.7.

1.9K 187 1
                                    

Cukup lama mereka di perjalanan, akhirnya sampai juga di tempat tujuan. Dengan langkah pelan, mereka berjalan ke salah satu bangku taman.

“Kamu tunggu di sini, aku mau beli minum dulu” ucap Frash dengan lembut dan mengusap rambut Fia pelan. 

“Hati-hati” balas Fia dengan senyum manis.

“Iya, tunggu di sini jangan ke mana-mana” balas Frash dengan senyum kecil, setelahnya berjalan ke arah salah satu warung di seberang jalan.

Di lain sisi.

Dengan langkah cepat Frash berjalan ke arah sisi jalan. Cukup lama dia membeli makanan untuk dirinya dan Fia. Beberapa menit kemudian sekantung makanan sudah ada di tangan. Dengan senyum kecil dia berjalan ke arah taman. Saat akan menyeberang, tiba-tiba seseorang menghentikan langkahnya. 

“Hei anak bodoh!” teriak seseorang dengan kerasnya.

Tanpa berbalik badan, Frash sudah tahu siapa pemilik suara itu. Dengan dingin dia menatap ke sumber suara.

“Wah! Apa kau akan bersenang-senang tanpa membawaku?” ucap Ayah Frash dan berjalan mendekat. Dengan senyum remeh dia menatap ke arah Frash.

“Untuk apa membawamu? Hanya membuang uangku saja” balas Frash dengan senyum sinis.

“Anak sialan!” ucapnya dengan sorot mata marah.

“Ck, kembalilah pulang pak tua. Hati-hati di jalan, kau mabuk” balas Frash dan berniat berjalan menjauh dari sosok Ayahnya.

Mendengar perkataan Frash tadi membuat sang Ayah naik pintah, dan tanpa bisa di cegah dia menyerang Frash. Dengan membabi buta dia memukul Frash, mungkin juga karena efek minuman keras yang dia konsumsi.

Akibat perkelahian itu, banyak orang yang menghentikan aktivitasnya dan hanya menonton. 

Frash? Karena belum siap dengan serangan Ayahnya, dia hanya bisa menghindar.

Di lain sisi.

Fia menunggu kehadiran Frash dengan cemas. Entah kenapa hatinya merasa resah saat ini. Dengan gusar dia duduk dan matanya menatap ke sekelilingnya. Berharap menemukan sosok Frash di dekatnya.

Tak melihat sosok Frash membuat Fia semakin cemas, dengan langkah pelan dia berjalan keluar dari area taman. Matanya menatap ke sekeliling dan terhenti ke segerombol orang yang sedang menonton sesuatu.

Dengan langkah penasaran Fia berjalan mendekat, susah payah dia membelah kerumunan hingga akhirnya, dia bisa dengan jelas melihat apa yang terjadi.

“Frash!” teriak Fia dengan refleks dan menatap ke arah kekasihnya dengan raut wajah terkejut. 

Di sana ada sosok Frash yang tak berdaya dan penampilan kacau. Di atas tubuh Frash ada seorang lelaki paruh baya yang memukul Frash dengan bruntal.

Melihat kondisi Frash yang semakin terpojok membuat Fia gegabah. Tanpa pikir pajang Fia menangkap tangan Ayah Frash dan menghentikan pergerakannya. 

Ayah Frash yang memang sudah terpancing amarah pun menghentakkan tangannya dengan kasar, hingga membuat Fia tersungkur di atas aspal dengan keras.

Frash yang melihat kekasihnya terdorong pun tak terima. Dengan sorot mata tajam dia menatap ke arah Ayahnya, dan tak membutuhkan waktu lama dia merubah posisi.

“Berani lu main kasar sama cewek gue tua bangka!” teriak Frash dan memukul Ayahnya dengan kekuatan penuh. Tenaganya cukup kuat hingga membuat Ayahnya pingsan hanya karena beberapa pukulan.

Beberapa orang yang melihat kebruntalan Frash pun meringis pelan dan sedikit memberi jarak, takut terkena pukul.

Fia yang melihat kebruntalan Frash memukul seseorang pun mulai bangkit dan memeluk sosok itu dari belakang. Pelukan Fia berhasil menghentikan tindakan Frash.

“Cukup Frash” gumam Fia dengan nada suara bergetar.

Frash yang mendengar nada suara gemetar Fia pun menatap ke arah tangan yang melingkar di perutnya.

Mata yang tadi menyorot dengan tajam berubah menjadi teduh dalam waktu singkat. Dengan pelan Frash berbalik badan dan memeluk sosok itu dengan lembut.

“Maaf buat kamu takut” ucap Frash dengan lembut dan memberi usapan kecil di punggung Fia.

Mendengar perkataan Frash tadi membuat Fia semakin mengeratkan pelukannya. Dalam diam mereka saling berpelukan tak memedulikan orang di sekeliling. Ada juga beberapa orang yang membawa Ayah Frash ke rumah sakit atau pukesmas terdekat.

Beberapa menit kemudian, akhirnya Fia mengakhiri acara pelukan itu.

“Kamu luka, ayo ke rumah sakit dan obatin luka kamu” ucap Fia sambil menatap Frash dengan lekat. Saat Fia akan menarik Frash ke rumah sakit, langkahnya terhenti karena Frash masih berdiam diri di tempat.

“Aku tak butuh rumah sakit, cukup ada kamu itu lebih dari cukup” balas Frash dengan senyum lembut.

“Jangan bercanda Frash!” ucap Fia sedikit kesal.

“Aku gak bercanda sayang” balas Frash dengan sungguh-sungguh.

“Kamu perlu di obatin sayang!” ucap Fia menahan geram.

“Kamu 'kan bisa” balas frash keras kepala, dan tanpa memedulikan respons Fia, dia menarik Fia ke arah motornya berada.

Frash membawa Fia pergi meninggalkan taman dengan tenangnya. Seperti kejadian tadi bukanlah apa-apa baginya.

DUNIA NOVEL 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang