CAHEM 18

127 5 0
                                    

Helloo.. I'm back!!!

Kali ini dengan part 2x lebih panjang dari biasanya.

Happy Reading guyss

***

"Tuh kan telat..."

"Gimana Ser?"

Caca menoleh pada Serli yang tengah melepas helm. Mereka baru saja sampai di sekolah. Tapi gerbang sekolahan mereka sudah tertutup rapat begitu mereka tiba.

Itu karena mereka sampai di sekolah melewati jam masuk alias terlambat.

Hari ini, Caca berangkat ke sekolah bareng Serli. Serli menelpon dan menanyakan keberadaannya saat Caca masih sibuk memakai sepatu dengan terburu-buru.

Caca ketiduran. Paginya, setelah melakukan sholat subuh, ia malah tidur lagi. Kalau saja mamanya tidak membangunnya, sudah pasti Caca akan lebih terlambat dari sekarang. Atau mungkin tidak masuk sekolah akibat kesiangan.

Bersamaan dengan itu, Serli juga kesiangan. Mau berangkat bareng Ifa, tapi gadis itu sudah di sekolah. Mau tidak mau dia harus berangkat sendiri.

Baru saja hendak menjalankan motor, Serli kepikiran Caca. Berharap temannya itu belum sampai di sekolah. Dan ternyata harapannya terkabulkan.

Caca masih di rumah.

Dengan senang hati Serli menawarkan tumpangan untuk menjemput Caca agar mereka berangkatnya bareng. Biar kena hukumnya juga bareng.

"Turun dulu Ca. Kita minta satpam bukain pintu."

"Pak, bukain pintu gerbangnya dong. Kami mau masuk."

"Gak bisa neng" jawab pak Airman, satpam sekolah.

"Pak, bukain lah. Kami mau belajar pak"

Satpam tersebut menatap Caca dan menggeleng, "Kalo mau belajar, ngapain telat neng"

"Jangan gitu pak. Masa kita mau belajar, bapak malah ngelarang sih. Gak baik pak" Omel Serli

Disaat yang sama suara deruan motor mengalihkan perhatian mereka. Si pengendara membuka helm, ternyata itu kakak kelas mereka, Zaki.

"Morning"

"Ck. Ck. Kamu ini... sudah terlambat sok-sok-an tebar pesona pake morning-morning-an segala"

Pak Air menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah anak muda di depannya itu.

"Bukain aja gerbangnya pak. Bapak gak lihat muka mereka muka anak baik-baik" Zaki berkata dengan santai

"Gak bisa. Nanti saya dimarahin Kepsek."

"Ada apa pak?"

Pertanyaan itu mengalihkan atensi mereka. Disana, tidak jauh dari tempat pak Air, berdiri seorang gadis mengenakan setelan jas OSIS.

Ia mulai berjalan mendekat dengan langkah serta pandangan tegas. Tapi itu tidak mengurangi kesan manis yang ada pada dirinya. Lihatlah rambut panjang yang di cepol dan menyisakan anak-anak rambut di bagian kanan dan kiri pipinya itu. Ditambah kacamata bulat yang bertengger di hidung yang tidak bisa dikatakan pesek tapi juga tidak mancung. Simpel tapi manis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CAHEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang