Part 7💫

561 59 2
                                    

Ali bin Abi Thalib menjual baju besi tsb dengan harga 400 dirham dan menyerahkan uang tersebut kepada Rasulullah SAW, dan nabipun membagi uang tersebut ke dalam 3 bagian. Satu bagian untuk kebutuhan rumah tangga, satu bagian untuk wewangian dan satu bagian lagi di kembalikan kepada Ali bin Abi Thalib sebagai biaya untuk jamuan makan untuk para tamu yang menghadiri pesta.

Setelah segala-galannya siap,dengan perasaan puas dan hati gembira dan di saksikan oleh para sahabat Rasulullah mengucapkan kata ijab kabul pernikahan putrinya

Kemudian Nabi SAW bersabda:"Sesunguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah Putri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib,Maka saksikanlah sesunguhnya aku telah menikahkanya dengan mas kawin empat ratus dihram(nilai sebuah baju besi) dan Ali Ridho(menerima)mahar tersebut.

Maka menikahlah Ali dengan Fatimah Pernikahan mereka penuh hikmah walau di arungi di tengah kemiskinan Bahkan di sebutkan oleh Rasulullah sangat terharu melihat tangan Fatimah yang kasar karena harus menepung gandum untuk membantu suaminya

Dan malam harinya setelah dihalalkan oleh Allah SWT, terjadilah dialog yang sangat menggetarkan. Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah keduanya menikah, Fatimah berkata kepada Ali,

"Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu, aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta kepada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya",

Ali pun bertanya mengapa ia tak mau menikah dengannya, dan apakah Fatimah menyesal menikah dengannya.

Sambil tersenyum Fatimah menjawab, "Pemuda itu adalah dirimu."

Subhanallah, itu adalah pujian terbaik dari seorang istri yang bisa membahagiakan hati suaminya.

Ali dan Fatimah saling mencintai karna Allah mereka mencintai dalam diam,menjaga cintanya dan Allah satukan dalam ikatan suci pernikahan. Semoga kita dapat mentauladani perikehidupan anak dan menantu Rasulullah SAW ini.

Sumber: Sumbarprov.go.id

Ya begitulah kira-kira kisah cinta sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-zahra.

"Ah betapa bahagianya kita ya zuh setelah kita menikah". Ujar Alfin sambil menatap langit malam yang sangat indah dengan gemerlap bintang.

Tiba-tiba pundak Alfin ada yang menepuk dari belakang Alfin pun langsung memutar kepalanya.

Ternyata dia adalah ibu yang sangat Alfin sayanggi. Alfin pun tersenyum melihat ibunya.

"Loh ibu kok belum tidur?". Tanya Alfin sambil menggeser posisi duduknya agar sang ibu bisa duduk.

"Harusnya ibu yang nanya kamu kenapa belum tidur?". Tanya ibu
Alfin pun hanya tersenyum.

Ibu tau jika anaknya ini tersenyum berati ia sedang bergembira.

"Emmm ada apa ni kok senyum-senyum?". Tanya ibu dengan nada menggoda.

"Hehe ibu tau gak tadi Alfin ketemu sama Zuhra di restoran terus Alfin minta alamat rumah nya eh dikasih dong Bu Alfin seneng banget". Ujar Alfin.

"Ooooo pantesan anak bujang ibu sedang seneng to ini?". Tanya ibu sambil tersenyum.

"Iya dong Bu in syaa allah tiga hari lagi Alfin akan melamar Zuhra". Ucap Alfin dengan nada serius.

"Ma syaa allah anak ibu udah mau melamar gadis saja ni semoga sukses ya". Ucap ibu sambil mengelus pundak Alfin.

"Do'akan ya bu".

"Pasti dong dong doa ibu selalu menyertai mu". Ucap ibu.

"Eh iya ibu pengen tau dong gimana kisah cinta kalian". Ujar ibu.

SANG PEMILIK HATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang