Tubuh Skithia lunglai. Terjatuh tepat ke pelukan Hun. Jika tadi Hun tidak meminta maaf pada Skylea, adu mulut itu tidak akan pernah berakhir. Skylea terasa seperti Skithia, namun tidak ada kepolosan dalam ucapannya. Gadis itu penuh amarah, menggebu-gebu, terkadang bahkan lebih memilih masa bodoh dan bertindak sesuka hatinya. Skithia membutuhkan saudarinya itu saat bertarung dengan musuh-musuhnya. Hun juga tidak merasa keberatan jika Skylea terus ada di dalam diri Skithia mengetahui gadis itu hanya ingin melindunginya. Walau begitu Hun bertanya-tanya apa yang mungkin terjadi pada Skithia jika Skylea di bawa pergi dari tubuhnya.
Tidak. Tidak hanya itu.
Pertanyaan lainnya adalah apakah benar wanita itu masih hidup atau tidak. Jika penyihir itu benar-benar masih hidup, Hun yakin dia sedang menyusun rencana besar. Sialan, Hun harus segera mengirimkan informasi ini pada Brad. Para Theron harus mencegah peperangan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Mereka tidak boleh bersantai saat wanita gila itu mungkin sedang mengumpulkan kekuatan untuk menghancurkan dunia.
"Hun?"
Tanpa sengaja Hun menegakkan bahunya begitu menyadari bahwa ia sedang memandangi selokan seperti orang bodoh. Di pelukannya, Skithia menatapnya. Tanpa menjawab Skithia, Hun melesat di tengah lapangan parkir.
Kilasan pikiran yang membuat Skithia bingung menyuruhnya untuk menunggu Hun berbicara. Ada apa dengan Hun? Pria itu tidak pernah terlihat sedingin ini saat memeluknya. Setelah tidak sadarkan diri, Skithia bertekad untuk menghancurkan apa pun atau siapa pun yang mungkin melukai Hun. Tidak peduli apakah orang itu Theron Tertinggi ataupun penyihir bernama Cleanades Joseph.
"Hun? Apa kau mendengarku?" gumam Skithia, matanya tidak sedetik pun dialihkan dari mata sebiru langit itu.
Hun mendapati kedua tangannya tersengat listrik merasakan kekuatan energi yang ada di tubuh Skithia. Berhenti. Ia belum pernah merasa terancam seperti ini karena Skithia. Kesadaran tersebut membuat Hun membungkuk. "Aku tahu kau baru saja bangun dari tidur siangmu, Nona Manis. Tapi energi ini, aku belum pernah merasakannya. Dari mana kau mendapatkan kekuatan ini?"
Skithia membalas tatapan yang terkesan misterius itu. "Aku tidak paham maksudmu. Apakah aku kembali melukaimu, Hun? Apakah aku melukai seseorang? Apa yang terjadi? Bagaimana aku bisa seperti ini..." kekesalan Skithia semakin menjadi-jadi.
"Kau terlalu cerewet," tukas Hun nyaris terhipnotis menatap mata hazel favoritnya itu. Skithia terlihat cantik, sialan, suara batin Hun kembali berulah. Ini normal. Aku hanya melakukan apa yang pasti dilakukan pria mana pun ketika dia hampir kehilangan seseorang.
Ekspresi Skithia menunjukkan kecurigaan yang dipenuhi kekhawatiran."Hun, turunkan aku." Sktihia tidak bisa menahan diri untuk tidak bersikap cerewet. Ia tidak terbiasa menghadapi Hun yang mengabaikannya seperti ini.
Seolah merasakan kalau Skithia sudah membulatkan tekadnya, Hun memutuskan untuk menurunkannya. Ia mengerutkan dahi, tahu permasalahan ini tidak akan berakhir baik. "Aku ingin kau terus bersembunyi." Wajah Hun mengeras dengan tatapan mematikannya. Nada angkuh itu telah kembali. "Skithia, jika para Theron datang untuk meminta bantuanmu, kau harus menolaknya."
"Walaupun hanya untuk bantuan kecil?"
Kerutan di dahi Hun bertambah dalam.
Pria itu jarang berbicara seserius ini dengannya. Skithia memperhatikan.
"Walau hanya untuk membunuh seekor semut sekalipun." Itu adalah final. Hun merasakan suatu hantaman penyesalan ketika Skithia tampak kebingungan. Tapi tidak, hari ini Hun harus mengeraskan hati. Skithia harus tetap hidup. Gadis ini akan melihat dunia bersamanya. Jauh di dalam jiwa Skithia yang polos itu, Hun dapat merasakan keinginan-keinginan Skylea yang berbahaya. "Kau ingin protes?" tanya Hun sewaktu matanya yang peka mengamati rasa tidak senang pada sorot mata Skithia.
"Walaupun ketika Brad mengancam akan membunuhmu?"
Hun menoleh dan memandang Skithia sambil mengerutkan dahi. Skithia tidak akan mundur semudah itu. "Walaupun ketika Brad mengancam akan membunuhku."
Skithia menegakkan badan, mengepalkan tangannya di sisi paha. "Tidak."
"Ya." Hun akhirnya menyadari bahwa setiap pertarungan yang dihadapi Skithia membuat indra-indra gadis ini bertambah peka. Kemampuannya bertambah pesat. Dengan berhati-hati Hun memikirkan tanggapannya. Karena Hun telah berjanji untuk tidak mengungkapkan kebenaran pada Skithia, dan entah bagaimana Hun juga setuju dengan Skylea.
Jika Skithia tahu tentang semua masa lalunya, gadis ini bukan hanya akan mendapatkan jawaban, namun juga kebenaran akan kematian saudarinya. Peringatan dan larangan ini Hun ciptakan untuk melindungi Skithia dari bahaya.
"Kenapa?" Skithia bertanya cepat-cepat. Tidak setuju dengan Hun sama sekali.
Hun tersihir karena tanggapan cepat Skithia. Skithia memiliki keberanian dan semangat yang lebih besar daripada yang pernah Hun jumpai dalam diri seorang makhluk. "Karena aku memintamu untuk melakukannya," jawab Hun sambil mengulurkan tangan dan menarik Skithia mendekat. Ia menatap Skithia dengan ekspresi masam, bukannya menghindari bahaya, Skithia malah langsung melompat ke tengah peperangan tanpa rasa takut.
"Aku tidak mungkin membiarkanmu berada dalam bahaya karena keberadaanku, Hun," bantah Skithia. "Aku tahu kau sangat kuat. Tapi akulah yang membawa semua bencana ini ke dalam hidupmu. Aku ingin kau juga mengikutsertakan aku untuk menyelesaikan masalahnya."
Selama sesaat Hun mengingat Brad yang dulu pernah berseteru dengannya seperti ini. "Tidak. Aku tidak akan pernah membiarkanmu." Hun memaksa. "Terakhir kali seorang makhluk beradu mulut denganku, keberadaannya terancam punah, Skithia. Aku tidak ingin kau menjadi korban selanjutnya." Menggamit pinggul Skithia, Hun berjalan dan membawanya tanpa sempat menatapnya. Hun harus bersikap keras kepala demi keselamatan gadis ini.
"Tapi—"
Hun menghentikan langkahnya, terlihat serius. "Tidak ada protes, Skithia."
KAMU SEDANG MEMBACA
SKITHIA
FantasyHun adalah seorang Theron berwajah kejam yang tidak memiliki belas kasihan. Pertemuannya dengan gadis mutan bernama Skithia, membuatnya ingin memperalat gadis itu. Skithia masih berumur 20 tahun, namun pria bajingan yang cukup dewasa seperti dirinya...