27

1.7K 285 7
                                    

Pagi itu Naruto menghampiri istrinya yang katanya sedang berada di kediaman Uzumaki dan benar mendapati wanita itu ada di sana sedang berdiri di halaman samping. "Hinata."

Hinata tahu Naruto akan datang selepas permintaan maafnya via telepon semalam, namun yang membuatnya terkejut adalah dirinya mendapati permintaan maaf itu begitu cepat.

Naruto melangkah ke hadapan istrinya dan menatap wajah wanita itu yang nampak sedikit sembab, mungkin semalam dia menangis. "Maafkan aku."

Hinata menundukan pandangannya dan membiarkan pria itu menggenggam tangan kanannya.

"Aku tidak bermaksud membuka luka lamamu kembali, aku hanya ingin mengungkap semuanya Hinata." Naruto berucap serius kali ini.

"Aku tahu." Hinata tidak bodoh, dirinya tahu sejak lama bahwa ada misteri dibalik hari kematian ayah dan ibunya yang selalu ditutupi semua orang. "Seseorang melakukan itu pada tou-sama dan ibuku, tapi aku terlalu tak berdaya untuk melawan."

"Itu sembilan tahun lalu, sekarang kau memiliki aku, kita bisa buka semuanya." Naruto meyakinkan Hinata sekali lagi.

"Bahkan sembilan tahun lalu mereka bisa membunuh tou-sama dan ibu begitu saja. Kita mungkin bisa berakhir dengan cara yang sama." Hinata takut, dirinya tidak ingin semua berakhir seperti itu.

Naruto menggeleng. "Ayahmu pernah mengatakan padaku untuk mengungkap kebenaran meski harus mati sekalipun."

Hinata tersenyum kecut. "Tou-sama tidak memikirkan putrinya yang hidup bak di neraka selepas kepergiannya."

Naruto menggeleng "ada sesuatu yang lebih besar yang ingin dia ungkap, ini adalah kebenaran yang dia coba buka hingga akhir hayatnya."

"Aku takut." Hinata masih tidak tahu harus bagaimana. Naruto nampak sangat keras kepala pada keputusannya.

"Kita tidak boleh membiarkan perjuangan ayahmu untuk membuka kebenaran itu menjadi sia-sia." Naruto mengusap surai Hinata dengan lembut. "Untuk kali ini aku bersumpah padamu, aku tidak akan kalah, mereka tidak akan bisa membunuhku."

Hinata menatap Naruto dengan keraguan. "Bagaimana jika semua tak sesuai rencanamu? Kau akan meninggalkan aku dan Boruto atau kami akan ikut mati bersamamu?"

Naruto menggeleng dengan keyakinan. "Tak akan kubiarkan mereka menyentuh keluargaku."

Hinata bungkam, tak tahu bagaimana lagi untuk menahan pria itu.

"Kumohon ijinkan aku melakukan ini, bantu aku Hinata." Naruto memohon pada istrinya.

"Jika semua berjalan tak sesuai rencanamu, aku akan pergi menyelamatkan putraku." Hinata berucap tanpa menatap Naruto. "Jika kau pergi meninggalkanku dan mati seperti tou-sama dan juga Ibu, aku hanya akan memiliki putraku dan melupakanmu."

Naruto memejamkan mata, ucapan Hinata seakan menusuknya, terasa sakit namun dirinya bisa terima keputusan yang masuk akal tersebut. "baiklah."

...

Kushina menatap Naruto dan Hinata dengan tatapan sulit diartikan. Mereka duduk bersisian di sofa namun memasang raut dingin pada satu sama lain. "Sedang bertengkar hm?" Ucapnya sambil membalikan majalah yang ada di atas pangkuan.

If It's Our FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang