.1.

5.9K 436 10
                                    

Sudah tiga hari setelah kejadian itu, dan Frash begitu lengket dengan Fia. Bahkan dia cukup berbeda dengan sosok Anton yang Fia kenal dulu. Mereka sama-sama posesif, tapi Frash sedikit manja? Mungkin.

Fia juga belum bertemu dengan keluarga ‘Frash’ yang baru. Katanya, Frash yang ‘dulu’ meninggal karena mendapat siksaaan berlebihan dari Ayahnya. Dan Frash takut, jika Fia bertemu dengan keluarganya akan terjadi sesuatu yang tak di inginkan.

                                                 ♤♤♤

Jam yang di tunggu-tunggu banyak siswa akhirnya datang juga, yaitu jam istirahat.

“Sayang!” panggil seseorang di ambang pintu kelas. Dengan langkah sedikit berlari dia berjalan ke arah Fia.

Semua mata menatap ke sumber suara, mereka masih cukup asing dengan kejadian ini. Sosok Fia yang pendiam tiba-tiba berpacaran dengan anak baru. Itu hal yang cukup aneh bagi mereka.

“Udah?” tanya Frash di dekat Fia.

“Sebentar lagi” balas Fia sambil memasukan bukunya di dalam kolom meja.

“Udah 'kan? Ayo” ujar Frash dan menarik tangan Fia keluar dari kelas.

Di samping tempat duduk Fia, masih ada sosok Disa yang menatap ke arah mereka dengan raut wajah cengoh.

“Disa, aku duluan!” kata Fia sebelum keluar dari kelas.

“Aku di tinggal lagi?” ucapnya dengan raut wajah tak percaya.

“Ck! Pacaran belum satu minggu aja, bucinnya seperti pacaran dari zaman dulu” dumel Disa dan menghentakkan kakinya kesal.

Di lain sisi.

Fia mengikuti langkah Frash dengan tenang. Frash yang melihat Fia berada di belakangnya pun mulai memelankan langkah dan menyeimbangi laju jalan kekasihnya.

Tak lama mereka akhirnya sampai di kantin sekolah.

“Mau pesan apa?” tanya Frash dengan senyum mengembang indah.

“Terserah kamu aja” balas Fia dengan senyum kecil.

Melihat senyum itu membuat Frash berjalan mendekat ke arah Fia dan berbisik.

“Jangan senyum, manis soalnya” ucap Frash di dekat Fia.

“Dih! Suka-suka aku lah!” balas Fia dengan raut wajah tak terima.

“Jangan dong, kalau aku dapat senyuman kamu tiap hari, bisa deabetes aku sayang” ucap Frash dengan raut wajah lucu.

“Iya-iya, gih sana beli makanan” balas Fia dengan senyum geli dan sedikit mendorong Frash untuk menjauh.

“Iya sayang” balas Frash dan mengedipkan satu matanya, setelah itu berjalan menjauh dari sana. Meninggalkan sosok Fia yang salting? Mungkin. Sebab terlihat dari gerak-geriknya yang cukup aneh.

“Punya pacar kok gak aman buat jantung ya?” batin Fia dengan senyum tertahan.

Untuk mengalihkan fokusnya, Fia mulai menyibukkan diri dengan ponsel.

Beberapa saat kemudian, sosok Frash datang dengan semangkuk bakso dan sepiring nasi kuning.

“Ini punyamu" ucap Frash sambil meletakkan sepiring nasi kuning di depan Fia.

“Hm, makasih” ucap Fia dengan senyum tulus. Setelahnya memakan nasinya dengan hikmat. Berbeda dengan Fia, Frash malah masih berdiam diri dengan mata terfokus ke arah Fia.

“Makan Frash” ucap Fia sambil melirik Frash sekilas.

“Nanti, mau lihat ayang aku makan dulu” ucap Frash dengan senyum penuh arti.

Fia menghela nafas pelan saat mengetahui arti dari senyum Frash.

“Mau?” tawar Fia dengan senyum kecil.

“Boleh” balas Frash dan membuka mulutnya lebar-lebar.

“Dasar” gumam Fia dan mulai menyendokkan nasi dan menyuapkan ke mulut Frash.

“Enak, mau lagi” ucap Frash dengan mulut yang sesekali mengunyah.

“Terus baksonya yang makan siapa?” tanya Fia dengan sabar.

“Kita berdua, berbagi 'kan indah sayang” balas Frash dengan senyum tanpa beban.

“Gak usah banyak alasan, cepat makan” balas Fia dengan malas.

“Iya” balas Frash dengan lesu dan memulai memakan bakso miliknya.

DUNIA NOVEL 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang