.8.

1.8K 182 1
                                    

Di lain sisi.

“Bagaimana?” tanya seseorang dengan raut wajah datar.

“Frash sudah melakukan tugasnya tuan, dengan waktu singkat dia mendapatkan data-data ini” balas yang lainnya dengan nada suara semangat.

“Anak itu sungguh berbakat, tak sia-sia aku membayarnya mahal dan menunjang kehidupannya” balas orang tadi dengan senyum puas dan mengambil map tadi dari tangan anak buahnya.

“Yah, tapi tuan bukankah dia juga bisa menjadi boomerang untuk kita? Dengan kemampuannya, dia bisa kapan saja menyerang kita balik dan berpihak ke perusahaan lebih besar, seperti perusahaan Y contohnya,” ucap sang anak buah meminta pendapat sang atasan.

“Ucapnmu ada benarnya juga, dia tombak bermata dua. Bisa saja dia menyerang balik kita,” ucapnya sambil memikirkan perkataan sang anak buah.

“Tapi, jika kita tak mencari masalah dengannya, makan kita akan selamat” lanjutnya dengan senyum kecil.

Di lain sisi.

Frash membawa Fia ke arah apartement yang cukup berkelas. Fia yang melihat gedung tinggi di depannya pun menatap penuh tanya ke arah Frash.

“Kenapa di sini?” tanya Fia dengan heran.

“Nanti kamu tahu sendiri, ayo masuk” ucap Frash dan menarik Fia ke dalam dengan langkah pelan.

Mereka mulai berjalan memasuki lift dan tak lama lift tadi berhenti di lantai 13.

Fia masih mengikuti langkah Frash yang membawanya menyusuri koridor lantai 13. Tak lama langkah mereka terhenti di salah satu pintu apartemen. Dengan gerakan tenang Frash membukan pintu dan mempersilahkan Fia masuk.

“Ini apartemen siapa?" tanya Fia dengan raut wajah tak paham.

“Punya ku sayang” balas Frash dengan santai.

“Tapi…” ucap Fia sambil menatap ke arah Frash dengan raut wajah tak percaya.

“Kau lupa siapa aku hm?” balas Frash sambil memeluk pinggang Fia manja.

Fia diam sesaat dan ingat siapa Frash yang sesungguhnya. Hampir saja dia lupa, siapa yang menempati raga itu.

Melihat keterdiaman Fia membuat Frash semakin memeluk erat sosok di dekapannya.

Cukup lama mereka di posisi itu, hingga Fia melepaskan pelukan Frash.

“Obatin dulu lukamu” balas Fia sambil mengusap rahang Frash pelan.

“Hm” balas Frash dengan anggukan kepala patuh.

Dengan langkah pelan Fia membawa Frash ke arah sofa.

“Kotak P3k di mana?” tanya Fia setelah menyuruh Frash duduk.

“Di laci bawah TV” balas Frash dengan mata menatap lekat Fia.

Tanpa mengatakan apa pun Fia mulai berjalan mencari kotak P3k, setelah ketemu dia mulai mengobati beberapa luka di wajah Frash. Tak lupa dia juga menyiapkan air dingin dengan handuk, untuk mengompres wajah Frash.

Frash menatap wajah Fia dengan lekat, hingga senyum kecil hadir di bibirnya. Fia yang melihat senyum Frash pun di buat heran.

“Kenapa?” tanya Fia dengan raut wajah heran. 

“Kamu tambah manis” balas Frash cukup aneh. 

“Gak usah bercanda, luka kamu udah aku bersihin. Istirahat gih, aku buatin makan dulu" balas Fia dan mulai berjalan ke arah dapur. 

Mendengar perkataan Fia tadi, bukannya menurut, Frash malah mengikuti langkah Fia dari belakang. 

Di dapur Fia mulai menyiapkan bahan-bahan masakan. Hingga dia di kejutkan dengan tangan yang melilit di pinggangnya. Fia menggeplak tangan tadi dengan sedikit kesal. 

“Ngagetin kamu!" ucap Fia dengan kesal. 

“Maaf” balas Frash dengan pelan dan menyederkan kepalanya di bahu Fia. 

“Mau makan apa?" tanya Fia meminta pendapat Frash. 

“Apa aja, yang penting kamu yang masakin” balas Frash dengan senyum manisnya. 

Mendengar jawaban Frash yang seperti itu membuat Fia hanya mengangkat bahu dan mulai kegiatan masaknya.

“Gak istirahat? ” tanya Fia sambil mengiris beberapa bahan makanan. 

“Enggak, mau nemenin kamu aja di sini” balas Frash dengan manja dan semakin memeluk erat Fia dari belakang. 

“Istirahat dulu, kalau masakannya jadi nanti aku panggil” ujar Fia sambil menatap Frash dengan kesal. 

“Gak mau, gak ada kamu soalnya” balas Frash dan menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Fia. 

“Dasar bayi besar” gumam Fia dengan malas. Setelah mengatakan itu, Fia kembali melanjutkan acara masaknya yang sempat tertunda gara-gara kehadiran Frash. 

Beberapa menit kemudian, Fia akhirnya selesai dengan kegiatannya. Sebenarnya dia sedikit kualahan dengan sosok di belakangnya. Sedari tadi Frash memang hanya diam tapi kepalanya itu loh, membuat bahu Fia berat sebelah apalagi lilitan tangan Frash di pinggangnya. 

“Ayo makan” ucap Fia sambil melirik ke wajah Frash. 

“Ngantuk, mau tidur aja” ucap Frash dengan raut wajah menahan kantuk. 

“Makan dulu sayang, setelah makan baru tidur," balas Fia sambil mengusap rambut Frash pelan. 

“Nanti puk-puk” ucap Frash manja. 

“Iya nanti puk-puk, sekarang makan dulu" balas Fia dengan pasrah. 

“Suapin” ucap Frash lagi. 

“Iya, ayo makan” ucap Fia dengan helaan nafas pasrah.

“Lepas dulu” ucap Fia sambil mengusap pelan punggung tangan Frash, dengan patuh Frash melepaskan pelukannya, Setelah itu mereka berjalan ke arah ruang tamu dengan senampan makanan di tangan Fia dan Frash mengikutinya dari belakang seperti anak ayam. 

DUNIA NOVEL 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang