Happy reading...
***
"Makasih loh bapak Rahm yang telah berbaik hati mengantarkan saya balik ke apart dengan selamat tanpa ada lecet sedikitpun" Aya berujar setelah dirinya turun dari motor Rahm
"Nih" Aya menyerahkan helm yang dipinjamkan Rahm untuknya, setelah itu ia kembali mesem mesem di depan Rahm. Bahagia karena Rahm menuruti kemauannya.
Tadi... setelah sempat sedikit berdebat dengan Rahm karena Aya minta diantarkan pulang sedangkan Rahm menolak dengan alasan akan menjemput Caca saat itu juga
"Bisa berterima kasih dikit gak lo? sarapan lo gue yang bawain, gue juga yang siapin. Terus piring kotor lo gue yang cucian" Aya berujar sinis saking kesalnya. Rasanya Aya ingin mencakar Rahm saat itu
Pada akhirnya Rahm mengalah, masih keburu juga untuk nganterin Aya sebelum waktu janjiannya dengan Caca.
Ditengah jalan, Aya tetap saja merecoki Rahm dengan terus meminta minuman kesukaannya.
Rahm masih dengan pendiriannya, kekeh tidak mau menuruti kebiasaan jelek Aya yang satu ini.
Dengan segala upaya, Aya menemukan cara supaya Rahm mengabulkan keinginannya. Ia menemukan ide lain untuk meminta imbalan pada Rahm.
Sekali-kali gak papa lah kan..
Kesepakatan terakhir yaitu, Rahm bersedia membelikan cemilan untuk menemani Aya menghabiskan waktu weekend-nya seharian di apart.
"Gak usah sok manis Ay. Gak cocok" kata Rahm pada Aya yang masih menampilkan senyuman bahagianya
Seketika senyum itu luntur
Aya ingin sekali memukul rahm, tapi untuk kali ini ia mencoba menahan tangannya untuk tidak bringas seperti biasanya. "Ingat Ay, lo harus tahan. Gak boleh kasar sama orang yang udah kasih traktiran" batinnya merapalkan kalimat tersebut
"Salah aja gue. Galak salah manis tambah salah"
Rahm tak menanggapi "Belanjaan lo" kata Rahm menyodorkan kresek berukuran besar berisi berbagai snack dan minuman botol
"Thank you" sambut Aya dengan hati berbunga-bunga. temannya nih,, untuk nonton sepanjang hari nanti
"Lain kali gak lagi-lagi deh. Gue kan mau jalan sama Caca, malah duit gue terkuras jajanin lo"
"Padahal sogokannya gado-gado doang. Mintanya berkali-kali lipat" tambah Rahm
Aya mulai tersulut "Kalo gak ikhlas gue balikin deh. Nih"
"Ikhlas Ay.. ikhlas.."
"Kalo ikhlas mukanya jangan gitu dong" kata Aya menahan senyum, ia masih senang. Cuma Rahm ini selalu saja merecoki kesenangannya.
Pake bilang uangnya terkuras karena Aya lagi. Helloo dia sadar gak sih dia itu banyak duitnya..
Belanja ginian gak bakal bikin kantong dia jebol juga kali, Aya tak habis-habisnya menggerutu
Lagian nih ya,, sejak awal Aya sama sekali tidak berniat mengembalikan kresek berserta isinya ini. Sampai aja Rahm bilang; "Sini balikin" Aya gak akan mau ngasih-in balik. Enak aja udah dibeliin di ambil lagi
"Senyum Rahm" kata Aya "Tunjuk-in napa.. wajah ganteng lu itu depan gue. di depan cewek-cewek lain aja lu tebar pesona. Gue dapatnya wajah ngeselin mulu"
"Lo bukan cewek soalnya"
"Anj.."
"Heh" peringat rahm sebelum Aya melanjutkan katanya
KAMU SEDANG MEMBACA
CAHEM
FanfictionMerasa nyaman dan tak diusik, itulah keinginan Caca di sekolah barunya. Langsung ke chapter aja, Happy Reading♡