.4.

2.5K 265 1
                                    

Di meja mereka terlihat begitu tenang, mereka fokus ke makanan masing-masing. Frash juga sibuk dengan makanannya sendiri tak merecoki Fia lagi. Sebenarnya dia sedang menahan rasa cemburu, karena memergoki orang tadi melirik Fia atau menatap Fia penuh minat.

“Maaf, kalau boleh tahu nama kalian siapa?” tanyanya dengan lembut dan mata menatap ke arah Fia sesekali dan itu berhasil memancing rasa tak suka Frash.

“Oh iya, aku Disa, yang di sana Fia dan itu Frash,” balas Disa sambil menunjuk ke arah Fia dan Frash. Lawan bicara Disa hanya menganggukan kepala paham dan menatap ke arah Fia dengan senyum manis. Disa yang melihat itu pun kembali membuka suara.

“Mereka pacaran btw” ucap Disa sambil menunjuk ke arah Fia dan Frash bergantian.

“Oh, benarkah?” tanyanya dengan raut wajah tak percaya.

“Hm, baru satu minggu ini sih kalau gak salah” balas Disa memberitahu.

“Ralat, udah tiga bulan” ucap Frash meralat perkataan Disa.

“Hah?!" kejut Disa mendengar perkataan Frash dan menatap Fia dengan tanda tanya besar. Fia yang di tatap seperti itu hanya menganggukkan kepala pasrah. 

Yah, jika hubungan mereka di hitung dari dunia Frash hingga sekarang, dia dan Frash berpacaran hampir 3 bulan.

“Oh, namaku Tama. Salam kenal” ucap orang tadi memperkenalkan diri dengan raut wajah sedikit kecewa? Entahlah.

“Udahkan? Ayo sayang, sebentar lagi bel masuk” ucap Frash dengan raut wajah malas dan mengulurkan tangannya di depan Fia, tangan itu di sambut Fia dengan lembut. Setelahnya mereka berjalan meninggalkan meja kantin dengan langkah sedikit cepat.

“Aku pergi dulu, salam kenal Tama” balas Disa dengan senyum ramah, setelahnya berlari mengejar langkah sahabatnya.

Tama masih duduk di tempat dengan mata terarah ke arah punggung Fia.

“Sudah punya pacar?” gumam Tama dengan raut wajah berpikir. Cukup lama dia berdiam diri, hingga helaan nafas pelan keluar dan terbitlah senyum kecil di bibirnya? Atau senyum sinis? Entahlah, senyum itu terlihat samar.

“Bukan masalah besar” ucap Tama dan bangkit dari duduknya dengan senyum penuh arti.

Di lain sisi.

Fia mengikuti langkah Frash dengan raut wajah heran. Bagaimana tak heran, sedari tadi Frash hanya diam dan fokus ke arah depan.

“Dia kenapa? Kenapa terlihat marah?” batin Fia sambil menatap ke arah Frash dengan raut wajah penuh tanda tanya.

“Frash, kamu kenapa?” tanya Fia sambil menghentikan langkahnya.

“Jalan sayang” balas Frash tanpa memedulikan pertanyaan Fia.

Fia membalikkan tubuh Frash dan menangkup wajah itu dengan raut wajah bertanya.

“Kamu kenapa? Ada yang ganggu pikiran kamu?" tanya Fia dengan lembut.

“Orang tadi natap kamu dengan penuh minat, aku gak suka” balas Frash sambil menyenderkan kepalanya di bahu Fia.

“Orang tadi? Tama maksud kamu?” tanya Fia memastikan.

“Jangan sebut namanya, aku gak suka” balas Frash dan memeluk pinggang Fia dengan manja.

“Dasar, jika pun dia natap aku penuh minat yang terpenting aku tak menganggapnya ada” balas Fia sambil mengusap punggung Frash lembut.

“Jangan berpaling dariku” ucap Frash dengan manja.

“Iya” balas Fia dengan kekehan geli.

Dari arah belakang mereka terlihat sosok Disa yang menatap dengan raut wajah tak suka. Dengan langkah kesal Disa berjalan mendekat dan memisahkan sosok Frash dari sahabatnya.

“Masih banyak orang, gak malu di lihatin?” tanya Disa sambil menyembunyikan Fia di balik tubuhnya. Frash yang pelukannya di pisahkan secara paksa pun menatap ke arah Disa dengan raut wajah tak suka. Dia akan membuka suara tapi sudah di dahului oleh Disa.

“Ayo Fi, pak Samsul sebentar lagi masuk kelas” ucap Disa dan menarik tangan Fia untuk membawanya menjauh.

Fia mengikuti langkah Disa dengan senyum geli, apalagi saat melihat wajah sebal Frash.

DUNIA NOVEL 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang