Edisi dibuang sayang (3)

192 12 1
                                    

.

.

"Permisi pakeeeeettttt!"

Aku sontak bangun dari acara rebahan cantik di karpet depan TV.

"Paket? Perasaan aku tidak pesan barang. Apa punya ayah ya?" monologku. Dengan rasa penasaran aku berjalan membukakan pintu utama.

Seketika aku mendatarkan wajahku. Ternyata itu si beruang gunung.

"Mau apa Chan?" tanyaku tanpa minat. Beruang ini telah mengganggu waktu malasku.

"Ke warnet yuk!"

"Ngapain ke sana?"

"Ngerjain tugas dong."

Aku berpikir sejenak, "Tugas? Kita ada tugas?"

Haechan menghela nafas, "Masa tidak ingat sih? Itu loh, merangkum sejarah permainan lato-lato."

Aku seketika ingat. "Oh itu.. Tapi kenapa harus di warnet? Memangnya WiFi kamu di rumah belum bayar?"

Haechan menggaruk pipinya yang tidak gatal, "Itu.. sebenarnya WiFi nya dicabut ayah."

Aku melongo, "Kenapa bisa sampai dicabut ayahmu? Ini pasti kamu sudah melakukan hal yang aneh-aneh kan?"

"Tidak aneh sih, cuma ketahuan main game sampai jam 3 pagi aja."

"Pantas saja!" Aku menggeplak kepalanya biar dia sadar bahwa aktivitas seperti itu sungguh tidaklah baik. Haechan mengusap-usap kepalanya bekas geplakanku.

"Kamu siap-siap sana! Nanti kemalaman aku yang kena semprot ayahmu."

"Pakai kendaraan siapa?"

"Punyaku lah. Dah sana ganti baju!"

Haechan mendorong-dorong punggungku menuju kamar. Setelah beberapa menit berbenah, aku dan Haechan langsung menuju ke warnet yang hanya Haechan lah yang tahu letaknya.

Sesampainya di sana, aku melihat lumayan banyak kendaraan bermotor yang terparkir di halaman warnet itu.

Saat masuk ke dalam, kami mencari tempat duduk yang masih kosong. Aku duduk bersebelahan dengan Haechan. Penghuni yang datang sebelumnya kebanyakan anak sekolahan seumuran dengan kami. Tapi kayaknya dari sekolah lain terbukti tidak satupun dari mereka yang Haechan kenali. Kebanyakan mereka bermain game online yang Haechan pernah mengajakku main di sekolah, tetapi aku menolak karena tidak terlalu doyan bermain permainan online tersebut.

Aku langsung mengeluarkan buku catatan dan pulpen dari tas selempang yang kubawa.

Dari halaman desktop komputer yang sudah menyala, pada laman pencarian aku mengetik 'sejarah permainan lato-lato', dan tanpa menunggu lama muncullah banyak artikel yang membahas masalah tersebut.

Mataku sepet melihat panjangnya kalimat pada salah satu artikel yang aku kunjungi.

"Ini kalau aku ringkas pun kayaknya bakal gak selesai dalam waktu singkat." monologku.

"Ah, cari artikel yang pendek saja! Duh, kok tidak kepikiran dari tadi sih?" ujarku sambil menepuk jidatku. Aku segera mengetikkan kembali kata kunci di laman pencarian.

Beberapa detik masih loading. Aku menunggu sembari mengetuk-ngetukkan pulpen ke alas meja. Layar komputerku masih belum ada perubahan.

"Kok loadingnya lambat?" Aku mengecek sinyal WiFi nya, tetapi baik-baik saja kok.

"Chan? Punyamu WiFi nya lemot gak?" tanyaku tanpa menatap Haechan yang terlindung sekat di sampingku.

"Tidak tuh, lancar-lancar aja." jawabnya.

"Kok di aku lemot ya?"

Aku memutuskan untuk menunggu lagi sampai jaringannya kembali stabil. Tetapi masih sama seperti tadi, lingkaran biru berputar-putar masih nampak di layar komputerku.

Aku ingin bertanya lagi dengan Haechan, tetapi beberapa anak sekolah yang berada di belakang kami duduk mulai menggerutu kesal.

"Ini kenapa WiFi nya jadi lemot kayak siput sih!?"

"Punyamu lemot juga? Kukira cuma punyaku saja yang bermasalah."

"Nih punyaku malah sudah ngelag. Padahal dikit lagi naik ranking."

"Aduh! Padahal lagi seru-serunya nge-game!"

"Kita komplain sama mamang yang jaga!"

Beberapa anak pergi menghampiri pemilik warnet untuk protes masalah lemotnya WiFi yang tiba-tiba ini.

"Chan, kita protes juga gak kayak mereka?" ajakku pada Haechan.

"Gak usah, biarkan saja mereka jadi perwakilan."

Aku mengangguk-anggukkan kepala membenarkan perkataan Haechan. Lebih baik menunggu daripada repot buang-buang kalori ke tempat mamang warnetnya.

"Kamu sudah selesai merangkum tugasnya Chan?" ujarku sambil melongokkan kepalaku ke dalam sekat milik Haechan. Dapat terlihat Haechan sedang bersidekap dada sambil menggoyang-goyangkan kakinya. Terlihat gelagat anak itu seperti resah entah karena apa.

"Kamu sedang apa Chan?" tanyaku keheranan. Segera saja ia menempelkan telunjuknya ke depan bibirku.

"Syuuuut, jangan terlalu heboh deh Njun." Aku segera menepis jari telunjuknya.

"Heboh apanya Chan? Jelas-jelas dong kalau bicara."

Beruang itu segera menunjuk layar komputernya. Dapat terlihat disana bukan artikel yang memaparkan tentang sejarah permainan lato-lato, tetapi lagi MENDOWNLOAD ANIME!

Aku melototkan mataku ke arah Haechan. Rupanya ini yang menjadi penyebab WiFi tiba-tiba lemot!?

Aku seketika menggeplak bahunya kencang, "Ini kalau kamu ketahuan sama anak-anak yang lain, HABIS LAH KAU LEE HAECHAN!"

Haechan pun panik ditempat. "Ya kamu jangan ngomong keras-keras juga Njun!"

Aku hanya bisa menghela nafas dan mengusap wajahku kasar. Sepertinya aku lebih baik tidak mengiyakan saja ajakan Haechan pergi ke warnet.

"Help me~" - diriku yang ingin cepat-cepat pulang.


Selesai.

Wkwkwk, ini pengalaman temanku dulu waktu pertama kali ke warnet. Bedanya dia nge-download variety show EXO🤭 Aku sama dia itu kpopers jadul. Wah, jadi kangen masa-masa ngefangirl waktu itu. Perjuangannya sih yang paling membekas banget🤧 Ada yang seangkatan juga?🙈

Oh iya, aku mau ngucapin selamat berpuasa bagi yang menjalankan🙏 Tetap semangat walaupun cuacanya akhir-akhir ini panas. Dan juga jaga kesehatan selalu ya!🤗

Terjebak dalam Tubuh Huang Renjun ft. NCT DREAM✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang