Bagian 11

1.8K 131 0
                                    

Katya kembali memimpikan hal yang sama. Di depannya tampak putih bersih dengan dua orang yang tengah berdoa. Saat dua orang di depan mengaminkan doa, Katya pun ikut mengaminkannya. Namun ada yang berbeda dari mimpi kali ini. Saat ayah Katya berbalik badan, wajahnya tampak amat sedih, matanya berkaca-kaca dan bibirnya bergetar menahan tangis. Seakan tahu bahwa anaknya tidak baik-baik saja.

Ketika Katya melihat kepada Zidan, laki-laki itu tampak berwajah tenang. Matanya memandang Katya dengan datar. Begitulah mimpi Katya malam itu, mimpi yang sama dengan suasana sedikit berbeda dari mimpi-mimpi di malam yang lalu. Saat Katya terbangun dari mimpinya, keadaan sudah terang. Matahari sudah masuk ke dalam kamar Katya. Suasana yang semalam sepi, sekarang sudah terdengar suara ribut seperti hari lainnya.

Telinga Katya mendengar ada orang yang tengah berbicara di dalam ruangannya, ia menoleh ke arah pintu, terlihat Bu Dyah, Dani dan Rian tengah berbicara dengan Dokter. Rian menceritakan apa yang terjadi semalam kepada Dokter yang bertanggung jawab atas Katya. Sementara Dani dan Bu Dyah mendengarkan dengan wajah amat serius. Entah apa yang mereka bicarakan Katya tidak tahu sama sekali.

"Pak, saya sudah memeriksa istri Bapak berulang kali. Saat istri Bapak belum sadar aja, saya sudah memeriksanya dua kali. Kondisi istri Bapak baik-baik saja, kemarin saya juga sudah memeriksanya lagi, nggak ada yang salah dengan keadaan istri Bapak. Bahkan bekas kecelakaan yang kita khawatirkan tidak ada jejaknya di tubuh istri Bapak."

"Ini terus terang saja, Pak, jika bapak bawa istri bapak ke dokter lain, mereka tidak akan percaya bahwa sekitar seminggu yang lalu istri bapak ini mengalami kecelakaan, karena hasil rontgen istri Bapak saja tidak menunjukkan adanya cedera bekas kecelakaan," terang Dokter tersebut.

Dani mendengarkan penjelasan dokter itu dengan wajah datar. Sejak ia mendengar cerita yang berbeda tentang kecelakaan tersebut dari Rian dan Katya, ia sudah merasa ada yang aneh pada adiknya. Sesuatu yang tidak bisa dipahami oleh nalar orang yang berpikir logis, namun nyata ada di dunia dan dialami banyak orang.

"Lalu gimana sekarang, Dok?" tanya Rian mendesak.

"Saran saya istri Bapak dibawa pulang saja, berikan waktu untuknya menenangkan diri dulu, fisik dia baik-baik saja, jadi jika Bapak merasa ada keanehan dengan istri Bapak, Bapak bisa mencoba ke psikiater."

"Maksud Dokter istri saya ini gila?" tanya Rian dengan nada sedikit meninggi, semalam ia tidak marah pada saran yang sama karena keadaan yang masih panik. Tapi sekarang jelas berbeda, Rian lebih berpikir logis.

"Bukan, Pak, ke psikiater itu bukan berarti gila," ucap dokter tersebut dengan tenang. "Istri Bapak mungkin pernah mengalami trauma yang tidak kita ketahui, atau mungkin sedang tertekan tapi kita tidak sadar, ke psikiater itu solusi terbaik."

Rian menggeleng, ia pergi menjauh, tak mau tersulut emosi dengan penjelasan Dokter tersebut. Sementara Dani terlihat masih bersikap tenang. Hanya saja tangan laki-laki itu terkepal kuat, menahan rasa kesal dan marah di hatinya. Semalam, di saat tertidur nyenyak, Dani bermimpi ayah mereka datang menemuinya ketika ia sibuk bekerja di toko. Disana Sang Ayah datang dengan wajah resah dan berkata "Cepat jemput Katya sekarang, Dani!"

Karena itulah ia menelpon Katya malam-malam dengan perasaan cemas. Dani terbangun dengan tubuh basah berkeringat karena mimpi tersebut. Serta jantung yang berdebar amat cepat diikuti pikiran buruk akan keadaan adiknya.

Setelah kepergian Dokter. Bu Dyah hendak menyiapkan barang-barang Katya untuk segera pulang ke rumah. Saat mendekati Katya, ia baru sadar bahwa Katya sudah terbangun. Dengan menyembunyikan rasa khawatir akan kondisi Katya sekarang, Bu Dyah mencoba menunjukkan sikap tenangnya.

"Kamu sudah bangun, Ya? sekarang kita siap-siap ya, kamu udah bisa pulang hari ini," ucap Bu Dyah dengan tersenyum hangat pada anaknya. "Untuk beberapa hari ini, ibu tinggal sama kalian dulu ya, sampai kamu sehat betul dan bisa mengurus pekerjaan rumah lagi."

Doa Penyelamat Tumbal (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang