Montana berjalan cepat kehadapan Hun.
Masih belum menerima sikap Hun yang begitu membela gadis itu. "Apa yang sudah dia lakukan padamu?" Amarah dalam suara Montana berujung pada air mata yang mengalir di pipinya. Ia mengulurkan tangan untuk menyentuh Hun, tapi pria itu langsung menolaknya.
"Yang jelas, sesuatu yang tidak akan pernah bisa kau lakukan." Hun mengatupkan rahang. Ruangan itu berubah dingin. Sebenarnya Hun tidak suka berkelahi dengan para wanita. Mereka membuatnya lelah. Apalagi wanita bernama Montana Bernada ini. Dia mungkin berpikir bahwa dunia berputar mengitarinya. Hanya untuknya. Hun tidak habis pikir bagaimana wanita ini dapat begitu percaya diri dan berpikir setiap pria akan benar-benar jatuh cinta padanya.
Hun harus mengakui, Montana memang cantik. Tapi Skithia—Hun mengalihkan pandangannya ke wajah mungil yang saat ini masih belum sadarkan diri di altar sana—Skithia jauh lebih cantik, pikirnya. Tidak dapat di bandingkan dengan siapapun, apapun, kalimat itu berasal dari benak Hun.
Brad tidak ingin ikut campur dalam pertikaian bodoh itu. Karena itu, Brad melangkah ke tengah ruangan, memeriksa setiap sudut dan memastikan tidak ada siapapun yang melewati pintu masuk. Ia merasakan sesuatu, samar-samar terlintas dalam benaknya. Brad tidak yakin, mahluk atau hewan apa yang sempat menembus masuk ke dalam pikirannya itu. Persetan. Apapun itu, dia atau mereka tidak akan mendapatkan jamuan yang penuh ramah tamah.
Brad memanggil Lucas dengan tatapannya. Pria itu melesat kehadapannya di detik selanjutnya.
Pikiran Brad sedang kacau, dia tidak yakin apa yang sebenarnya sedang terjadi. Ia tidak punya waktu untuk memanggil para tetua di saat genting seperti ini. "Perintahkan penjaga untuk bersiaga di setiap pintu masuk. Lakukan dengan berkelompok. Aku tidak ingin seorang Theron pun mati hari ini."
Lucas mengangguk.
Langsung melaksanakan perintahnya.
Keheningan yang melingkupi Montana dan Hun sempat menyudahi pembicaraan di antara mereka, namun tidak satu pun kalimat Hun yang berhasil menyenangkan hati Montana. Ia tidak suka. Tidak akan pernah suka melihat gadis itu berhasil mencuri hati Hun. Sudah lama ia berada disisi Hun dan menunggu pria itu untuk menatap ke arahnya. Montana bahkan tidak ingat sudah berapa lama ia mengejar bokong Hun seperti anjing betina yang sedang birahi.
"Gadis ini pasti telah memperalatmu. Tidak mungkin semua ini bisa terjadi. Lihatlah Hun, apa kau pernah melihat siapapun yang tidak di undang bisa menembus pertahanan Brad? Yang benar saja. Bagaimana bisa kau mengizinkan wanita sialan ini mempengaruhi—"Montana tersentak, menarik diri dan menjauh dari Hun ketika gadis sialan itu muncul di hadapannya. Tangannya mengepal kuat, ingin sekali rasanya Montana mematahkan rahang gadis itu. Pasti mudah sekali, atau kalau bisa, Montana akan merasa lebih puas jika ia bisa membunuh gadis ini dihadapan Hun.
Jangan lagi, alam bawah sadar Skithia mengendalikannya. Dia tidak dapat mengendalikan dirinya. Dia—entah bagaimana telah tiba dihadapan Hun, meskipun itu bukan keinginannya. Ia merasakan setiap tatapan seolah menembus pipinya. Para Theron ada disana, bersamanya. Selama beberapa detik yang begitu menyebalkan, Skithia tidak yakin apa yang ingin ia lakukan. Kakinya memaksanya untuk bangkit dan berdiri.
Berusaha menenangkan diri, Skithia akhirnya tersadar. Perhatiannya tertuju pada Theron Tertinggi yang saat ini memunggunginya disana. Sesuatu yang begitu menyeramkan bersembunyi di suatu tempat di ruangan ini. Skithia berjuang mengalihkan pikirannya dari tatapan penuh amarah yang saat ini dapat ia rasakan dari sudut matanya. Montana tidak akan berhenti. Pertengkaran yang terjadi diantara mereka sepertinya tidak akan berakhir semudah itu. Skithia menggeleng, keresahan memenuhi dirinya. Lalu ia kembali memusatkan pikirannya. Memikirkan cara untuk mencari tahu, siapa mahluk asing itu dan dimana—
Kedua tangan Skithia terangkat, ia melesat ke arah Brad, mendorong pria itu hingga sesuatu yang begitu besar membuat Skithia terlontar dan menghantam dinding dengan punggungnya. Amarah dan kekuatan magis yang belum pernah ia rasakan dalam hidupnya memenuhi ruangan itu seperti kepulan debu. Pekat dan sangat menyesakkan.
Hun menarik Skithia bersamanya sementara Brad tiba disana untuk menamengi mereka. Tidak lama setelah itu,"Apa ini—" Brad kehilangan keseimbangan saat punggungnya menerima sebuah pukulan. Ia terpental, menghantam meja sidang yang kemudian hancur berkeping-keping di belakangnya.
Lucas terpaku, ia bahkan tidak bisa melihat kejadian itu. Segalanya terjadi begitu cepat dan membuat seluruh Theron membentuk lingkaran penuh, saling memunggungi dan membisu.
"Hun..." amarah dan rasa cemas berkecamuk dalam diri Hun ketika Skithia memaksakan diri untuk berdiri disisinya. Gadis itu berdarah. Ia ingin menyentuhnya dan menyembunyikan Skithia ke suatu tempat,"jaga punggungku," pinta Skithia lalu menghilang dan menghancurkan sesuatu dengan sebuah pukulan.
Hun muncul disana. Gerakannya seperti pedang yang digerakkan dengan sembarangan."Hentikan," bisiknya, kemudian memelototi Brad yang memandangi mereka di kejauhan."Apa kau pikir ini pertunjukan sulap, Tyler?" teriak Hun. Langkahnya berakhir di sudut ruangan mengikuti Skithia yang kembali menabrak dinding untuk kedua kalinya.
Belum sempat mengulurkan tangan untuk menolong gadis itu, Hun terpaku menyadari keseriusan yang tampak jelas dalam sorot mata Skithia. Skithia bergerak tepat ke hadapan Hun dan menamenginya dari sosok asing itu, kali ini harga diri Hun benar-benar terluka. Berjuang penuh dengan indera-inderanya, Hun membuat kepingan dinding yang telah runtuh bergerak di sekitarnya.
Hun menarik Skithia ke dekapannya. Memeluk gadis itu dan berbisik di telinganya,"Tidak lagi, Skithia. Biarkan aku melindungimu kali ini," lalu melesat cepat menuju langit-langit yang ada di atasnya.
"Itu dia!" teriak Brad menyadarkan seluruh Theron yang membeku di posisi mereka. Senyum licik menghiasi bibir Brad, ia memang di nobatkan sebagai seorang Theron Tertinggi, tapi otaknya tidak secerdas bajingan sialan yang saat ini bertarung disana. Brad melesat dan menyelamatkan punggung Hun saat hewan besar, tidak, dia sendiri bahkan tidak yakin. Titik-titik debu berhasil membentuk tubuh mahluk itu, namun belum jelas apakah mahluk itu adalah hewan atau manusia.
Brad mengarahkan pedangnya saat Hun menarik napas di belakangnya,"kau berhasil melukainya?"
Hun merasakan telinganya berdengung keras, ia menggelengkan kepala dengan kuat dan berjuang mengendalikan diri,"Dengarkan aku, Tyler, jika gadisku terluka untuk..." ia kembali mengingat,"entah untuk ke berapa kalinya, aku bersumpah akan menghancurkan singgahsana sialanmu itu dan mengambil posisimu di hari kematianmu."
Aura gelap dan rasa geli bercampur di udara, Brad mengangkat pedangnya dan menggeleng," Czaron, mimpimu terlalu berlebihan." Amukan pedang Brad membuat udara berputar seperti badai, bersamaan dengan tebasannya, auman seekor hewan buas memenuhi seantero ruangan. Brad melompat cepat ke atas tubuh mahluk yang kini mulai memiliki bentuk itu. Tinggi tubuhnya dua kali tubuh Brad, besarnya—"Luar biasa," Brad tersenyum, lalu melompat cepat menuju kepala hewan tanpa nama itu. "Apakah hewan aneh ini juga hasil dari penelitian..."
Hening.
Skithia tiba disisi Brad dan mendorong Hun saat pria itu hendak menghentikannya. Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, Skithia menarik kepala hewan tersebut hingga terputus dari lehernya,"Dia belum mati," jelasnya, lalu melirik Brad dan memukulnya dengan kepalan tangan,"apa kau sudah gila?! Kenapa kau berdiri begitu dekat dengannya dan membahayakan nyawamu?!"
Brad terpaku.
Ruangan itu membeku selama beberapa saat. Membisu. Tidak seorang pun yang...
Segunung amarah. Ancaman. Sebuah janji akan kematian.
Brad mendengar benaknya berbicara.
Aura mengerikan yang tidak terduga menguap di udara, membuat seluruh Theron mengalihkan perhatiannya kepada seseorang.
Brad melangkah mundur, menyadari kecanggungan itu,"Tenangkan dirimu, Czaron."
Bajingan ini, Brad melesat ke belakang Skithia. Dia sudah salah paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKITHIA
FantasyHun adalah seorang Theron berwajah kejam yang tidak memiliki belas kasihan. Pertemuannya dengan gadis mutan bernama Skithia, membuatnya ingin memperalat gadis itu. Skithia masih berumur 20 tahun, namun pria bajingan yang cukup dewasa seperti dirinya...