Kakashi melempar sebuah flashdisk ke arah Shikamaru sebelum menjatuhkan dirinya di atas sofa. Sial, dirinya harus benar-benar menghabiskan malam di club itu.
Pagi itu mereka berkumpul di markas baru mereka yang tidak lain adalah apartment milik Naruto.
Shikamaru dengan sigap menangkap lemparan benda kecil itu sambil memasang senyum tipis di bibir.
"Jangan tanya apapun." Ucap Kakashi sambil mengutuk diri sendiri dan memejamkan mata.
"Aku tidak akan bertanya tapi semalam nampaknya sangat menyenangkan huh." Shikamaru berucap sarkastik.
Kakashi meredam amarahnya dan tak mengatakan apapun.
"Apa itu di lehermu?" Ko berucap penasaran sambil mengamati bekas kemerahan di sepanjang leher Kakashi.
"Dia baru saja menggoda Tsume di club demi mendapatkan rekaman suara itu." Sasuke memberitahu Ko.
"Ah begitu." Ko memalingkan wajah dan terkekeh pelan. "Pasti dia sangat tersiksa."
Kakashi lalu menahan mual yang kembali menyerang perutnya. "jika Hamura tidak ditangkap setelah aku melakukan semua ini, kuharap dia segera mati dengan cara yang paling mengerikan."
Shikamaru memasang flashdisk itu ke laptop di pangkuannya kemudian memutar file rekaman suara yang tersimpan di sana.
Suara percakapan dua pria mengudara setelah itu, suara yang sekali mendengar pun mereka tahu bahwa itu adalah suara Danzo dan Hamura, mereka bicara cukup panjang soal rencana pembunuhan Hyuuga Hiashi, diikuti dengan gelak tawa yang terdengar menjijikan.
"Tamat riwayatnya setelah ini." Sasuke berucap penuh keyakinan.
"Sudah jelas Hamura melakukan ini demi ibunya." Shikamaru pikir itu bukan lagi asumsi, tapi kenyataan yang tak bisa dielakan.
"Sasuke kurasa kau yang harus membawanya ke persidangan. Akan lebih baik jika rekaman ini dibuka pada sidang Juugo besok sebagai kejutan." Shikamaru kemudian memberikan flashdisk itu pada Sasuke setelah membuat copy file di laptopnya sendiri.
"Baiklah." Kakashi menyimpan flashdisk itu di sakunya.
"Berarti tugas kita saat ini hanya menemukan bukti pembakaran di Hokkaido agar semuanya lengkap." Kakashi berucap serius. "Kita harus meringkus Kaguya."
"Mereka sedang melakukannya di Hokkaido." Ko berucap sambil mengangguk.
"Maksudmu Naruto dan Hinata?" Sasuke menoleh ke arah Ko dan bertanya.
Ko mengangguk "Mereka akan menemui Kaguya di sana."
"Semua sia-sia jika mereka tak memegang bukti kasusnya." Kakashi mendengkus pelan.
"Mereka memegang buktinya, Nyonya Hinata menyimpannya." Ko berucap serius.
Ketiga pria yang duduk di sofa itu tersentak kaget secara bersamaan seraya menoleh ke arah Ko.
"Nyonya Hinata memberitahuku kemarin bahwa dia memegang bukti itu dan akan melaporkannya setelah bicara empat mata dengan Kaguya." Itu juga alasan Ko memberitahu keberangkatan nyonya mudanya itu pada suaminya dan mempersiapkan satu tiket untuk suaminya menemani. Mereka harus mengakhiri segalanya di sana.
Shikamaru langsung bangkit berdiri dari sofa. "kenapa baru mengatakannya Ko!"
"Nyonya Hinata bilang, ingin bicara dulu sebelum meringkusnya. Dia sepertinya merasa butuh bicara empat mata dengan Kaguya soal semua rasa sakit yang dia alami secara pribadi akibat kehilangan keluarga." Ko tidak bisa menghalangi keinginan itu. "Aku mengirim suaminya secara diam-diam untuk melindunginya jika sesuatu hal yang buruk terjadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
If It's Our Fault
FanfictionJika hanya untuk saling mengisi kekosongan, bukankah itu tak bisa disebut cinta? #Naruhina