Twelve [Revisi]

6.2K 246 0
                                    

012.

《》

Berkali-kali Ivy dibuat bosan dengan pembahasan keluarganya dan keluarga Erlang. Berkali-kali pula jarinya diketuk sembarangan ke paha secara berirama menikmati suara yang ditimbulkan membuatnya terlihat seperti anak kecil.

Tambah manis, netra Erlang tak lepas dari gadisnya itu.

"Jadi, sesuai kesepakatan tidak ada pertunangan, tunggu saja sampai lulus," ucap pak Dean sambil melirik putrinya itu.

"Erlang," panggil ibu Selena sedikit berbisik pada putranya.

"Iya, bun."

"Bawa Ivy ke dapur sana, ada cake yang udah bunda siapin khusus buat dia," siapa bilang ibu Selena tak melihat kegiatan Ivy sedari tadi. Ia terkekeh melihat ekspresi ramah yang coba gadis itu pertahankan ditengah rasa bosan yang mengusik.

Erlang mengangguk lalu berdiri dan mengulurkan tangannya pada Ivy, Ivy bingung tapi ia tetap menerima uluran tangan itu.

"Om tante, Erlang permisi ke belakang dulu mau bicara berdua sama Ivy kayaknya dia udah bosan banget," sebelum pergi, Erlang meminta izin terlebih dahulu.

"Yaudah sana, Ivy jangan nakal," Ivy merenggut kesal, papanya itu pikir dia masih bocah?

"Iya," kedua manusia itu langsung ke dapur.

Sesampainya di dapur, Erlang mendudukan Ivy di meja bar dapur lalu bergerak mengambil sesuatu yang membuat Ivy menatapnya penasaran. Detik berikutnya gadis itu berbinar ketika melihat cake coklat disuguhkan di depannya, ia menatap Erlang yang masih berdiri menjulang di depannya.

"Buat gue?" Erlang lantas mengangguk.

Erlang memilih duduk di samping gadis cantik itu dan menopang dagunya menyaksikan keseriusan Ivy dalam menikmati cakenya.

"Mau?" Ivy menyodorkan sesendok cake di depan wajah Erlang. Dalam pikiran gadis itu tatapan Erlang itu seperti tatapan meminta. Walau tak ikhlas berikan sajalah.

Erlang langsung melahap pemberian Ivy dan langsung tergelak ketika melihat wajah cemberut Ivy yang terlihat menggemaskan. "Kenapa? kan tadi lo sendiri yang nawar?"

"Ya setidaknya lo tolak kek, gue gak rela tau," nada bicaranya terdengar ketus membuat Erlang semakin tergelak.

Para orang tua dan Mira penasaran ketika mendengar tawa Erlang, karena ruang tamu yang dekat dengan dapur membuat tingkah dua sejoli itu bisa terlihat jelas. Pemandangan yang sangat indah dilihat.

Bahkan, para maid yang masih ada di situ ikut tertawa dengan pelan melihat gadis yang mungkin satu tahun lagi menjadi nona muda mereka.

Padahal tuan muda sangat jarang tertawa

Bukankah nona Ivy pernah datang ke sini?

Iya, nona manis waktu itu yang mencairkan es tuan muda

Ternyata mereka dijodohkan ya. Aku tidak sabar melihat keduanya menikah

Apa-apaan kau? masih tersisa satu tahun lagi untuk pernikahan itu terjadi

Berangan-angan saja

Sudah-sudah tidak baik menggunjing majikan seperti ini, bagaimana jika tuan muda dan nona Ivy mendengar?

Kericuhan diantara para maid itu pun terhenti ketika ditegur oleh teman mereka yang lain. Masih di tempat sama, Erlang dan Ivy kembali berdebat ketika Ivy ingin menyuapkan kembali cake ke mulutnya namun langsung diambil alih oleh Erlang.

Kamu milikku! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang