Begitu pula sebaliknya, Hun juga akan—
Skithia memejamkan matanya. Ia pernah merasakan getaran asing ini di suatu tempat. Menyadari Hun dan pria bernama Tyler itu sedang bersitegang, Skithia menyempatkan diri untuk fokus pada kekuatan asing yang muncul dengan tiba-tiba ini.
Getaran ini mengingatkannya pada mahluk berbau bangkai, namun juga mengingatkannya pada sesuatu yang pernah ia temui di Mega Mall. Sesuatu yang tidak bisa ia lihat namun kedatangannya seperti serangan nuklir. Mampu ia prediksi namun tidak dapat ia hentikan. Rasa takut memenuhi diri Skithia saat sel-sel pada tubuhnya menggelenyar.
"Hun." Skithia menarik Hun dan mengarahkan telunjuknya ke langit-langit.
Hun mengarahkan pandangannya ke atas. Tidak ada apapun disana hingga...
Suara ledakan yang begitu mengerikan menggelegar di udara.
Hun membungkuk dengan cepat dan memeluk Skithia dalam dekapannya. Kekuatan asing yang belum pernah Hun temui tiba-tiba saja telah mengitari seisi ruangan. Memamerkan eksistensinya. Rahang Hun mengeras.
Ruangan itu hancur. Reruntuhannya membuat sebagian Theron dengan tergesa-gesa membentuk perisai pertahanan. Skithia terkejut setengah mati mengetahui Hun dan Tyler tidak menyadari bahaya itu. Skithia bergeser, menghindar dari Hun dan segera berdiri dihadapan pria itu, bersumpah pada dirinya sendiri bahwa ia akan melindungi—
Skithia terlontar.
Brad dan Hun terpaku. Waktu berubah lambat saat Skithia terlempar di udara.
Sialan, batin Brad lalu menatap Hun. Pria itu segera memahami maksudnya dan mereka pun segera berbagi tugas ketika Skithia masih berada di udara. Hun melesat secepat kedipan mata. Ia membungkuk dan langsung melompat untuk menangkap Skithia.
Brad tiba di belakang Hun. Napasnya tertahan. Untungnya ia tiba di saat yang tepat dan berhasil menjadi perisai mereka. Tidak seorang pun yang bergeming. Keheningan mencekam memenuhi ruangan saat ledakan itu berakhir. Tidak terdengar apapun. Tidak ada pergerakan apapun. Lalu amarah memenuhi ruangan yang hampir hancur itu. Terlihat seolah ada arsitek amatir yang mendesain ulang bangunan tersebut menjadi kepingan reruntuhan tidak berarti. Bangunan yang telah menjadi kehormatan Brad seumur hidupnya. Sesuatu yang begitu ia banggakan.
Hun berlutut. Terlalu terkejut. Perut Skithia berdarah. Gadis itu berdiri dihadapan Hun dengan begitu berani, berusaha untuk menghentikan sesuatu. Bersikeras untuk melawan sesuatu yang tidak bisa ia lihat dan kendalikan. Hun merasakan amarah mengalir dalam setiap ucapannya. "Kau pasti sudah gila."
Skithia merasakan sel-sel tubuhnya menyatu. "Hun, aku bertemu dengan mahluk itu."
Brad berbalik, terlalu penasaran untuk tidak langsung bertanya. "Apa itu?"
"Skithia?" Hun bergerak dengan cepat dan berdiri di sisi Skithia dengan begitu protektif. Gadis itu bangkit dan langsung melangkah menuju reruntuhan sembari memeriksa sekelilingnya. Ia yakin mahluk itu ada diatas sana beberapa menit lalu dan entah bagaimana Skithia berhasil mendeteksi keberadaannya. Skithia tidak tahu bagaimana bentuknya. Samasekali tidak yakin.
Brad mengikuti Skithia, tersadar dan menjaga jarak dari gadis itu menyadari amarah dalam sorot mata Hun. Tidak hanya Brad, Lucas dan Montana telah ada disana bersamanya. "Apakah kalian menyadari kedatangan mahluk itu?" tanya Brad, memastikan. Ia bahkan masih belum percaya seorang mahluk pun mampu menembus pertahanan Theron. "Bajingan sialan itu melangkah masuk ke ruangan sakral ini?" Brad hampir tertawa, namun ia tidak melakukannya karena merasakan kegelisahan gadis itu memenuhi udara.
Skithia kembali membisu. Matanya terpejam, memaksakan diri untuk kembali ke awal kejadian. Ia hanya merasakan sel-sel tubuhnya menggelenyar. Setiap kali Skithia merasakan hal itu, artinya ada bahaya yang akan muncul di sekitarnya. "Hun, mahluk ini jauh lebih berbahaya. Aku dapat merasakannya."
Hun melirik Brad.
Brad mengerti dan langsung memerintahkan para Theron untuk berkeliling.
Periksa seluruh tempat dan pastikan kalian menemukan jejak mahluk sialan itu.
Ratusan Theron yang dua detik lalu berada di ruangan itu, hilang secara bersamaan. Mereka berpencar ke setiap sudut. Benar-benar waspada. Ini kali pertama ada seekor mahluk yang berhasil menembus pertahanan seorang Brad. Mereka lebih memilih di buang dan di tanam ke dalam selokan daripada kembali kehadapan Brad tanpa berita apapun.
Montana berbalik, hendak menyentuh Hun namun menahan diri.
Montana merasakan aura yang belum pernah ia rasakan dalam diri seorang mahluk. Aura itu berputar di sekitar tubuh Skithia. Ia tidak menyukainya. Montana benci melihat gadis itu menyentuh Hun dengan wajah polosnya.
"Hun apa kau baik-baik saja? Apa kau terluka?" Montana mendorong gadis itu dari sisi Hun. Ia sudah memutuskan akan tetap mengejar Hun dengan cara apapun. Saat Montana berhasil menyingkirkan Skithia dari sisi Hun, ia memeriksa Hun dari ujung kaki hingga kepala. "Jangan khawatir, Hun. Kita pasti bisa menghentikan mahluk sialan itu. Semua orang sama terkejutnya denganmu. Mahluk itu tidak menunjukkan wujudnya. Sepertinya mahluk itu—"
Skithia hampir saja berlari menuju pintu depan saat Hun menariknya secepat kedipan mata.
Montana terkesiap setengah mati. Rasa malu menggerogoti tubuhnya. Pria itu bahkan tidak memedulikannya. Pelacur menjijikkan, ia menggigit bibirnya. Montana akan membereskannya dengan segera.
Skithia menatap Hun. Pria itu tiba di sisinya seperti sihir. Skithia bahkan tidak merasakan angin bergerak ke arahnya.
Perhatian Brad teralihkan. Ia memandangi kedua mahluk itu. Saat Hun bergerak, emosi yang belum pernah Brad rasakan dalam diri pria itu, menguap di udara. Brad dapat merasakan kegelisahan Hun. Keinginan untuk melindungi berpendar kuat di sekitar tubuh Hun. Tatapan Hun, yang juga belum pernah Brad lihat dalam sorot matanya, terlihat begitu jelas.
Brad tersadar bahwa Hun akhirnya benar-benar telah jatuh cinta. Bajingan itu, jatuh cinta.
Gadis itu bukan mainan. Brad hampir saja mati konyol karena berpikir Hun mungkin saja menganggap gadis itu sebagai mainan barunya. Tidak. Brad tahu Hun menganggap gadis itu lebih dari seorang mutan yang singgah ke rumahnya. Ataupun seorang mutan yang ia temui di persimpangan jalan.
"Aku harus memeriksanya." Skithia menundukkan kepala, berusaha menghindari Hun dan tertarik ke belakang saat seseorang menarik bahunya. Perhatian Skithia teralihkan, Montana menghunjamkan tatapan marah padanya. Skithia membisu, tidak tahu apa yang membuat wanita itu begitu tidak menyukainya.
Hun menarik tangan Montana dari bahu Skithia dan mendorong wanita itu dari hadapannya. "Mundurlah, Montana. Maka kupastikan kau akan tetap hidup dan bernapas." Hun benar-benar serius dengan ucapannya. Ia sungguh akan mencabut jantung wanita itu seandainya ia tidak melepaskan Skithia dan membuat gadis itu merasa terancam.
Lucas tiba disana. Ia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, karena itulah Lucas pun berusaha untuk menahan...
Montana menepis sentuhan Lucas. "Siapa pelacur ini?"
Skithia merasakan telinganya seolah naik dua sentimeter mendengar kata itu—pelacur?
Brad merasakan bahaya di udara. Ia menarik belati dari kantong kanannya dan memeriksa amarah siapa yang saat ini memenuhi udara. Sesaat perhatiannya tertuju pada Hun, namun pria itu tidak menunjukkan ekspresi apapun di wajahnya. Hingga amarah yang terasa begitu pekat itu memusat pada Skithia. Gadis itu terlihat begitu tenang di belakang Hun, namun dilingkupi oleh amarah yang begitu besar dan berbahaya. Seperti kabut yang tidak tertembus. "Tenangkan dirimu, Gadis Kecil."
Skithia berjuang untuk bernapas di balik amarahnya. Sepatah kata lainnya yang berhasil membuat Skithia merasa begitu kecil dan tidak berarti. Pelacur. Kata yang sering ia dengar dari seorang perawat yang menjaganya di ruang penelitian. Sesuatu yang mereka sebut sebagai ejekan dan sindiran.
Tidak, hinaan.
"Aku bukan pelacur." Skithia membalas pertanyaan Montana.
Montana tertawa, jelas tidak peduli dengan pembelaan itu. "Apa lagi kalau bukan pelacur jika kau tidur di rumah pria dan menjajakan tubuhmu, berpura-pura polos untuk mendapatkan perlindungan dari mereka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SKITHIA
FantasiaHun adalah seorang Theron berwajah kejam yang tidak memiliki belas kasihan. Pertemuannya dengan gadis mutan bernama Skithia, membuatnya ingin memperalat gadis itu. Skithia masih berumur 20 tahun, namun pria bajingan yang cukup dewasa seperti dirinya...