Happy Reading...
Sudah hampir satu jam Rahm berserta dua temannya berada di rumah Caca. Tak ada satupun yang berniat untuk pulang. Rahm masih dengan mode cuek yang terus dibujuk oleh Caca juga Zaki.
Sedangkan Dafi masih lebih tertarik dengan makanan di depannya. Cuma sesekali ia ikut untuk mengeluarkan pendapat agar Rahm tidak terlalu keras kepala dan legowo menerima nasibnya.
Pintu rumah Caca kembali di ketuk dari luar. Menandakan ada tamu lain yang datang.
"Sebentar" Caca bangkit bertepatan dengan Arum yang berjalan ke arah ruang tamu.
"Siapa ca?" Arum bertanya dengan ekor mata mengarah ke pintu utama rumah.
"Caca baru aja mau lihat"
Mata Caca menelisik penampilan mamanya "Mama mau kemana?"
"Mama mau keluar sebentar."
Setelah mengatakan itu, Mama melangkah menuju pintu yang masih terus di ketuk karena belum ada yang bukain dari tadi.
Caca mengikuti mama dari belakang. Penasaran juga siapa yang bertamu. Sekalian Caca ada yang mau di titip ke mamanya.
Pintu terbuka. Menampil seorang wanita muda seumuran Caca disana.
"Aya?" Caca menyapa orang yang sedari tadi mengetuk pintu dari belakang punggung sang mama.
"Hai Ca." Balas Aya tersenyum "Tante Arum, Assalamualaikum" sapa Aya tak lupa menyalami wanita yang sudah dianggap orangtuanya juga.
Caca dan Aya memang sudah dekat semenjak awal masuk SMP. Tak jarang Aya datang ke rumah Caca sekedar untuk main bahkan menginap sekalipun. Iya.. itu sebelum Caca memutuskan untuk sekolah di luar kota. Mungkin setelah ini Aya akan sering mendatangi rumah Caca lagi.
"Apa kabar ay?" Tanya Arum setelah menjawab salam "Udah lama ya kamu gak kesini. Caca pindah sekolah, Kamunya gak muncul-muncul lagi kesini. Terakhir ketemu saat di bandara kalau gak salah. Tante berasa kehilangan dua ada perempuan jadinya"
Aya menggaruk kepala dengan senyuman sungkan "Hehe. Maaf tan. Aya sedikit sibuk akhir-akhir ini" katanya disertai kekehan
"Huu.. sok sibuk doang palingan ma" celetuk Caca yang sudah berdiri di samping mamanya.
Aya tak menjawab. Ia hanya tersenyum ke arah Arum. Sebenarnya Aya merasa gak enak karena sama saja ia kesininya pas ada Caca doang.
"Tapi kemarin yang anterin Caca ngurus surat-surat untuk pindah itu kamu kan?"
"Iya tan. Kebetulan pas Aya sampai disini tantenya lagi diluar"
"Sekarang pas kamu kesini lagi. Tante juga mau keluar nih" kata Arum disertai tawa ringan.
Aya tersenyum memperlihatkan giginya yang rapi dan putih "Gak papa kok tan. Tante pergi aja. Udah siap juga kan" ujar Aya melihat Arum yang sudah kelihatan rapi.
"Gak apa apa ya tante tinggal. Sekalian titip jagain rumah" kata Arum becanda
"Siap itu mah. Tenang aja tan"
"Yaudah kalo gitu. Hm ca... " Arum menatap Caca sejenak "Mama tadi udah masak. Ajak teman-teman kamu makan gih." Pintanya
Caca mengangguk "tapi Caca minta dibeliin bakso ya nanti pas pulangnya"
"Duitnya mana?" Tanya mama
"Duit mama dong. Masa minta anaknya sih" Caca mengerutkan bibirnya yang seketika dipukul pelan oleh Arum pake jarinya. "Kamu kan mama kasih jajan dari Papa. Kok masih minta mama"
"Udah menipis ma, biasa.. tanggal tua"
"Emangnya kamu nge-kost. Pake acara tanggal tua segala." Balas mama
KAMU SEDANG MEMBACA
CAHEM
أدب الهواةMerasa nyaman dan tak diusik, itulah keinginan Caca di sekolah barunya. Langsung ke chapter aja, Happy Reading♡