Happy Reading!!
***"Gak usah peduliin mereka"
Akhirnya Rahm bersuara. Tetap dengan mode jutek.
Zaki menyerngit "Sensi amat sih bapak dari tadi"
"Gimana gak sensi, Caca aja gak mau akuin" tawa Dafi meledak, Zaki juga ikut tertawa
"Kak—" Caca mencoba membujuk Rahm yang tampak masih marah padanya.
"Besok aku jemput. Kita bareng ke sekolahnya!" kata Rahm tak mau dibantah
"Kak. Kan aku udah jelasin"
"Tapi aku sudah bilang aku gak mau"
"Kak. Ayolah"
"Gak"
"Kak.. please"
"Ck. Apa apa susahnya sih Rahm ngelakuin permintaan Caca?!!" Zaki mulai kesal. Rahm itu keras kepala banget. Harusnya dia paham posisi Caca. Ini malah bertingkah seperti anak kecil yang tidak dikasih permen.
"Demi kebaikan Caca juga kali Rahm" Dafi menimpali
"Gue bisa jaga Caca" Rahm masih kekeh sama pendapatnya.
"Tapi—"
belum sempat Caca bicara, Rahm memotongnya "Kamu gak percaya sama aku?"
"Bukan kak. Aku gak mau ada musuh aja. Aku mau sekolah dengan nyaman"
"Ada aku yang jaga kamu Ca" Rahm memegang tangan Caca.
Melihat itu Zaki memutar matanya, "Jangan batu napa Rahm."
Zaki menghela nafas sebelum kembali berucap "Cewek Lo pengen sekolah dengan tenang tanpa gangguan dari fans fans lo itu. Terutama si Shania tuh. Lo tau sendiri kan gimana dia sama cewek yang mau dekatin lo. Kalo dia sampe tau Caca pacarnya lo, gak tau deh gue apa yang akan dilakuin Shania ke Caca"
"Udah gue bilang. Gue yang jagain Caca!!" kekeh Rahm ikut kesal. Ini teman-teman pada kenapa sih? Emangnya Rahm akan biarin Caca disakiti?
"Lo berdua harusnya dukung gue. Bukan malah ikut-ikutan Caca dan Aya gini"
Terserah orang mau bilang Rahm itu gimana, Rahm tetap gak akan menuruti permintaan Caca.
Flashback on
"Jadi kamu udah tiga hari disini dan kamu gak ngasih tau aku sama sekali?!"
Rahm menghela nafas kasar mendengar cerita Caca. Mereka masih di rooftop sekolah setelah cukup lama tidak bertatap muka secara langsung. Rahm dengan segala pertanyaannya bak wartawan dan Caca yang bersedia menjelaskan semua pertanyaan yang diajukan Rahm layaknya narasumber talk show.
Seperti yang diketahui, Caca itu pindah ke Padang setelah lulus SMP beberapa bulan yang lalu. Keputusan itu murni diambil karena kemauan Caca sendiri yang tidak mau berpisah dan mau menjaga neneknya di kampung halamannya.
Karena keputusan itu pula, otomatis Caca SMA-nya di kota Padang.
Keputusan berat, karena ia harus rela meninggalkan orang tua, teman-temannya dan juga Rahm yang sudah menjadi kekasih kala itu.
Meskipun begitu, mereka tetap berkomunikasi secara lancar via online.
Singkat cerita, baru beberapa bulan disana, nenek Caca meninggal dunia. Caca sedih bukan main. Kebetulan orang tua Caca sudah disana seminggu sebelum kejadian itu. Mereka menyusul Caca karena memang keadaan nenek sedang drop seminggu terakhir sebelum kepergiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAHEM
FanfictionMerasa nyaman dan tak diusik, itulah keinginan Caca di sekolah barunya. Langsung ke chapter aja, Happy Reading♡