[16] Syifa

198 27 1
                                    

Annyeong yeorobun, eotteohge jinae?
I'm back. Don't forget to vote, coment, Share this story with your friends and social media and save to your library or your reading list okey.

Happy reading guys.

.
.
.

Rayyan begitu muram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rayyan begitu muram. Sepertinya hari ini ia tak bersemangat. Apalagi saat ia di hadapkan dengan seorang gadis berpenampilan syar'i yang masih setia menundukkan kepalanya. Rayyan tak tau harus bagaimana lagi. Jika menolak atau membantah, ayahnya pasti akan murka padanya. Jadi ia hanya bisa pasrah saja.

"Bun, nanti Rayyan bilang apa ke Angel kalo Rayyan udah di jodohin sama Syifa?" bisik Rayyan di telinga sang bunda.

Bunda nampak berpikir, "Kamu sembunyiin dulu dari Angel, kalo udah nemu waktu yang tepat, kamu jujur sama dia" saran bunda yang mendapat anggukan setuju dari Rayyan.

Ya, harus bagaimana lagi. Tak mungkin kan Rayyan berterus terang. Apalagi posisinya di sini adalah sebagai pihak yang di paksa, jadi ia terpaksa harus menuruti semua kemauan sang ayah.

"Rayyan, kamu kenapa masih diem aja, kasian itu Syifa-nya udah nungguin kamu lama" tegur ayah pada Rayyan yang masih bergelut dengan pikirannya.

"Eh, gak pa-pa kok, om" balas Syifa sopan sambil tersenyum ramah.

Rayyan mengangguk. "Ya, udah kalo gitu Rayyan sama Syifa berangkat yah, bun" pamit Rayyan sambil mencium tangan bunda dan ayahnya bergantian di ikuti oleh Syifa.

"Assalmualaikum" ucap Rayyan dan Syifa berbarengan.

"Waalaikumsalam warahmatullah" jawab ayah dan bunda.

Rayyan pun menghampiri motornya, menyalakan mesin, lalu memberikan sebuah helm pada Syifa dan menyuruhnya untuk naik.

"Hati-hati naiknya"

Syifa mengangguk. Lalu dengan hati-hati menaiki motor Rayyan. Awalnya ia bingung ketika ingin berpegang. Apa harus berpegangan pada Rayyan. Tapi ia menggeleng keras. Rayyan bukan mahramnya jadi tak boleh melakukan hal itu. Jadi Syifa memilih untuk berpegang pada bagian samping motor Rayyan karena ia memilih posisi miring saat menaiki motor Rayyan.

"Udah?" tanya Rayyan memastikan.

"Udah" jawab Syifa pelan.

Rayyan pun menancap gasnya dengan kecepatan sedang. Ayah yang memperhatikan kepergian keduanya pun tersenyum bahagia. Sedangkan bunda, bunda nampak lesu. Bunda tak tau bagaimana jadinya nanti jika Angel mengetahui bahwa Rayyan sudah di jodohkan. Bunda tau bagaimana rasa sakitnya.

"Bun" panggil ayah. "Bunda kenapa?"

Bunda berusaha tersenyum. "Bunda, gak pa-pa kok, yah. Bunda cuman kepikiran aja sama Rayyan" jujur bunda.

DIFFERENT seamin tak seiman [ COMPLETED ] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang