EXTRA PART

7.7K 177 4
                                    

Akhir dari segala kisah menuntun kita kembali

***

Vy Cma duduk sambil menatap semua anggota berharganya mulai dari yang tua bahkan yang muda berkumpul di situ semua. Di hari yang cerah ini seorang Yvonne Ludovica ketua dari Lynx yang sudah berusia tiga puluh tujuh tahun itu akan melepas jabatannya dan menjadi seorang ketua selama 23 tahun. Cukup lama ia memimpin organisasi Lynx yang telah resmi diakui dunia. Anggotanya tak serta merta dari Indonesia saja, negara lain turut bergabung.

"Tak banyak kata yang saya sampaikan, hari ini saya dengan hormat mengucapkan selamat tinggal dan selamat atas ketua baru Lynx. Terima kasih kepada kalian semua yang sudah berdiri bersama saya dan menjadi pahlawan diri kalian," ia berucap tegas.

Di sampingnya seorang gadis yang berusia 23  tahun yang  menjadi pengganti Ivy. Dilara Gulizar Erikson sudah diwanti-wanti oleh Ivy karena sejak kecil ia sudah menunjukan kemampuan kepemimpinannya melampaui putra-putrinya sendiri. Adik iparnya yang tumbuh dibawah asuhan Ivy yang sadis dan Erlang yang bengis membuatnya tak segan-segan.

Wanita berusia 37 tahun itu kini sudah memiliki enam anak bersama sang suami kesayangannya, Erlangga Dewa Erikson. Bahkan, Erlang sendiri sudah melepas jabatannya beberapa bulan lalu dan diserahkan kepada anak sulungnya Galaksi Samudera dan Roxanne Aleissa, Ragnar Galaxann Samudera.

"Kakak harap Dila bisa menjadi pemimpin cerdas dan bijaksana, kakak serahkan semuanya padamu," Ivy mencium kening itu lembut. Dilara memeluk kakaknya itu erat.

Mari berkenalan dengan enam putra putrinya dua pasangan kejam.

1. Rigel Pierre Dewa Erikson (17) 
2. Nanna Davina Dewi Erikson (16)
3. Castor Vincent Dewa Erikson (12)
4. Altair Vincenzo Dewa Erikson (12)
5. Zenith Cordelia Dewi Erikson (12)
6. Corvina Blandine Dewi Erikson (5)

Setelah acara penurunan jabatan sekaligus naiknya ketua baru Lynx, Ivy bersama sang suami menjemput anak-anak mereka yang berada di lantai dua bersama anak-anak yang lain. Sebenarnya, pagi tadi ia enggan membawa mereka namun, sifat penuh bujuk rayu yang diturunkan oleh sang ayah membuat Ivy tak bisa menolak.

Cklek

"Mommy!" seorang gadis kecil berlari ke arah Ivy dengan senyum manisnya.

Ivy merentangkan tangan dan membawa putri bungsunya ke pelukannya. Baru beberapa jam tidak bertemu membuat ia sangat merindukan Corvina kesayangannya.

"Mana abang kalian?" tanya Erlang pada tiga anak kembarnya yang asik mengusili Krystal Sultanah Feyre, tahun kan kalau Sultanah? Anak tunggal dari pasangan Berlian Sultanah dan Ellion Sakti Putra.

"Tuh," Zenith mengarahkan dagunya ke balkon di mana di sana terdapat Rigel bersama seorang gadis sedang berdebat entah apa yang mereka perdebatkan.

"Tante lihat nih anak-anak tante, nakal ihh Krystal gak suka," Krystal berlari memeluk kaki Ivy.

Ivy melayangkan tatapan tajamnya pada mereka, "Abang kembar sama Zeze mau mommy hukum? nakal mulu kerjaannya. Gak mommy gak daddy, semuanya kalian isengin."

Lantas secepatnya Altair dan Castor menggeleng kuat, bagaimanapun kasta tertinggi di rumah adalah mommy mereka, daddy mereka itu payah sekali. Di omelin dikit langsung, gara-gara hal itu mereka juga persis seperti daddy mereka.

"Jauh-jauh Cyra!" sentak Rigel pelan pada gadis di sampingnya.

Chryseis Aethra Samudera, anak kedua dari Anne dan Galaksi yang sukanya ngintilin anak sulung Ivy. Sejak kecil memang sudah seperti itu membuat Rigel agak risih namun, tak sepenuhnya merasa terganggu.

"Gak mau! maunya sama abang Rigel aja," Chryseis malah merangkul bahu Rigel yang lebih tinggi darinya membuat Rigel sendiri harus menunduk dan mengalah pada gadis menyebalkan satu ini.

Dari semua anak Ivy dan Erlang, hanya anak kedua saja yang kalem dan anggun. Nanna lebih suka membaca buku, seakan buku itu dunianya bahkan ia sudah tak perduli hal lain, copyan Ivy sekali.

"Mom, kakak ngantuk," kali ini Nanna sudah bosan dan memilih menutup bukunya.

Erlang mengelus surai anak keduanya dengan Zenith yang sudah ada di gendongannya. Akhirnya Ivy bersama keluarganya pulang karena rengekan anak kedua mereka, setelah berpamitan mereka berlalu begitu saja meninggalkan gedung megah yang penuh hiruk pikuk.

***

Nanna mendesah pasrah saat melihat kamarnya begitu berantakan akibat dua adik kembarnya, Castor dan Altair. Dua anak ini memang tak bisa ditolerir lagi, ia menjewer telinga keduanya hingga mereka meringis. Sedangkan di ranjang, Zenith tidur sambil memeluk Corvina.

Untuk kedua adik perempuannya, Nanna maklumi dan biarkan saja karena Zenith dan Corvina yang patuh tapi tidak dengan dua adiknya.

"Aduhhh, kakak, sakit," keluh keduanya bersamaan.

"Diam, kalau gak mau adik kalian bangun," ancam Nanna.

Jika takhta tertinggi di rumah ini adalah Ivy lalu Erlang maka, yang ketiganya adalah Nanna. Dima-diam meresahkan sekali anak kedua Erlang ini, ia kalem tapi jika ada yang mengusiknya, siap-siap saja suara cetar membahananya menghancurkan mental si pengusik.

"Ishh, kakak galak," Castor memeluk tubuh kakaknya setelah peluka terlepasnya telinga mereka dari amukan maut Nanna.

Altair juga ikut memeluk kakaknya, Nanna membiarkan adiknya itu tertidur di pelukan mereka. Mungkin kelelahan setelah menemani sang mommy di acara tadi. Barulah beberapa saat, Rigel ikut masuk ke kamar Nanna dan tidur bersama tiga adiknya di karpet berbulu membiarkan dua bungsu terlelap di ranjang.

"Sweetie, jangan difotoin terus nanti mereka kebangun," Erlang memeluk pinggang istrinya yang asik memotret wajah anak-anaknya yang asik tidur.

"Diam, sayang. Lagi mengabadikan momen ini lho," Ivy memukul pelan tangan suaminya.

"Mau nambah lagi?" iseng Erlang bertanya.

Ivy menatap tajam suaminya, "Enam aja udah mau mampus, mas."

Erlang terkekeh pelan, keduanya lantas keluar dan menutup pintu kamar Nanna dengan pelan agar keenam permata hati mereka tak terbangun. Barulah Erlang bebas bermesraan dengan istrinya, karena jika ada tiga putranya yakinlah bahwa mereka selalu menguasai Ivy dan tak mau berbagi dengan Erlang.

Erlang kadang kesal tapi menerima saja dan menemani tiga putrinya. Bertahun-tahun tinggal bersama membuat sikap keduanya dewasa, saling berbagi cerita dan tak saling menyembunyikan sesuatu membuat rumah tangga mereka yang dijalin di usia muda bertahan lama.

Walau terkadang ada masalah kecil yang membuat mereka saling berdebat, itu sebentar saja karena ada buah hati mereka yang selalu menengahi perdebatan keduanya.

Ivy memeluk erat Erlang, bayang-bayang masa lalunya kini sirna menyisakan pembelajaran hidup baginya. Menjadikan dirinya tangguh dan bisa berdiri bersama sang suami, genggaman suaminya tak pernah longgar membuat ia percaya bahwa Tuhan selalu memberikan kebahagiaan di tengah kesedihan. Akankah ia menyesal menikah muda? tidak. Akankah ia khawatir dengan pelecehan yang dialaminya akan terulang pada putrinya? tidak, ada dirinya yang akan menjadi tameng untuk mereka.

Ivy berharap anak-anaknya bisa tumbuh dengan berani seperti dirinya dan Erlang, membantai kesombongan orang-orang yang menganggap diri mereka adalah segalanya, yang mengusik mereka.

"I love you mas Elang," Ivy mencium bibirnya suaminya lama di bawah terangnya rembulan.

"Too, sweetie," Erlang membalas ucapan itu ditengah panasnya ciuman mereka.

***

Pelengkap menjadi akhir kisah seorang Yvonne Ludovica dan Erlangga Dewa Erikson.

Terima kasih banyak buat para pembaca yang udah mau vote sama komen, terima kasih karena kalian udah mau menghargai karya saya. Terima kasih udah mau bertahan dan stay di cerita ini sampai tamat.



Kamu milikku! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang