Bagian 33 Last

3K 242 35
                                    

Ada satu hal yang tidak diceritakan Rian kepada yang lain terkait apa yang terjadi malam itu. Saat Rian menjaga Katya sendirian di rumah sakit, di tengah tidur nyenyaknya, tiba-tiba saja Rian mendengar Katya bersenandung tak jelas. Laki-laki itu terbangun dan merasa risih dengan suara Katya, ia perlahan membuka mata.

"Ya? kamu kenapa nyanyi-nyanyi nggak jelas?" tanya Rian malam itu.

Katya tak menjawab, istrinya tersebut terus bersenandung tak jelas. Rian mengangkat kepala.

"Astaga Katya!" teriak Rian yang kaget melihat kepala Katya bergerak aneh dan terus bersenandung. Namun bukan itu yang membuat Rian kaget setengah mati. Melainkan mata Katya yang putih sempurna.

"Ya, kamu kenapa? Katya, kamu kenapa, Sayang?" tanya Rian yang amat panik melihat keadaan Katya. Ia memegang kepala Katya, melihat mata Katya yang memutih.

"Katya! sadar!" ucap Rian yang tak tahu harus berbuat apa.

"Aku menjemput istri barumu ini, Mas Rian," ucap Katya bersuara dalam senandungnya. Namun bukan suara Katya yang didengar Rian, melainkan suara perempuan lain yang telah lama tidak didengarnya.

"Astaga, Katya! kamu ini bicara apa? cepat sadar, Sayang!" ucap Rian dengan keadaan semakin panik yang bercampur takut.

"Aku istri yang kamu korbankan, Mas Rian." Katya tertawa cekikikan

"Ve-Vera?" ucap Rian yang kali ini terkejut dengan ujaran Katya.

"Iya, aku disini menjemput Katya. Nyai kita mau membawa Katya ke tempat kami."

"Nggak, kamu ini bicara, Ya? kamu bukan Vera!" bentak Rian.

"Kamu udah membunuhku, kan? sekarang giliran gadis ini yang harus kamu bunuh, kami sudah datang menjemputnya."

"Nggak, kau gila. KATYA!!!" teriak Rian dengan keras. Gadis itu kemudian tersadar dan melihat Rian ketakutan.

Setelah kejadian malam itu, Rian akhirnya sadar dengan apa yang telah terjadi pada Katya. Ia teringat akan orang yang pernah dilihatnya di depan pagar rumah, saat sore beberapa hari setelah Katya pingsan di dapur. Itu adalah pertanda bahwa Katya akan di jemput, pertanda yang sama sebelum Vera meninggal.

Sejak saat itu pikiran Rian menjadi kacau. Sungguh Rian tidak ingin kehilangan Katya. Ia sangat mencintai istri cantiknya itu. Ia bahkan sudah menyiapkan rumah mewah untuk istrinya, berharap akan memiliki anak kedua dan melengkapi kebahagiaan hidupnya. Namun dalam waktu singkat semua rencana indahnya berubah dengan cepat. Setelah Katya keluar dari rumah sakit, Rian langsung pergi menemui Ki Gada, mencari jalan keluar.

***

"Ki, apa yang terjadi dengan istriku, Ki? kenapa arwah mantan istriku mengejarnya? kenapa Nyai Kumara juga ingin mengambilnya? bukannya istri pertamaku sudah menjadi tumbal untuk pesugihan itu, Ki?" tanya Rian dengan wajah resah di hadapan Ki Gada malam itu.

Ki Gada melihat datar kepada Rian. Ia memejamkan mata, menerawang jauh ke masa lalu untuk mengingat siapa laki-laki di depannya. Dalam ingatannya, Ki Gada akhirnya kembali tahu apa yang dulu dilakukan. Saat Ki Gada membuka mata, Rian masih duduk disana, wajahnya tampak resah dan gelisah.

Ki Gada menggeleng.

"Kamu dulu memberikan istrimu, kan?" tanya Ki Gada dengan suara tenang.

"Iya, Ki, istri pertama saya, dan dia sudah meninggal karena kebakaran."

"Sekarang Nyai Kumara juga menginginkan istrimu keduamu, sesuai perjanjian kalian."

Rian menggeleng, tak terima dengan ucapan Ki Gada ini. Wajahnya panik dan pucat, seakan benar-benar takut jika Nyai Kumara benar-benar akan mengambil nyawa istrinya.

Doa Penyelamat Tumbal (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang