Pesta

4.6K 176 1
                                    

Kaishan yang baru keluar dari mobilnya langsung menatap sendu ke sampingnya yang kosong lalu beralih menatap ke depannya, ia kembali sedih ketika melihat Ivy menggandeng tangan kakaknya mesra.

"Apa gue suruh mommy sama daddy buat adek aja? biar gue gak kesepian? hih, gak usahlah masa jarak umur gue sama calon adek gue 23 tahun ntar kalo jalan keliatan anak sama bapaknya," monolognya.

Ravin melihat ke belakang di mana pria satu itu malah linglung seperti orang gila. "Woy! Kasihan! sini cepetan."

"Ck, nama gue Kaishan bukan Kasihan ya goblog!" maki Kaishan langsung mensejajarkan langkahnya.

"Pfft, haha," Ivy langsung tertawa melihat keakraban kedua manusia itu.

"Udah jangan ketawa mulu, banyat lalat," peringat Ravin sambil mendelik sinis pada Kaishan yang lagi-lagi terpana dengan Ivy.

Berjalan beriringan menuju ke lantai dua di mana acara di laksanakan. Beralih ke tempat acara, beberapa pemuda berkumpul membuat semua atensi tak lepas dari mereka. Dengan style formal mereka mampu membuat kaum Hawa menjerit histeris.

Erlang, dengan balutan tuxedo abu-abu apalagi rambutnya yang biasanya berantakan kini tersisir rapi ke belakang membuatnya semakin memukau di malam ini. Bahkan, ada beberapa gadis yang sengaja mencari perhatian dengannya.

"Ivy kok lama sih?" ia menggerutu kesal.

Galaksi yang melihat sahabatnya terus-menerus memperhatikan pintu utama terkekeh pelan. "Ibu negara bakalan datang."

"Hmm."

Dan benar saja, pintu utama baru saja terbuka menampakan tiga orang. Mereka terkejut ketika seorang pengusaha sukses, Kaishan bersama dokter muda nan berbakat, Ravin. Apalagi di antara keduanya terselip gadis cantik manis dengan wajah juteknya tapi masih tetap cantik membuat para tamu tak melepas pandangannya.

"Ikut sama abang dulu," ajak Ravin masih setia menggandeng tangan Ivy.

Siapa gadis itu?

Pacarnya, maybe

Gue kira, setelah jadi model gue masih punya kesempatan buat deketin Ravindra

Ho'oh jadi yang kedua kek ketiga atau berapapun gue mau asal sama Ravin

Ngimpi! liat aja noh cewek di sampingnya cantik gitu

Gadis itu sangat beruntung bisa berdampingan dengan tuan Kaishan dan tuan Ravin

Gila! Ivy gue cantik banget

Arggh, jantung gue gak aman

Bebeb Ivy udah punya pawang?

Terdengar bisik-bisikan yang mengiringi jalan mereka. Mereka bertiga berhenti di segerombol orang yang juga memperhatikan mereka sedari pintu masuk.

Brugh

Ivy terdorong ketika sebuah tangan menyentak tangannya dari lengan kekar sang abang apalagi mendorong bahunya kasar. Ivy mendelik sinis melihat penampilan wanita itu yang langsung bergelayut manja di lengan abangnya.

"Maksud?!" sarkas Ivy dengan sorot mata tajam.

"Lo apa-apaan sih?" Ravin dengan kasar menyentak tangan wanita itu.

"Sayang, kamu kok gitu sama aku, kamu selingkuh?" dengan suara yang diimut-imutkan membuat Ivy ingin muntah saja.

"Ivy baru tau kalo abang punya selera kek gini, hiks... kasihan mama yang udah susun proposal mantu idaman," Ivy berlagak sedih untuk mengusili abangnya.

"Dih, gak ya! anjirr lo ngapain sih deket-deket sama gue," Ravin langsung bersembunyi di belakang sang adik sambil memegang bahu gadis itu.

"Lepasin ayang gue!" titah wanita bernama Vyora itu.

Ivy berkacak pinggang. "Dia abang gue! mau ngapain lo?! please ya, tadi kan gue dah bilang gue sama mama gue udah susun proposal mantu idaman sekaligus kakak ipar gue. Kalo lo mau tau, dengerin ya! minimal bisa masak, bisa kerja, bisa ngurus anak, dan kerjanya bukan duduk nyantai kek nyonya besar!"

Ravin dalam hati merutuki mulut adiknya yang banyak ceplas-ceplos membuat teman-temannya tergelak tawa apalagi ekspresi yang diberikan Vyora sangat ganas. Ia khawatir saja jika Vyora main-main dengan adiknya malah Vyora yang masuk rumah sakit.

"Kan bisa sewa ART, njing!"

"Gak usah lo maki adek gue," Ravin menatap Vyora tajam.

"Sorry ya shayyy, di rumah gue gak ada sewa ART, semuanya dikerjain sendiri. Abang aja yang kerjanya dokter pas di rumah merangkap jadi tukang kebun sama tukang bersihin WC terus lo mau hidup enak?! najis shayyy," Ravin langsung membekap mulut adiknya.

"Ihh, Ivy mah cerewet deh," gerutunya.

"Hmmppph!" Ivy memberontak. "Phuah! apaan sih bang?! biar nih cewek kena mental."

"Heh! murid durjana!"

Ivy menoleh pada asal suara lembut ini, ah iya pasti Rehana, guru fisika sekaligus guru pembimbingnya.

'Widih, cantik bener bu Hana,' batin Ivy terpukau dengan penampilan Rehana Raharjeng itu.

'Ini Hana?' semua teman-teman cowok tanpa terkecuali Ravin terpana dengan kecantikan Rehana. Tadi Ivy sekarang Rehana.

"Kamu tadi ibu suruh ke ruangan malah kabur," omel Rehana.

"Aelah bu, bolos satu hari doang," Ivy misuh-misuh menghampiri gurunya itu lalu langsung menggaet lengannya membuat Rehana mendelik.

"Satu hari itu berharga Yvonne! mana olimpiadenya minggu depan," kesal Rehana menjawil hidung muridnya itu.

"Resiko ibu," dengan entengnya Ivy menjawab seperti itu.

"Bocilnya Calypso pengen gue sleding ya?" gumam Rehana yang masih terdengar.

Tak mau terkena imbasnya, Ivy langsung berdada ria dan menuju ke seonggok manusia yang sedari tadi menatapnya kagum. Siapa lagi kalau bukan Erlang, calon suaminya.

***

Haduuuh, Ivy sama mama Sofia udah susun proposal buat Ravin. Mungkin ada yang mau mendaftar?
Vote sama comment ya



Kamu milikku! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang