Part 1💫

1K 71 1
                                    

Tok tok tok

Zuhra yang memang sedang rebahan tetjingkat karena suara ketukan pintu.

"Ah iya sebentar". Teriak Zuhra.

Ia buru-buru mengambil hijab karena memang dirinya selalu menggunakan hijab walaupun didalam rumah.

Pintu terbuka sempurna menampilkan mama tercinta dengan senyum manisnya.

"Eh mama ada apa?". Tanya Zuhra.

"Sayang yuk kebawah papa nungguin kamu dibawah". Ujar mama.

"Emang ada apa ma?". Tanya Zuhra penasaran.

"Udah yuk turun dulu". Ujar mama sambil menarik tangan Zuhra.

Zuhra dan mama pun turun Zuhra melihat disana kakak perempuannya dan papanya sudah duduk manis seperti menunggu dirinya.

Zuhra pun tersenyum melihat kakaknya karena kakaknya jarang sekali pulang karena kerja diluar kota.

"Teteh". Zuhra berhambur pelukan dengan Naila.

"Duh adek teteh nambah gembul aja". Ujar Naila sambil tersenyum.

"Hehe iya dong kan dikasih makan sama papa dan mama". Jawab Zuhra sambil terkekeh.

"Yang dipeluk cuma teteh aja nih papa gak dipeluk". Sindir papa.

"Eh papa". Zuhra bergati memeluk sang papa.

Lalu Zuhra duduk disamping papa sedangkan mama dan teteh duduk didepan nya.

"Eh iya pa ada apa manggil adek?". Tanya Zuhra.

"Adek". Panggil papa dengan lirih.

"I-iya pa ada apa?". Tanya Zuhra dengan gugup karena tidak bisa nya papa memanggilnya dengan lirih.

"Adek papa boleh minta tolong gak?". Tanya papa sambil memegang tangan Zuhra.

"Emm in syaa allah jika adek mampu adek tolong papa". Jawab Zuhra dengan lembut.

"Adek perusahaan papa-".

"Perusahaan papa Kenapa?". Potong Zuhra.

"Adek kalo papa bicara jangan dipotong". Tegur teteh.

"Hehehe maaf". Jawab Zuhra sambil cengengesan.

"Jadi perusahaan papa mengalami kebangkrutan dek dan papa punya hutang sama perusahaan Adhi Rajasa Group dek". Jelas Zayden.

"Ya Allah pa kok bisa yang sabar pa". Ujar Zuhra sambil mengelus tangan sang papa.

"Jadi papa pengen adek nikah sama anaknya Arsenio". Jelas Zayden.

"Apa pa?". Tanya Zuhra karena otaknya sedang tidak konek.

"Papa pengen adek nikah sama anaknya Arsenio". Jawab Zayden membuat Zuhra membulatkan matanya.

"T-tapi pa kenapa gak teteh aja?". Tanya Zuhra dengan lirih.

"Teteh udah lamaran dek jadi teteh gak bisa". Jawab Naila.

Zuhra mendengar itu terkejut bagaiman adegan cintanya?bagaimana perjuangan do'a nya selama ini?.

"Tapi bagaimana dengan kak Alfin pa?". Tanya Zuhra dengan lirih.

"Ingat dek Alfin bukanlah dari keluarga seperti kita, sudah dari jaman nenek semua keturunan nya harus mendapatkan pengusaha". Jawab papa.

Zuhra seketika lemas mendengar jawaban dari Zayden.

Tetapi Zuhra ingat kata-kata Buya saat ia masih dipensantren "jangan sekali-kali membantah ucapan orang tua mu ya le nduk apalagi masalah jodoh pasti orang tua kalian memilihkan yang terbaik untuk mu"

SANG PEMILIK HATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang