Hai hai, gimana nih kabarnya? baik apa buruk, hayoo
***
"Gak ke kantin?" pertanyaan Anne dibalas gelengan oleh teman sebangkunya itu.
Anne mengernyitkan dahinya bingung, sudah beberapa hari ini Ivy terlihat mencemaskan sesuatu tapi entah apa itu. Ia seperti menghindari seseorang dan selalu bersikap waspada dengan keadaan sekitar.
"Yakin?" Shelli bertanya memastikan.
"Iya, kalian aja yang ke kantin, gue masih kenyang," usir Ivy.
Akhirnya gadis-gadis Calypso itu meninggalkan Ivy sendirian di dalam kelas. Gadis itu lalu beranjak menuju ke perpustakaan.
'Cepat sebelum ketemu sama Erlang,' batin gadis itu.
Langkah Ivy terhenti ketika melewati toilet putri, ia mendengar beberapa cewek membicarakan tentang dirinya. Ia lupakan sejenak tujuannya lalu menguping gosip mereka.
"Bisa-bisanya siswa baru kek dia disukai sama Erlang, gak rela gue!"
"Gue setuju! lebih cantikan gue, kenapa Erlang gak pernah lirik ya?"
"Burik gitu dibilang cantik."
"Kayaknya si Ivy ganjen itu pake pelet deh, gak mungkin kan Erlang yang dingin ke semua cewek bisa suka sama siswa baru."
"Bener tuh, dukun mana yang dia pake sih?"
Brak!
Mereka yang di dalam toilet terkejut bukan main, Ivy dengan raut wajah datar tak lupa netra cokelatnya memindai mereka satu persatu. Suasana semakin suram ketika bibir merah delimanya menyunggingkan senyum miring.
"Coba bicara langsung di depan gue!" titahnya dengan dagu terangkat.
Mereka gelagapan, sosok Ivy sekarang berbeda dengan yang mereka tau. "Ma maksud lo ap apa?"
"Cih! mental kerupuk doang mau cari masalah sama gue," Ivy berdecih sinis. "Kalau merasa gak mampu nyaingin diam aja, gak usah sok!"
Gadis bersurai hitam itu meninggalkan cewek-cewek itu dengan kesal. Sudah ia perkirakan akan seperti ini sejak kejadian memalukan saat pulang sekolah waktu itu.
"Erlang sialan," umpatnya.
Di sinilah Ivy sekarang, membaca buku di pojok perpustakaan yang jarang ditempati orang. Pancaran cahaya matahari siang hari masuk melalui celah jendela dan suasana yang hening membuat Ivy lupa dunia apalagi ia sudah memegang sebuah novel remaja.
"Damn it! he's so cool," gumam Ivy terkekeh membaca adegan romantis di novel itu.
"You're so serious reading that you don't even know i'm beside you," Ivy terkejut dengan sosok di sampingnya.
"Lo? ngapain lo ada di sini?" Ivy langsung menjaga jarak.
"Hm, mau ketemu sama cewek yang menghindar dari gue karena gue bilang suka," ucap cowok itu masih setia menatap tajam gadis itu.
"Gue gak ngerti maksud lo, karena lo ada perlu sama cewek itu jadi gue pamit ya," Ivy hendak berdiri dari duduknya namun pergerakan cowok itu lebih cepat sehingga ia kembali terduduk dengan jarak yang sangat dekat.
Dengan suara beratnya cowok itu tertawa pelan membuat Ivy merinding. "Cewek yang gue maksud itu lo, Ivy."
Ivy mendengus dan mengalihkan pandangannya, wajah di depannya ini terlalu berbahaya untuk kesehatan. Sudah cukup, wajah cowok itu memenuhi mimpinya setiap malam membuat tidur Ivy sangat tidak nyenyak.
"Mau apa lo?" tanya Ivy kemudian.
"Deketin lo," balasnya dengan tatapan tak lepas dari Ivy, sangat intens dan rasanya
![](https://img.wattpad.com/cover/329164157-288-k284852.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu milikku! (REVISI)
أدب المراهقينPERINGATAN! Sebagian alur cerita berubah!!! Menjadi incaran si cowok dingin di sekolah barunya, gadis itu harus siap menerima risiko dimusuhi oleh para siswi atau tingkah cowok itu yang sangat menggelikan. Bagaimana jadinya jika cewek yang tidak per...