28 |Haechan side

343 34 3
                                    


.

.

"Jika kamu sudah selesai piket dan tidak mendapati aku di parkiran, cari saja di cafe Neo yang letaknya di sebelah barat dari gerbang sekolah, aku ada di sana." ucapku sambil menyampirkan tas hitamku ke atas bahu kananku.

Setelah mendapat acungan jempol dari Renjun aku langsung melangkah meninggalkan gedung sekolah dan pergi ke cafe Neo yang memang diperuntukkan bagi pelajar. Aku segera memesan minuman dan satu cake coklat dan menghampiri salah satu meja yang tersedia di sana.

Mataku menangkap seseorang yang tak asing duduk di bangku dekat jendela yang menghadap langsung ke luar jalanan. Ia sedang membaca buku entah buku apa sesekali menyesap americano pesanannya.

Karena aku bosan sendirian, mending kuhampiri saja orang itu. Aku duduk di bangku yang berhadapan dengan orang itu, merasa terganggu dengan derit kursi yang kutarik ke belakang, orang itupun mengalihkan pandangannya dari buku dan menatapku.

"Haechan?"

Aku hanya berdehem pelan sambil menumpu kaki kananku ke atas kaki kiriku.

"Kenapa sendirian saja? Kemana Renjun?" tanya orang itu yang masih betah menatapku.

"Dia ada piket hari ini. Dan kenapa kau menanyainya? Kau mau merebut Renjun dariku Na Jaemin?" ucapku dengan tatapan curiga.

"Astaga, kau tidak perlu seposesif itu Lee Haechan. Aku tidak ada niatan untuk merebut sahabat manismu itu."

Aku melotot ketika dia bilang 'sahabat manis', apa-apaan panggilan itu?

Jaemin hanya mendengus kasar melihat reaksiku dan kembali pada buku bacaannya. Tak lama kemudian pesananku tiba dan aku langsung menyeruput jus alpukat kesukaanku. Banyak orang yang tidak suka dengan jus alpukat, terbukti dari pandangan jijik Jaemin ketika melihatku sedang meminum jus itu. Aku mana peduli dengan itu.

"Apa yang kau lakukan berdua dengan Renjun di taman sekolah?" tanyaku memecah keheningan.

"Dia hanya penasaran dengan novel yang kubawa."

"Oh."

Jaemin kembali mendengus mendengar jawaban singkat dariku. Tiba-tiba aku teringat sesuatu.

"Oh ya, novelmu kan dibawa Renjun, katanya dia mau mengembalikannya sepulang sekolah ini. Kau jangan pulang dulu sebelum Renjun kesini."

Jaemin hanya mengangguk mengiyakan. Lalu kami larut dalam kegiatan masing-masing.




***




"Kenapa Renjun tidak kesini juga?"

Aku mengecek jam di ponselku dan menghitung sudah hampir 30 menit aku berada di cafe ini bersama Jaemin, namun pria mungil itu tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

"Piket kan tidak selama ini juga, 15 menit palingan juga selesai." Jaemin ikut menyuarakan pendapatnya.

Tiba-tiba perasaan tidak enak datang menghampiriku. Aku duduk dengan resah sambil menggigiti ujung kukuku.

"Bagaimana kita susul saja Renjun ke kelas, mungkin dia masih bersih-bersih di sana." usul Jaemin. Aku pun menerima usulannya dan segera berberes setelah membayar pesanan.

Aku berlari menyusuri lorong sekolah dengan perasaan yang tidak menentu, disusul oleh Jaemin di belakangku. Kakiku sampai di depan kelas 11-3 dan mencari keberadaan Renjun di sana, namun nihil, anak itu tidak ada di sana.

Lalu aku berbalik dan memeriksa semua kelas 11 di sana berharap keberadaan pria mungil itu ada. Aku mendengus kasar karena hanya ada meja dan kursi yang tersusun rapi di dalam.

Terjebak dalam Tubuh Huang Renjun ft. NCT DREAM✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang