..
Motor hitam terparkir rapi di pekarangan rumah. Aku dan Haechan baru saja datang dari festival setelah dua jam berkeliling hingga sampai di ujung jembatan merah itu. Kami memutuskan untuk pulang karena Haechan merasa sakit perut akibat terlalu banyak makan.
Aku melepas helm yang melekat di kepalaku, merapikan sedikit rambutku yang berantakan dan ingin melangkah masuk ke dalam rumah. Namun aku heran sejenak karena pintu utama rumah terbuka lebar.
Ada tamu kah?
"Sepertinya di rumahmu kedatangan tamu."
Aku mengangguk mengiyakan perkataan Haechan yang entah sejak kapan ia berdiri di sampingku.
"Ayo." ajaknya sambil menarik tanganku mengikuti langkahnya.
Aku mengintip sedikit ke dalam rumah untuk melihat kondisi di dalam. Siapa tahu tamu ayah dari kantor kan? Sangat tidak sopan sekali jika langsung masuk tanpa mengucap salam terlebih dahulu.
Aku melihat ayah dan seorang wanita sedang berdiri berhadapan di ruang tamu.
"Ayah, aku pulang."
Kedua orang dewasa di sana serempak menoleh ke arahku dan Haechan.
"Renjun!" Wanita itu langsung berlari memelukku. Aku bingung dengan situasi ini, dan siapa wanita ini? Kenapa dia tiba-tiba memelukku?
Wanita itu melepaskan pelukannya dan beralih menangkup kedua sisi wajahku dengan telapak tangannya.
"Renjun, kau sudah besar nak." ucap wanita cantik itu sambil menahan tangis. Aku mengerjap-ngerjapkan mataku berusaha paham dengan situasi ini.
"A-anda siapa?" tanyaku ragu. Seketika wanita itu terdiam.
"Kau tidak mengenalku Renjun?" seru wanita itu kaget. Aku semakin bingung dibuatnya. Tak sampai disana kebingunganku, ayah menarik wanita itu menjauh hingga tangkupannya terlepas dari pipiku.
"Cukup!" Ayah membentak wanita itu dengan cukup keras.
"Kenapa? Kenapa dia tidak mengenaliku? Kau apakan anakku hah!?" Wanita itu berusaha melepaskan genggaman ayah.
"Wajar dia tidak mengenalimu, kau saja tidak pernah sekalipun menjenguknya sampai ia sebesar ini!"
"Dia anakku Doy! Aku pergi bukan tanpa alasan!"
"Cih! Alasanmu sudah basi! Kau kesini hanya untuk mengusik ketenangan kami! Jangan menampakkan dirimu lagi disini!"
"Aku kesini bukan untuk menjengukmu, tapi untuk Renjun!"
"Tidak! Jangan sentuh anakku!"
"Aku yang telah melahirkannya! Renjun anakku!"
"Kau bahkan meninggalkannya saat dia membutuhkan kasih sayang seorang ibu! Renjun tidak punya ibu sepertimu! Dia hanya punyaku seorang!!"
"DOYOUNG!"
"JAGA BICARAMU SEJEONG!"
Dadaku terasa berat dan sesak mendengar perdebatan kedua orang dewasa di hadapanku. Dan barusan aku telah mengetahui jika wanita yang sedang berdebat dengan ayahku adalah ibuku? Seharusnya aku senang mengetahui hal ini. Sudah lama aku mencari keberadaan ibunya Renjun. Tapi entah kenapa rasa sakit dan sesak memenuhi dadaku. Aku meremat hoodie putih yang membalut dadaku hingga meninggalkan garis-garis kusut.
Rasanya sedih bercampur rindu, perasaan sakit karena ditinggal bertahun-tahun lamanya menyeruak hingga membuat air mataku merembes keluar. Tubuhku hampir limbung jika saja Haechan tidak cepat memegangiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak dalam Tubuh Huang Renjun ft. NCT DREAM✓
FanfictionBagaimana rasanya kalian terjebak dalam tubuh seorang Huang Renjun? Bukan sebagai idol, namun hanya sebagai anak kelas 11 SMA yang mempunyai sahabat sejati bernama Lee Haechan yang terkenal berandalan di sekolah. Dan kau pun juga terkenal sebagai se...