A PARTNER

10 1 2
                                    

Hun merasakan amarah menyeruak kuat dari dalam dirinya bersamaan dengan sesuatu yang begitu pilu menusuknya. Ia melirik Skithia, gadis itu tidak mengatakan apapun dan terlihat begitu tenang saat kembali berkata,"Aku tidak menjajakan tubuhku pada pria manapun. Tidak berpura-pura polos ataupun berusaha untuk mendapatkan perlindungan dari mereka." Itu sebuah pernyataan. "Aku tidak memeluk seseorang tanpa izin dari mereka. Aku tidak berpura-pura peduli dan menanyakan kondisi seseorang, namun kabur di saat seseorang itu dalam bahaya." Skithia menambahi, ia tidak suka pada wanita ini. "Aku tidak lari saat Hun ada dalam bahaya. Kau harus mengingat itu, Ma'am."

Brad dan Lucas saling melirik—skakmat.

Hun yang awalnya hampir melerai kedua wanita itu pun membisu.

Gadis kecil?—Hun pasti bodoh sekali jika pernah menganggap Skithia sebagai seorang gadis kecil. Di lihat dari sisi manapun, Skithia tampak jauh lebih dewasa dibandingkan Montana yang telah berumur 38 tahun itu. Gadis—Hun mengoreksi, wanita muda yang saat ini berdiri disisinya dengan penuh keberanian dan kebijaksanaan ini, ia bangga padanya.

Merasakan nalurinya berhasil menepis kepedihan yang menghancurkan harga dirinya, Skithia mengembuskan napas dan mengakhiri pertemuan itu. "Hun?"

Hun bergerak tepat di samping Skithia.

"Aku ingin makan es krim," Skithia tersenyum dan berlari kecil meninggalkan ruangan.

Keceriaan yang begitu polos dan tidak memiliki celah keberpura-puraan. Brad dan Lucas merasakan otot wajahnya tertarik dan hampir saja membentuk senyuman melihat tingkah gadis itu. Mereka pikir pada akhirnya Skithia memang begitu lugu dan terlalu kekanak-kanakan. Ia bahkan tidak menganggap konflik yang ada disekitarnya sebagai suatu bentuk tanda bahaya. Bahkan setelah hampir mati dan terluka sekalipun, gadis itu masih memikirkan sebuah es krim.

Hun tidak berkata apa-apa, tapi Montana sangat yakin gadis sialan itu telah menjadi pusat perhatian Hun. "Kau jatuh cinta padanya?" tanya Montana, mengepalkan tangan di kedua sisi tubuhnya. "Kau memberikanku mimpi buruk, Hun. Sungguh." Dia tidak akan melukai wanita manapun sejauh ini. Namun gadis itu adalah pengecualian. "Kau milikku, Hun. Kau harus ingat itu." Kata-kata itu diucapkan dengan gemetar, bukan karena rasa takut, melainkan karena amarah yang kaku dan tak terlampiaskan.

"Kau tidak bisa memaksakan siapapun untuk menjadikan mereka milikmu, Montana. Tingkahmu benar-benar membuatku muak." Hun mengingatkan wanita itu tanpa ekspresi pada wajah maupun suaranya. Kata-kata yang tajam itu mengejutkan Montana. Hun berharap wanita itu tidak hanya terkejut, tapi juga menyadari perbuatannya yang tidak pantas dan terkesan memaksa."Memeluk seseorang, mencium seseorang, bercinta dengan seseorang yang kau cintai, tidak menjadikanmu seorang pelacur." Hun mengembalikan kalimat itu pada Montana. "Tapi jika kau memang berpikir seperti itu," kalimat selanjutnya menjelaskan maksud Hun yang sebenarnya,"—aku tidak keberatan menjadi seorang pelacur untuk gadis itu." Ia menatap Montana yang terpaku dihadapannya. "Kau bahkan tidak tahu betapa frustasinya aku karena gadis itu. Aku belum pernah benar-benar menahan diriku seperti ini," seolah berbicara dengan dirinya sendiri, Hun menghilang dan menyusul Skithia.

Keteguhan hati yang tersirat dalam komentar itu terasa mengejutkan. Komitmen Hun untuk yang satu itu membuat Brad merasakan kesungguhannya. Seakan Hun menyatakan bahwa bercinta dengan gadis itu satu kali saja, tidak akan pernah cukup sampai kapanpun. Hun jelas telah mengutarakan isi pikirannya dihadapan mereka. Hun memiliki hasrat yang begitu kuat untuk bercinta dengan Skithia, namun ia telah berjuang untuk menahan diri. 

Keputusan Hun yang satu itu adalah tindakan yang jantan dan penuh komitmen. Khas pria sejati. Brad belum pernah menganggap pria manapun terlihat jauh lebih keren dari dirinya, namun Hun, bajingan sialan yang tidak punya sopan santun itu—sungguh kelihatan keren dua menit lalu. 

"Baiklah." Sebuah pernyataan yang tegas. "Kita punya tugas lain untuk diselesaikan, Theron." Brad menghembuskan napas, menyapu pandangannya ke setiap sudut. Pekerjaan mereka belum selesai. "Selain mencari tahu apa yang baru saja menyerang kita, kita juga harus membereskan semua kekacauan ini."

Mengabaikan Brad, Lucas masih belum bisa melupakan kejadian itu. "Aku sudah tahu, sejak Hun datang dan menemuiku," Lucas berjalan ke belakang Brad dan berkata,"—gadis itu berbeda. Hun tidak pernah terlihat begitu serius dengan wanita manapun. Tapi gadis ini adalah sebuah pengecualian."

Montana merasakan amarah yang begitu besar dalam dirinya.

Brad mengangguk, seolah tidak peduli namun jengkel menyadari Hun telah menemukan pasangannya."Pengecualian besar," jelasnya lalu menghilang di detik selanjutnya dan tiba di pintu depan. "Aku ingin kau mencari tahu siapa yang mengirim mahluk sialan itu, atau, mahluk apa itu yang telah berani menghancurkan bangunan kesayanganku. Jika kau perlu bantuan untuk melakukan pencarian, katakan pada Hun, gadis itu harus ada untuk menyelesaikan masalah ini."

Lucas tersentak. Ia mengalihkan tatapannya pada Brad,"Hun tidak akan pernah setuju—"

"Hun memang tidak akan setuju, tapi gadis itu akan melakukannya," jawab Brad.

Sesuatu dalam diri Lucas merasa tidak tenang—Hun pasti akan menghancurkanku.

SKITHIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang