Four [Revisi]

10.6K 382 4
                                    

004.

《》

"Dapat kelas mana?"

Ivy berjengkit kaget kala suara Bella menyentak dirinya, jujur saja ia ini gampang sekali kaget. Gadis itu terlihat mengelus dadanya dengan kasar lalu menatap garang Bella yang menyengir tak berdosa.

"Dapat kelas mana?" tanya Bella kembali.

"XII MIPA-1," jawab Ivy ketus.

"Beneran?!" Bella terlihat antusias.

Bella lantas memeluk Ivy lalu berjingkrak-jingkrak seperti orang gila, anak-anak lain menatap mereka dengan tatapan bingung. Ivy saja bingung mau merespon bagaimana.

"Kenapa?"

"Lo sekelas sama gue, kan berdebar-debar gitu."

Tak!

Bella menggosok jidatnya sambil mengerucutkan bibirnya membuat dirinya terlihat imut, bahkan Ivy saja merasa gemas lalu merangkulnya.

"Jangan belok!"

《》

Jujur saja Ivy merasa canggung kali ini, semua tatapan mata mengarah padanya. Apalagi di dalam kelas ini rata-rata cogan semua membuat dirinya mati kutu, gadis itu senang bukan kepayang.

Gak pe-de nih gue ditatap sama cogan, batinnya berusaha untuk tidak tersenyum.

"Lo kok udah akrab sama si Bella?" tanya teman sebangkunya.

Ivy menoleh, ia mengerjab pelan melihat teman sebangkunya ini. Sangat cantik, pikirnya.

"Kemarin kita kenalan," jawab Ivy seadanya. Gadis di sampingnya mengangguk sebagai balasan.

Kelas yang awalnya riuh karena kedatangan Ivy kini hening seketika ketika seorang guru perempuan yang masih terlihat muda memasuki kelas XII MIPA-1. Guru tersebut langsung memandangi semua siswanya tanpa terkecuali dan berhenti pada Ivy yang langsung terkesiap.

"Kamu yang siswa baru silahkan maju dan perkenalkan diri," titahnya tak terbantahkan.

Ivy langsung maju dan berdiri di depan kelas. Dengan wajah datar tak tersentuh ia mulai memperkenalkan dirinya.

"Nama saya Yvonne Ludovica panggil aja Ivy jangan sayang, baby, beb, atau panggilan gak bermutu lainnya, pindahan dari Bandung, lahir tanggal 29 Agustus 2005 di Bandung, status single, warga negara Indonesia asli," ucapnya dengan senyum merekah.

"Di suruh perkenalan bukan bacain KTP, goblok," geram Bella ingin sekali mencubit pinggang ramping teman barunya.

"Ya kan sekalian," jawab Ivy. "Mungkin ada yang penasaran, kan bu?"

Wanita itu tersenyum dan mengangguk, ia kira gadis di sampingnya ini akan ketakutan padahal ia termasuk ke jajaran guru killer di SMA Cempaka Putih.

"Saya Sarah yang akan menjadi wali kelasmu ke depannya, semoga kamu betah di kelas ini," ucap bu Sarah.

"Pasti bu," cogannya banyak kok gak betah? lanjutnya dalam hati.

"Silahkan duduk kembali."

Setelah perkenalan singkat itu, pelajaran Bahasa Indonesia pun dimulai. Ivy memperhatikan dengan serius, walau tengil ia mewarisi kepintaran sang mama. Sejak dulu, ia selalu menjadi peringkat 4 di kelas karena kepintarannya, tak lupa ia selalu bersikap sopan pada semua guru membuat ia disenangi. Tolong peringkat 4 itu juga berharga.

Kriing... kriiing... kriing

Semua siswa bersorak gembira ketika bel berbunyi, cacing-cacing juga ikut bersorak karena mereka akan diberi makan setelah dibuat ikut berpikir.

"Ayo, ke kantin bareng," ajak seorang gadis cantik dengan name-tag, Ellena Sita Putri.

"Hah?!" Ivy menunjuk dirinya sendiri.

"Ck! ya lo lah emang mau siapa, bego?" Bella berdecak sebal.

"Perasaan dari tadi lo emosi sama gue dah, Bell. PMS lo?" tuding Ivy.

"Enak aja! jangan sok tau!" sanggah Bella.

Gadis yang menjadi teman sebangku Ivy langsung berdiri dan merangkul pundak Ivy dan membawanya ke kantin sambil terkekeh.

"Jangan peduliin si Bella, Vy. Sama gue aja," ujarnya dengan ramah.

"Siapa ya?" tanya Ivy yang belum tau nama gadis itu, ia tidak sempat melihat name-tagnya karena sibuk menelisik cogan di kelasnya, memang prik bocah satu ini.

"Roxanne Aleissa, Anne, lo manis sama imut kayak adek sepupu gue," ucap Anne.

Ivy terkekeh, "Ternyata kakak yang baik ya, tapi sadar diri juga mbak, situ kan juga cantik."

"Ivy! Ivy!" panggil gadis lainnya.

"Iya," Ivy menoleh.

"Gue Berlian Sultana, panggil aja Lian," ujar gadis bernama Berlian itu.

"Widih, nama aja kayak gitu pasti anak orang kaya ya?" tebak Ivy. Seumur-umur baru kali ini ia mendapat teman dengan nama Berlian sudah begitu Sultana pula.

Berlian tersenyum, "Iih, kok tau sih? tenang karena ada teman baru, jadi gue yang traktir!"

"Wih asik, makasih Lian!" Sita kegirangan dengan ajakan Berlian.

《》

Jangan lupa vote sama commentnya

Kamu milikku! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang