setiap sudut, memastikan tidak satu pun benda yang terbakar di ruangan itu. Rasanya seperti berada di tengah kobaran api.

Brad mengarahkan pistolnya. Benda itu hampir saja meledak dan melubangi bahu Skithia seandainya Hun tidak segera menghentikannya."Bagaimana mungkin?" Brad merasakan seluruh bulu kuduknya merinding. Tekanan di ruangan itu berubah drastis.

Lucas melirik Brad, begitu pula sebaliknya.

Rasa posesif yang menjanjikan perlindungan tampak jelas dalam sorot mata Hun, mahluk itu pasti dapat melihatnya dengan jelas. "Itu akan menjadi yang terakhir kalinya. Aku bersumpah padamu."

"Skithia hampir saja mati! Dia jelas sudah mati seandainya aku tidak ada di dalam dirinya! Kupikir akan mudah menyatukan diri, aku juga hampir mati dasar pria idiot!" amuk mahluk itu, lalu Skithia lunglai di atasnya dan detak jantung beserta hembus napasnya kini telah kembali seperti semula.

Brad dan Lucas memandangi Hun. Ada ribuan pertanyaan. Namun...

Hun melambaikan tangan, mengizinkan gadis itu berbaring di atasnya. "Berikan aku sedikit privasi, atau aku akan menghancurkan kalian berdua."

Lucas spontan berbalik dan—"Brad, jangan biarkan dia membunuh siapapun hari ini."

Brad mengatupkan rahang dan memaksakan dirinya untuk berpindah menuju ruang tamu. Masih berpikir, namun tahu akan ada waktu yang tepat untuk satu pertanyaan itu. "Baiklah Czaron, aku memutuskan untuk kembali dan mengizinkanmu menenangkan diri. Aku ingin kau membawa gadis itu padaku saat ia telah pulih sepenuhnya. Masih ada urusan yang harus kita selesaikan."

Lucas yang hampir saja duduk, menahan bokongnya di udara.

Brad meninggalkan ruangan itu dan menghilang secepat kedipan mata.

"Kuharap gadis itu baik-baik saja," bisik Lucas, tahu Hun pasti mendengarnya.

Keheningan itu tidak berlangsung lama hingga Skithia sadar sepenuhnya. Skithia menarik diri dengan perlahan, menghirup aroma Hun yang begitu ia sukai, lalu menyentuh pipinya. "Kau menangis?" tanya Skithia, mata sembab itu menyadarkannya. Hun balas menyentuh pipi Skithia, rasa hangat yang begitu familiar menelusup masuk jauh ke dalam jiwanya.

Hun mendekatkan diri,"Kau hampir membuatku terkena serangan jantung, Nona." Dengan bibir yang menempel di bibir Skithia, amarah Hun terkendali. "Kuharap itu adalah yang terakhir kalinya aku melihatmu tak bernapas seperti itu."

"Montana menyerangku," Skithia mencoba untuk mengingat-ingat. Ia merasa bingung,"mengapa ia menyerangku?"

"Jika mahluk sialan yang ada dalam dirimu itu—" Hun menahan diri, jelas Skithia benar-benar hilang kendali sampai ia tidak mengingat apapun. "Kau benar-benar memaksaku menikah dihadapan semua Theron."

SKITHIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang