"Waktu kami kecil, Skithia dipaksa untuk membunuhku. Aku tidak ingin dia kembali mengingat hal ini. Seorang penyihir mengucapkan beberapa mantra padanya untuk melupakan seluruh masa lalu itu. Lalu kau—" sosok itu melayang dengan cepat dan bergerak ke hadapan Hun jauh di dalam benaknya. Senyum licik dan amarah tampak jelas lewat sorot matanya. "Kau membuat adikku mengingat masa kecilnya, bajingan. Kau pikir aku akan melepaskanmu begitu saja? Aku bersumpah, akan membunuhmu jika Skithia terluka karena seluruh masa lalu itu."
"Kau tidak menyayanginya," Hun menuduh sosok itu.
Sisi licik yang terlihat jelas lewat sorot matanya berubah saat Hun mengatakan hal itu.
"Tutup mulutmu. Kau tidak tahu apa pun tentang kami. Kau sama saja dengan—"
Hun menghirup udara, aroma Skithia muncul begitu tiba-tiba. "Aku tidak sama dengan siapa pun yang kau maksud itu." Hun melangkahkan kakinya menuju parkiran. Aroma Skithia semakin kuat. "Kau tahu Skithia tidak suka melukai siapa pun, namun hari ini kau memaksa gadis itu untuk membunuhku, tidak hanya aku, tapi kau juga membuatnya membahayakan seluruh manusia yang ada di mall ini. Apakah kau pikir Skithia akan berterima kasih atas tingkah lakumu yang kekanak-kanakan itu?"
"Kau melukainya. Mereka juga melukainya waktu itu! Mereka pantas mendapatkannya! Mengapa kalian menjerumuskan adikku ke dalam penderitaan ini?! Mengapa dia harus menyelamatkan kalian dan memaksa dirinya terjebak dalam pertarungan mengerikan ini?!"
Kedua kaki Hun berhenti melangkah.
Kali ini Hun ingin mendengarkan—
"Skithia bukan gadis yang jahat. Dia juga bisa terluka. Dia juga bisa menangis Dia tidak pernah bersikap manja pada siapa pun sampai akhirnya dia bertemu denganmu! Lalu kau menjadikannya perisai untuk memburu hewan buruanmu! Kau meninggalkannya dengan banyak pertanyaan yang kau tahu, dia tidak bisa menjawabnya seorang diri. Anak itu, baru saja berumur satu bulan. Dia tidak tahu apa pun tentang dunia ini selama 22 tahun hidupnya. Dia baru saja dibebaskan dan menjalani hidupnya layaknya seorang manusia dalam sebulan belakangan. Namun adikku sudah merasakan kematian lebih dari sekali. Kau pikir...aku akan merelakannya untuk mencintai bajingan sepertimu?"
Sosok itu menangis.
"Penyihir sialan itu, menjebakku di dalam adikku dan menjadikan kami seperti monster. Jika adikku merasakan sakit yang membuatnya menderita, kau tahu aku, sebagai sisi jahat yang ada di dalam dirinya akan mengambil alih tubuhnya. Aku tidak suka melihatnya merasa bersalah. Aku juga tidak ingin mengambil alih—"
"Kau melindunginya, lebih dari yang kau tahu."
"Tutup mulutmu dan berhentilah mengucapkan omong kosong. Aku tidak akan pernah membiarkanmu untuk terus berada di dekatnya. Kau hanyalah seorang bajingan yang—"
"...yang bisa melindunginya. Kau tahu aku bisa melindunginya lebih dari siapa pun."
Sosok itu perlahan melayang dan melintasi ruangan sehingga ia bisa menjauh dari Skithia saat amarah mengambil alih dirinya. Lampu di ruangan itu berkedip-kedip. Hun tidak yakin apakah ruangan itu sungguh ada atau hanyalah khayalan semata. Apa pun itu, Hun tidak suka menyadari dirinya berada jauh dari Skithia. Gadis itu, Hun tidak akan membiarkannya bertarung sendirian dan merasakan kesendirian seperti yang telah ia lalui selama ini.
"Kami bukanlah putri dari pria bajingan bernama Dr. Jam Miller."
Kedua telinga Hun naik beberapa sentimeter mendengar pengakuan gadis itu. Informasi ini jauh berbeda dari yang telah Hun dapatkan melalui Lucas. "Aku akan mendengarkan. Aku ingin tahu lebih banyak tentang—"
"Aku dan Skithia terlahir kembar. Identik. Kami dapat merasakan emosi yang sama, luka yang sama, bahkan memiliki pikiran yang sama. Kami seutuhnya manusia sampai Dr. Jam Miller mengetahui kelebihan itu. Bajingan itu menculik kami saat kami berumur 5 tahun, membawa kami ke ruang riset terkutuk itu dan memaksa kami untuk melakukan segala hal yang jelas menguntungkan penelitiannya. Skithia adalah anak yang sangat baik dan penurut. Bajingan itu selalu memperalat sisi dirinya yang baik itu untuk membujukku melakukan banyak hal. Aku sedikit rewel dan agaknya pria sialan itu menganggapku tidak berguna, karena Skithia ternyata memiliki kelebihan dari segi fisik. Adikku memiliki fisik yang lebih baik dariku."
Rahang Hun terkatup rapat, masih terlihat berpikir."Siapa namamu?"
"Apakah kau bisa berjanji untuk tidak menyebutkan namaku di hadapan Skithia?"
"Aku berjanji."
"Skylea."
Sesuatu dalam suara gadis itu membuat Hun merasa kasihan. Sekalipun gadis bernama Skylea ini menyimpan amarah yang begitu besar dalam suaranya, ada jiwa kanak-kanak yang terluka di sana. Hun merasakannya begitu jelas. "Baiklah. Lalu apa yang harus kulakukan untuk membuatmu percaya kalau Skithia akan aman bersamaku?"
Tidak, batin Hun, sialan.
"Tidak, walaupun kupikir ini tidak sopan, apa yang terjadi padamu?"
"Cleanade Joseph, wanita sinting itu membunuhku dan menyimpan jiwaku ke dalam tubuh Skithia."
Nama sialan itu membuat jantung Hun terhenti sejenak.
Biarkan aku berpikir, Hun mengepalkan tangannya. "Apa yang sialan itu lakukan?"
"Dr. Jam Miller harusnya sudah mati puluhan tahun lalu. Tidak, bahkan mungkin ratusan tahun lalu. Namun pria itu menciptakan kloning untuk dirinya sendiri demi sebuah penemuan. Pria itu selalu berkata bahwa di masa depan dia akan mampu mengendalikan seluruh makhluk hidup dengan kekuatan dari bala tentaranya. Dia sudah membunuh puluhan anak demi penelitiannya yang gila itu. Dalam penelitiannya yang sukses, dia menyebutkan bahwa dia memiliki dua putri, kembar. Bajingan itu bukanlah ayah kandung kami. Aku dan Skithia masih dapat mengingat dengan jelas kedua orang tua kami sebelum bajingan itu menculik kami dan membawa kami pergi ke—"
"Lalu apakah kedua orang tuamu sudah melakukan pencarian untuk kalian?"
Kegelisahan. Hun melihat gadis itu gelisah.
"Kami tidak memiliki kesempatan untuk kabur dari ruang penelitian itu. Kami tidak bisa mengakses apa pun. Sampai suatu hari Dr. Jam Miller memutuskan untuk membuangku dan memperalat Skithia. Hari itu, aku dapat mengingatnya dengan sangat jelas bahwa Cleanade Joseph ada di sana di sebuah ruangan yang begitu lembab dan gelap. Aku tidak ingat bagaimana kami bisa tiba di tempat itu. Namun, Skithia tiba-tiba saja menusuk leherku dengan sebilah pisau."
Hun ingin mempercayai kata-kata yang satu itu, namun...
"Skithia kerasukan setelah Cleanade Joseph mengucapkan beberapa mantra. Aku tidak tahu siapa wanita gila itu, namun di ruangannya yang mengerikan dalam ingatanku, terdapat beberapa mayat di sana. Wanita itu mengoleskan sesuatu pada tubuh-tubuh yang hampir membusuk dan membisikkan sesuatu pada setiap telinga dari mayat-mayat itu. Aku tidak tahu kalau hari itu aku dan Skithia telah bertemu dengan seorang penyihir, yang begitu ditakuti."
Informasi yang satu itu sangat menarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKITHIA
FantasyHun adalah seorang Theron berwajah kejam yang tidak memiliki belas kasihan. Pertemuannya dengan gadis mutan bernama Skithia, membuatnya ingin memperalat gadis itu. Skithia masih berumur 20 tahun, namun pria bajingan yang cukup dewasa seperti dirinya...