[27] Saling mengikhlaskan

190 11 0
                                    

Dulu aku berjuang untuk mendapatkannya dan sekarang aku berjuang untuk melupakannya.
-Abidzar Rayyan Al-Ghifari-

"Bunda kenapa sih, kok ngeliatinnya gitu banget?" Tanya Rayyan saat sang bunda menatapnya dengan intens.

Bunda mendelik, menatap Rayyan sinis. "Kamu apain Syifa, kok abis pulang belanja dia kayak bete gitu?"

Rayyan menggeleng tak tau.

"Gak usah bohong deh kamu" desak bunda. "Kamu bahas Angel ya pas tadi lagi sama dia?"

Rayyan menghela nafas pelan. "Dia yang mancing-mancing dan bikin Rayyan cemburu, eh akhirnya malah dia juga yang cemburu beneran" Rayyan mulai bercerita dan menjelaskan semuanya pada sang bunda. Mulai dari Syifa yang melihat Angel bersama Dave, perkenalan yang terpaksa, menahan cemburu saat Angel bersama Dave, dan semuanya ia ceritakan pada sang bunda.

"Berarti di sini kamu yang salah" ucap bunda menyimpulkan.

"Kok Rayyan!?" Dengus Rayyan tak terima.

"Iya lah salah kamu. Kamu belum bisa lupain dia padahal udah ada Syifa, calon istri kamu"

Rayyan menghela nafas panjang. Lalu ia tersenyum ke arah sang bunda. "Bun, Rayyan emang belum bisa sepenuhnya lupain Angel. Tapi in shaa Allah, Rayyan ikhlas sama takdir ini. Rayyan ikhlas Angel sama siapapun nantinya, asalkan dia bahagia. Dan untuk Syifa, Rayyan emang belum bisa buka hati buat dia. Tapi akan Rayyan usahakan. Mungkin seiring berjalannya waktu Rayyan bisa cinta sama dia" ucap Rayyan tulus. "Bunda tenang aja ya"

"Bunda pegang ya ucapan kamu"

Rayyan mengangguk. "Waktu itu bunda pernah bilang kan sama Rayyan, bagaimanapun akhirnya nanti Rayyan harus ikhlas. Dan sekarang Rayyan lagi berusaha buat ikhlasin itu semua. Mungkin dulu Rayyan berjuang buat bisa dapetin Angel, tapi sekarang Rayyan juga lagi berusaha buat lupain dia. Semoga aja ini yang terbaik. Baik itu buat Rayyan maupun Angel" ucap Rayyan dengan tulus. Ia benar-benar mengikhlaskan semuanya. Ia tak mau lagi terjerumus pada cinta yang akan membawanya lupa pada sang pencipta.

Angel duduk termenung di sebuah kursi taman di belakang rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angel duduk termenung di sebuah kursi taman di belakang rumahnya. Entah apa yang sedang ia pikirkan. Tapi akhir-akhir ini ia benar-benar gelisah. Bukan gelisah karena Rayyan akan menikah dengan Syifa ataupun gelisah sebab ia kan bertunangan dengan Dave, tapi ada sesuatu yang membuat dirinya gelisah juga rasa yang tak bisa ia definisikan.

Saat ia melamun sendiri, tiba-tiba Dave menghampirinya dan duduk di samping gadis itu.

"Mikirin apa hm?" Tanya Dave pada Angel buang terlihat begitu banyak pikiran.

Angel tersenyum lalu menggeleng. "Gak ada" jawabnya sambil menyandarkan kepalanya di bahu Dave.

"Kok kayak banyak pikiran gitu?" tanya Dave lagi sambil membenarkan posisi kepala Angel agar nyaman bersandar di bahunya. "Masih mikirin Rayyan?" Tebak Dave asal, tapi ia memang berpikir ke arah sana.

Angel tersenyum. "Buat apa gue mikirin Rayyan, sedangkan lo ada di sini, di samping gue" balas Angel yang membuat Dave langsung salah tingkah. "Gue udah rela kok dia sama siapapun itu. Justru gue seneng kalo dia nemu yang cocok dan satu keyakinan sama dia. Jadi nantinya gue tenang"

Dave mengelus puncak kepala Angel lembut. "Saya seneng banget kalo kamu udah lupain dia dan kamu udah nerima saya"

Angel mendongak menatap wajah Dave dari samping. Sebenarnya lelaki itu tak kalah tampannya dari Rayyan, atau bahkan Dave lebih tampan daripada Rayyan. Ia tersenyum dan Dave menyadari itu.

"Kok kamu liatin saya sambil senyum-senyum gitu? Udah mulai suka ya sama saya?" Goda Dave yang di balas dengan tawa geli dari Angel.

"Lo lucu" celetuk Angel. Dave memincingkan matanya.

"Kamu suka?"

Angel menggeleng. "Gue gak tau" ucapnya asal. Kemudian ia menatap lekat-lekat manik hitam lelaki itu. "Kalo gue gak ada, nanti lo sama siapa?"

Dave semakin mengernyitkan dahinya bingung. Kenapa makin ke sini, ucapan Angel semakin melantur dan tak menentu.

"Kamu sakit?" Dave memeriksa suhu tubuh Angel, ia menempelkan tangannya di dahi gadis itu, namun Angel langsung menepisnya.

"Gue gak sakit Dave. Gue takut" ucapnya sambil tersenyum sendu.

"Kan ada saya"

"Justru itu. Semakin lo cinta sama gue, gue semakin takut kalo gue gak bakal bisa bales perasaan lo itu karena gue rasa ini udah waktunya" ucap Angel pelan. Matanya sudah berkaca-kaca.

"Kamu kok ngomongnya aneh gitu?" sela Dave yang semakin bingung.

"Gue juga gak tau. Mungkin Tuhan udah kabulin do'a gue" lanjut Angel.

"Angel, jangan aneh-aneh"

Angel semakin membenamkan wajahnya. "Gue capek. Karena impian gue udah terpenuhi, jadi nanti gue bisa istirahat yang tenang"

 Karena impian gue udah terpenuhi, jadi nanti gue bisa istirahat yang tenang"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





DIFFERENT seamin tak seiman [ COMPLETED ] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang