Bagaimana rasanya kalian terjebak dalam tubuh seorang Huang Renjun? Bukan sebagai idol, namun hanya sebagai anak kelas 11 SMA yang mempunyai sahabat sejati bernama Lee Haechan yang terkenal berandalan di sekolah. Dan kau pun juga terkenal sebagai se...
Hari ini semua orang terlihat sibuk dengan aktivitas masing-masing. Sebentar lagi SMA Neo mengadakan acara ulang tahun sekolah, tentu pihak OSIS lah yang lebih berperan untuk menyelenggarakan acara besar tersebut.
Semua bidang sudah dilimpahkan tugas masing-masing. Dengan dibantu oleh anak buah OSIS, rupanya Mark masih kewalahan menghandle beberapa pekerjaan karena kekurangan anggota. Terutama di bagian dokumentasi yang bertugas untuk merekam segala kegiatan OSIS selama mempersiapkan kelengkapan acara.
Jadi mau tidak mau Mark menunjuk aku dan Haechan sebagai seksi dokumentasi yang bertugas merekam seluruh aktivitas OSIS sampai hari H.
Aku sempat tidak diizinkan oleh ayah karena terkadang para OSIS bekerja sampai malam. Namun mendengar aku yang ditemani oleh Mark dan Haechan, ayahku mengizinkannya dengan catatan aku tidak boleh melewatkan jam makan. Ayahku perhatian sekali^^
Dan sekarang kami sedang berada di ruang OSIS bersama anggota yang lain. Mark tiba-tiba mengadakan rapat dadakan untuk membahas masalah dana yang kurang untuk membeli beberapa perlengkapan dekorasi.
Aku mengecek jam di ponselku. 07.16 PM. Belum terlalu larut malam. Biasanya aku akan pulang sekitar jam 8 lewat sedikit kalau tidak ada lagi yang dikerjakan.
Kali ini Haechan lah yang memegang kamera. Aku sudah kebagian tugas memotret bagian seksi perlengkapan tadi siang.
Anak-anak OSIS telah berkumpul semua dan duduk di kursi masing-masing. Aku dan Haechan berdiri karena tidak kebagian kursi.
Selama menunggu Mark dan Jeno yang katanya ada urusan sebentar sehingga mereka terlambat sedikit, aku memeriksa hasil foto tadi siang yang dibukakan oleh Haechan.
"Hm, sepertinya kau berbakat dalam hal potret memotret." komentar Haechan setelah melihat beberapa hasil foto yang aku tangkap cukup bagus.
"Siapa dulu fotografernya." ucapku dengan menepuk dadaku bangga.
Kami lanjut menggeser foto-foto berikutnya, hingga berhenti pada foto yang memperlihatkan aib Jeno karena aku mengambilnya pada saat timing yang tidak tepat.
"Ppfftttt!"
Haechan cekikikan sementara aku berusaha menahan tawa karena foto yang memperlihatkan mata Jeno yang menutup tapi mulutnya terbuka lebar. Sepertinya itu saat Jeno ingin mengomando anggotanya yang sedang memasang spanduk di depan pintu masuk gedung sekolah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aib sekali mukanya Jeno! Aduh perutku!"
"Syuuutt, jangan keras-keras ketawanya."
Tak dapat dipungkiri bahwa aku juga tidak bisa menahan tawa ketika mendengar Haechan tertawa tertahan sampai kakinya menjadi jelly.
Jemari Haechan menekan tombol next.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.