CAHEM 6

510 30 0
                                    

✓Vote
Comment
✓Add to your library

HOLAA... I'M BACK!!!

Chapter ini cukup pendek, tapi lebih special. Ada rahasia yang akan kebuka.

Uhh, apa tuh? Wkwk

Rahasia siapa kira-kira. MaKiLi. Mari kita lihat...

Happy Reading!!

***
Setelah keluar dan agak jauh dari daerah kantin, Zaki menghentikan langkahnya. Begitupun dengan Rahm.

Zaki mengetikan sesuatu pada ponselnya lalu mengalihkan pandangannya pada Rahm yang tampak berpikir keras.

"Lo gak salah bro"

ucapan Zaki yang menggantung, membuat Rahm menaikan alisnya bertanya. Dia sama sekali tidak mengerti maksud Zaki itu.

"I mean, Lo gak salah lihat. Dia emang Caca"

Rahm kaget.

Dia gak percaya dengan ucapan Zaki. Tapi Rahm sendiri berharap ucapan Zaki benar adanya.

"Tapi kenapa dia kabur?"

Zaki terkekeh mendengar pertanyaan polos sohibnya itu.

"Dia gak kabur Rahm. Dia maunya menemui lo secara private. Bukan di tempat ramai seperti tadi"

Rahm diam.

Berkutat dengan pikirannya sendiri. Jadi benar tadi itu Caca? Kapan Caca baliknya? Kok Rahm bisa gak tau.

"Trus dia dimana sekarang Zak? Cepat kasih tau gue!" Ucap Rahm dengan nada otoriter. Nada itu akan muncul kalo menyangkut orang-orang tersayangnya.

"Iya sabar man, ini mau gue kasih tau"

lagi-lagi Zaki terkekeh . Sengaja tidak bicara to the point. Dia mau lihat dulu bagaimana reaksi Rahm. Ternyata seru juga menjahili Rahm begini

"Zaki. Kasih tau gue sekarang!" Rahm sudah tidak bisa menahan kesabaran lagi. Zaki ini terlalu bertele-tele.

"Oke. Oke— Rooftop."

Tanpa berkata apa-apa Rahm langsung melangkah ke arah rooftop. Meninggalkan Zaki yang menatapnya melongo.

"Bilang makasih kek" gerutu Zaki yang melihat Rahm melenggang begitu saja

"Rahm mana Zak?"

"Ke Bulan"

Setelah menjawab begitu, Zaki berlalu meninggalkan Dafi yang kebingungan.

~~~
Rahm telah sampai di rooftop sekolah. Dia melihat sekeliling, tidak ada orang sama sekali.

Apa Zaki boong?

Gak mungkin. Rahm yakin kok sama penglihatannya sendiri. Tiba-tiba laki-laki itu dikagetkan dengan suara seseorang di belakangnya.

"Hai kak. Apa kabar?"

Rahm mengenali suara lembut itu.

Suara yang sudah cukup lama tidak dia dengar secara langsung. Rahm cuma bisa mendengarnya lewat gadget. Seperti teleponan dan Vidio call.

Dan ya, Rahm sangat rindu. Rindu suaranya. Rindu orangnya. Pokoknya rindu semua yang berkaitan dengan dia.

Rahm menoleh.

Ternyata benar. Itu caca.

Caca sedang tersenyum manis berdiri tak jauh dari Rahm.

Caca ada disini?

Cacanya?

Di depannya?

MasyaAllah..

Rahm harap ini bukan mimpi Tuhan.

Keduanya masih diam di tempat. Tidak ada yang mengeluarkan suara sedari tadi. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

Caca mengatupkan gigi-giginya, sedikit gugup memandangi Rahm yang menatapnya dalam, syarat akan kerinduan.

Baru saja Caca ingin bicara, Rahm sudah berhamburan ke pelukan Caca tanpa aba-aba. Dia memeluk Caca erat. Erat sekali. Seakan tidak akan membiarkannya pergi walau hanya sesaat.

Caca memaklumi perlakuan Rahm itu. Dia sebenarnya sama rindunya sama seperti Rahm. Caca membalas pelukan Rahm dengan senyuman bahagia. Bahagia bisa memeluk Rahm lagi.

Beberapa menit berlalu, posisi mereka masih sama tanpa ada sedikitpun kata yang keluar dari mulut masing-masing. Hanya ada kehangatan dan kerinduan yang mendalam yang dirasakan, baik Rahm maupun Caca.

Caca mulai melepas pelukannya tapi Rahm malah tambah erat memeluknya.

"Ekhm... Kak... a aku...."

Rahm akhirnya melepaskan pelukan mereka. Menyadari kalo dia terlalu erat memeluk caca

"Maaf. Maaf."

Caca tersenyum melihat wajah panik Rahm "It's okay kak"

Caca berdehem sambil menggaruk tengkuknya. Caca salting karena Rahm lagi-lagi menatap tanpa bicara. Ayolah.. tatapan Rahm ke Caca itu dalam banget. Gimana Caca gak malu coba.

"Ini benaran kamu kan Ca?"

Caca tertawa gemes. Rasanya pengen cubit Rahm saat ini juga.

"Iya kak. Ini benaran aku"

Apa Rahm masih gak percaya kalo Caca ada disini, didekatnya.

Rahm diam. Perasaannya campur aduk— Kaget. Tak percaya. Senang. Terharu. Bahagia, tentu saja.

Caca gak tahan lagi. Tangannya terulur untuk mencubit pipi Rahm yang begitu mengemaskan dimata Caca

"Gemesin kali pacar akuuu"

Caca menekan pipi Rahm layaknya squishy. Rahm yang diperlukan seperti itu hanya pasrah, tidak marah sama sekali. Dia malah ikut ketawa melihat wajah bahagia Caca.

Caca melepaskan tangannya dari pipi Rahm. Tanpa diduga Rahm kembali memeluk Caca untuk kedua kalinya. Menyalurkan kehangatan kepada Caca, gadisnya yang sudah lama dia rindukan.

"Kak, lepasin aku."

"Nanti gadis-gadis kakak diluaran sana malah cemburu"

"Aku gak mau di pelototin"

Rahm memandang Caca tidak suka ketika mendengarkan pernyataan Caca barusan.

Caca iseng ingin mengetes bagaimana tanggapan Rahm tentang banyak cewek yang menyukainya itu. Caca tau sih, dari dulu Rahm juga banyak yang sukain. Tapi tampaknya, pesona pacarnya itu makin menjadi-jadi deh. Hari pertama Caca disini saja Rahm sudah di perebutkan dua cewek cantik. Belum lagi cewek-cewek yang mandangin Rahm diam-diam.

Caca harus siapin mental lebih kedepannya kan ya.

"Dengar ya, Chelsa Addara."

"Aku gak mau kalimat itu keluar dari mulut kamu lagi."

"Gadis aku cuma satu, yaitu kamu. KAMU CACA. Gak ada yang lain. Ingat itu."

Rahm kelihatan bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Caca tau itu. Itu membuat sudut bibir Caca terangkat.

"Caca sayang kakak"

"Aku juga sayang banget banget  banget sama gadisku ini"

***

Cuma kamu loh. Kamu CACA. The one and only.

Haha. Bukankah Rahm sangat menggemaskan disini?

Tapi Rahm-nya udah ada yang punya. Gimana dong??

Dapat gak sih feelnya?

Jadi kalian udah tau kan siapa pacarnya Caca...

Ada gak nih yang sudah menebak sebelumnya?

Don't forget to vote and comment.

CAHEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang