Part 8💫

549 58 2
                                    

"Jadi gitu bu ceritanya".

"Ma syaa allah kisah cinta nya seperti kisah cinta sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-zahra semoga takdirnya sama seperti beliau". Ujar ibu.

"Aamiin Bu, yasudah ini sudah malam ibu tidur ya". Ucap Alfin pada ibu nya.

"Tapi kamu juga tidur jangan begadang". Ujar ibu.

"Siapp bidadari nya Alfin". Ucap Alfin sambil hormat.

Ibu pun hanya mengelengkan kepala nya melihat tingkah anaknya sedangkan Alfin hanya meringis.

Setelah kepergian ibunya Alfin pun juga masuk kedalam rumah lalu naik keatas kekamar nya yang memang ada diatas.

Ditempat lain seorang pemuda sedang duduk di balkon kamarnya sambil merokok.

"Kenapa si anjing kenapa harus dijodohkan?". Tanya pemuda itu sambil memegang pagar balkonnya dengan kuat sampai otot tangannya menonjol.

"Gw gak bisa gw masih cinta sama Kaila".

"Dia emang cantik tapi yang bisa menempati hati ini cuma kaila gak akan ada yang lain".

"Sakha kok belum tidur sayang udah malam ini". Ujar Clarinta sambil menepuk bahu kokoh sang anak.

"Sakha gak bisa tidur mom". Jawab Sakha sambil membalikkan badan.

"Mommy tau kamu mikirin yang tadi kan sayang?udah gak usah dipikirin mommy yakin kalo Zuhra itu gadis yang baik dari pada Kaila". Ucap Clarinta dengan halus.

"Mommy jangan jelek-jelekin kaila dong Sakha gak suka". Sentak Sakha.

"Astaghfirullah Sakha gak boleh gitu sama mommy". Ujar Clarinta sambil mengelus lengan anaknya.

Sakha pun tersadar jika dirinya sudah membentak mommy nya pun langsung meminta maaf.

"Mommy Sakha minta maaf Sakha gak bermaksud kaya gitu mom". Sesal Sakha.

"Udah gak papa mommy tau kok yaudah Sekarang Sakha tidur ya sayang besok Sakha fitting baju sama Zuhra gak boleh kesiangan".

"Oke mommy". Jawab Sakha sambil mencium kening Clarinta.

"Kalo gitu mommy kekamar dulu ya sayang". Pamit Clarinta.

"Iya mom hati-hati ya awas kesandung". Gurau Sakha.

Ya begitulah Sakha walaupun bertampang dingin tetapi ia sangat menyayangi mommy nya.

Setelah Clarinta menghilang dari pandangannya Sakha pun segera membersihkan dirinya kemudian tidur.

Pagi harinya Zuhra sedang duduk dimeja rias nya sambil menatap wajahnya tak terasa satu tetes air mata jatuh.

"Sungguh rencana mu luar biasa ya Allah, Zuhra kira kisah cinta Zuhra seperti Sayidina Ali bin Abi Thalib dan sayyidatuna Fatimah Az-zahra ternyata Zuhra salah".

"Manusia hanya bisa berencana namun rencana mu sungguh luar biasa".

"Zuhra tidak menyalahkan takdir kok ya Allah Zuhra hanya menyesal mengapa mencintai hambanya begitu kuat sampai-sampai ketika Zuhra tidak berjodoh dengannya ingin menyalahkan takdir dirimu".

"Zuhra tau kok pasti ini terbaik untuk Zuhra, Zuhra yakin itu".

Zuhra pun mengusap air mata lalu tersenyum dibalik kesedihannya itu berpura-pura baik-baik saja.

Zuhra melihat kearah jam dinding ternya sudah menunjukan 08:10 ia pun mengambil tas nya lalu turu kebawah.

Baru saja membuka pintu kamarnya ternyata mamanya mau mengetuk pintu kamar nya.

SANG PEMILIK HATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang