"Aku tidak butuh supir, Hinata." Naruto mendebat istrinya di depan rumah. Mobilnya dibawa ke bengkel sejak kecelakaan dan kini Hinata memaksanya menggunakan mobil milik wanita itu lengkap dengan seorang supir yang sudah menunggu.
Hinata mengusap perutnya yang entah kenapa sejak pagi terasa sedikit kram. "sebenarnya aku mempekerjakannya untukku, tapi dia bisa mengantarmu juga sampai mobilmu selesai diperbaiki. Maaf membuatmu tidak nyaman tapi aku tidak bisa menyetir sendiri sekarang."
Naruto menatap istrinya dari ujung kaki hingga kepala. Ah, seharusnya dirinya bisa lebih peka bukan menghakimi seperti ini. Tentu saja wanita itu butuh supir untuk mengantarnya. "Apa kau sakit hm?" Tanyanya sambil mengusap pinggul wanita itu, entah kenapa Hinata terus memegang perutnya sejak tadi.
Hinata menggeleng "tidak, aku baik-baik saja. Siang nanti aku juga harus pergi ke galeri."
"Tidak bisa beristirahat saja di rumah? Aku khawatir." Naruto mengerutkan kening. Lagipula kurang dari sebulan lagi Hinata akan melahirkan tapi wanita itu tetap sibuk di galerinya.
"Ini adalah minggu terakhir aku pergi ke galeri, sebelum beristirahat di rumah sampai persalinan." Hinata tidak bisa menyiakan waktu, urusan pekerjaan harus diselesaikan sebelum bayinya lahir. Karena nanti dirinya ingin merawat bayinya dengan kedua tangannya sendiri.
"Baiklah, segera pulang jika pekerjaan di galeri sudah selesai. Aku akan bergegas menyelesaikan pekerjaan juga agar tidak pulang larut." Naruto jadi khawatir pada istrinya sejak usia kandungannya semakin bertambah.
"Em." Hinata mengangguk, dia menoleh ke arah Ko yang berdiri di samping mobilnya.
Pria bernama Ko itu adalah orang kepercayaan tou-sama semasa menjabat sebagai Hakim Kepala di Hokkaido sekaligus kerabat dekat keluarga Hyuuga di sana. Kini Hinata mempekerjakan Ko lagi untuk membantunya.
"Terima kasih Hinata." Naruto sebenarnya merasa kurang nyaman memanfaatkan fasilitas yang istrinya sediakan. Bukankah harusnya sebaliknya?
Oh, mungkin itu hanya harga dirinya sebagai pria yang terusik oleh niat baik wanita itu.
...
Naruto mengamati pria yang duduk di kursi pengemudi, dia menatap pria itu melalui spion tengah sambil mengamati, seperti tidak asing dan pernah melihat namun di mana? "Bagaimana bisa kau mengenal istriku, Ko?"
Ko tersenyum tipis "aku sudah bekerja pada Tuan Hiashi sejak Nyonya Hinata berusia tiga belas tahun, belum lama ini Nyonya Hinata menawarkan pekerjaan jadi aku kembali bekerja."
"Ah begitu." Naruto pernah dengar Hinata mengatakan ingin memiliki seorang supir, namun saat itu dirinya tidak terlalu mendengarkan ucapan istrinya. Jadi jika sekarang wanita itu benar mempekerjakan seseorang, harusnya dirinya tidak terkejut. "Kau akan mengantarnya kemana pun setelah ini?"
Ko mengangguk "Nyonya berencana mempekerjakanku sampai nanti putranya berusia lima tahun. Jadi aku langsung menerima tawarannya."
"Lima tahun?" Naruto mengerutkan kening. Sepertinya itu bukan ide buruk. Hinata pasti akan sibuk setelah melahirkan nanti, mereka memang membutuhkan supir untuk membantu mobilitas.
"Ya." Ko mengiyakan secara pasti.
Naruto mengangguk sekarang. "Mohon bantuanmu untuk menjaga istri dan putraku."
"Jangan khawatir, Tuan." Ucap Ko. Nyonya Hinata menyampaikan pesan yang sama belum lama ini, yaitu untuk menjaga suaminya dari ancaman yang kemungkinan pria itu dapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
If It's Our Fault
FanficJika hanya untuk saling mengisi kekosongan, bukankah itu tak bisa disebut cinta? #Naruhina