Thirteen [Revisi]

5.8K 224 0
                                    

013.

《》

"Erlang bangsat, Erlang pengganggu, Erlang ganteng, Erlang kampret, Erlang suka cari kesempatan," siapa lagi kalau bukan Ivy, hanya gadis itu saja yang memuji dan menghina tuan muda Erikson itu.

Di sampingnya, Erlang mendengus kesal. Bisa gila ia dengan gadis satu ini, tidak! ia sudah tergila-gila pada sosok gadis bernama Yvonne Ludovica yang mengisi penuh hatinya.

"Hai kak Ivy," sapa segerombol cowok yang sedang duduk di tangga saat Ivy dan calonnya itu berjalan beriringan.

"Gak usah caper!" tiga kata yang dikeluarkan Erlang membungkam mereka.

"Pawang saya lagi sensitif. Lagi PMS, maklumlah," dengan tawa pelan, gadis itu menggandeng tangan Erlang sambil berujar.

Ingin marah namun, gandengan Ivy berhasil membuat Erlang diam. Sudah biasa... 

"Gak ada niat mau cari yang kedua, kak?" salah satu dari mereka bertanya iseng.

"Malah ngelunjak," gumam Erlang masih terdengar oleh Ivy.

Gadis itu terkekeh lalu menggeleng kuat, "Yang kedua? yang pertama aja gak ada!"

Erlang melotot tak percaya, terus dia ini apa? calon suaminya kunti gitu? Pacar yang tidak dianggap? ya gak lah! ingin sekali ia menutup mulut cerewet milik gadisnya itu. Apalah daya, ia selalu tak berdaya di depan Ivy. Tak mau mendengar ocehan gadisnya, Erlang melepaskan gandengan tangan Ivy lalu berjalan duluan membuat Ivy terkejut.

"Ngambek, dih," Ivy bersedekap dada.

"Terus bang Erlang itu siapanya kakak kalo bukan yang pertama?"

Erlang memelankan langkahnya agar bisa mendengar jawaban yang dikeluarkan Ivy dari mulutnya. Awas saja jika Ivy tak mengakuinya, ia akan berjanji mogok bicara dengan Ivy. Biarlah gadis itu merasakan akibat dari perbuatannya sendiri.

"Calon masa depan gue," jawab Ivy dengan senyuman semanis madu. "Oh satu lagi, pacar hasil dipaksa."

Erlang tentu saja senang bukan kepalang mendengar jawaban Ivy yang terdengar sederhana tapi begitu mewah di hati Erlang, walau ia tak mendengar kalimat terakhir Ivy. Berarti Ivy menerimanya menjadi calon suaminya di masa depan. Padahal tak tau saja jika Ivy sudah menerima dirinya sebelum ia tau siapa yang dijodohkan dengannya.

Ketika cowok berparas tampan itu berbalik, matanya sudah tak mendapati Ivy. Ketika melihat ke kanan kiri ia mendapati punggung gadis cantik itu berjalan ke arah toilet wanita. Dengan langkah lebar ia menuju ke kantin duluan.

Di kamar mandi, Ivy baru saja selesai buang air kecil dan berganti membasuh wajahnya. ketika ia mendonggakan kepalanya...

"Astagfirullah! pocong!" bagaimana tidak kaget, ada kemunculan dua kepala di cermin yang sama dengannya.

"Jauhin Erlang kalo lo gak mau hidup lo sengsara!" ancam gadis berambut pendek.

Ivy tak menanggapi dan lanjut mengeringkan wajahnya menggunakan tisu.

"Lo denger gak sih?!"

"Lo buta? gak lihat gua punya telinga?" Ivy mendelik sinis.

"Pokoknya gue gak mau tau, lo harus jauhin Erlang!" gadis itu masih kekeh dengan tekadnya.

"Bilang sama Erlang," Ivy berbalik dan menatap gadis itu tajam.

Jujur saja, Ivy sudah ada sedikit rasa pada Erlang yang terus mencari perhatiannya. Apalagi  sscara resmi keduanya berpacaran dan juga keduanya disatukan dalam ikatan perjodohan membuat Ivy semakin menyayangi Erlang yang telah hadir di hidup Ivy yang tak bercorak. Erlang ganteng, Erlang kaya, Erlang pintar, Erlang perhatian. Semuanya ada, Ivy memang tak tau tipenya seperti apa yang jelas ia sudah terjatuh dalam pesona Erlang sama seperti cowok itu yang terjatuh ke pesona dirinya.

Kamu milikku! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang