Eight [Revisi]

7.7K 288 0
                                    

008.

《》

0822xxxxxxxx:

[Sweetie, lagi ngapain?]

[Spe lo?]

[Emang siapa aja yg bisa manggil lo sweetie?]

[Erlang?]

[Nah itu tau]

[Hmm, y]

[Kok singkat? Bosan ya chatingan sma gue?

[Y, tjuannya apa?]

[Tujuan?]

[Cht gue ada prlu sma gue?]

[Gue kangen sama my sweetie]
[Yvonne Ludovica, nama jodoh gue bagus kan?]

Tanpa pihak seberang ketahui kalau gadis yang sedang chattingan dengan dirinya sudah terlelap dengan layar ponsel yang masih menyala. Sepertinya ia kelelahan hari ini sampai-sampai ia melewatkan makan malamnya.

Kediaman Khaliq sudah ramai dengan teriakan ibu Sofia untuk membangunkan kedua putranya, memang hanya putrinya saja yang bangun lebih awal. Gadis itu kini sudah rapi dengan seragamnya, rambut hitam legamnya dikepang rapi menambah kadar kecantikan seorang Yvonne.

"Ma, pa, Ivy berangkat duluan ya, assalamualaikum," gadis itu dengan cepat menghabiskan sarapannya lalu berpamitan pada kedua orang tuanya.

Kali ini Ivy akan datang lebih pagi, mungkin ia bisa terbebas sedikit dari sosok menyebalkan Erlang. Begitu pikirnya sebelum ia melihat keadaan kelas yang sudah sangat ramai kala waktu menunjukan pukul 07.25 WIB, 25 menit sebelum bel masuk berbunyi.

Matanya menatap malas pada gerombolan cowok-cowok yang melambai padanya, mereka adalah anggota inti Andromeda. Fyi, Ivy sekelas dengan anggota Andromeda, mereka kan pintar-pintar jadi masuk ke kelas unggulan.

Mengabaikan sekitar Ivy bermain onet di ponselnya sambil menunggu jam pelajaran dimulai.

"Nih," Ivy menatap dua bungkus roti cokelat dengan sebuah susu kotak putih di depannya lalu mendonggak dan mendapati wajah datar Erlang.

"Gue udah sarapan, buat lo aja," tolak Ivy halus, walau sebenarnya ia pengen roti coklat itu. Ivy ini tipe pemalu tapi bisa jadi malu-maluin.

"Gue juga udah, kalo gak mau makan sekarang bisa disimpan," ucap Erlang lembut masih kekeuh.

Ivy mendesis lalu mengambil dua bungkus roti itu, "Makasih, oh iya susunya buat lo aja. Gue gak suka susu apalagi susu putih."

Sita yang sedari tadi melihat langsung mengambil susu itu dan meminumnya membuat Erlang menatapnya tajam, apa boleh buat Sita tak perduli.

"Bukan buat lo, Ta," dengus Erlang.

"Dih, gue tau lo siapin buat sweetienya lo, tapi kan dia bilang gak suka sama susu. Daripada mubazir kan lebih baik gue minum, atau gimana, Vy?" Ivy mengangguk.

Tuk... tuk... tuk

Suara heels yang menyentuh lantai membuat semua siswa lantas duduk di tempatnya masing-masing. Seorang wanita parubaya dengan setelan formal memberi salam dan dibalas oleh mereka semua. Ibu Rifina, guru kimia itu langsung memulai pelajaran tanpa basa-basi.

"Baiklah, saya akan membagi kelompok yang terdiri dari dua orang secara acak. Setelah saya bagi kelompok maka akan saya jelaskan tugas masing-masing kelompok dan buat dalam bentuk power point, tugasnya dipresentasikan minggu depan!"

Kamu milikku! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang