Part 6💫

560 64 3
                                    

Ditempat lain Alfin sedang memandangi cincin yang nanti nya akan ia pasangkan ke tangan cantik Zuhra.

"Gak sabar banget Kakak Zuh mau masangin cincin ini pasti terlihat cantik sekali".

"Kakak tiga hari lagi akan kerumah kamu tunggu ya pasti kamu seneng kan kakak pinang?".

"Harus seneng sih kakak maksa pokoknya hihi".

Alfin terkekeh dengan ucapannya sendiri.

"Kakak kagum banget sama kamu pokoknya kagum banget kamu bisa mencintai dalam diam selama itu sampai-sampai kamu dan Allah saja yang tau".

"Jangan-jangan kisah cinta kita kaya sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-zahra". Ujarnya sambil tersenyum.

Yang belum tau ceritanya sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-zahra ana kasih sedikit cuplikan kisah cinta keduanya.

KISAH CINTA ALI BIN ABI THALIB DAN FATIMAH PUTRI RASULULLAH SAW

Di Bulan Ramadhan ini, marilah kita buka kembali lembaran sejarah, bagaimana kisah keluarga Rasulullah SAW, dapat menjadi tauladan bagi kita dalam berkeluarga. Salah satunya, bagaimana kisah cinta antara putri bungsu Rasulullah SAW, yakni Fatimah Azzahra dengan suaminya, Ali bin Abi Thalib. Kisah cinta yang sudah terpendam sejak lama, kisah cintanya sangat terjaga kerahasiaannya dalam kata, sikap dan ekspresi mereka bahkan konon syaithanpun tak bisa mengendusnya, mereka bisa menjaga izzah mereka, hingga Allah telah menghalalkannya.

Ali bin Abi Thalib adalah sepupu dan salah satu sahabat yang istimewa dimata Rasulullah SAW. Selain beliau tinggal langsung bersama Rasulullah, dia juga seorang pemberani yang pernah menggantikan posisi tidur Rasulullah disaat hijrah dan juga seorang mujahid perang yang gagah.

Sementara Fatimah, putri Rasulullah SAW yang taat, penyayang dan sangat peduli pada Rasulullah SAW, selalu ada disamping ayahnya dalam setiap kisah perjuangan sang ayah membumikan nilai-nilai islam di tengah kafir Quraisy.

Ali sudah menyukai Fatimah sejak lama, kecantikan putri Rasulullah ini tak hanya jasmaninya saja, kecantikan Ruhaninya melintasi batas hingga langit ketujuh. Kendalanya adalah perasaan rendah dirinya, apakah mampu ia membahagiakan putri Rasulullah dengan keadaannya yang serba terbatas. Demikian kira-kira perasaan yang ada pada Ali saat itu.

Pada suatu ketika, Fatimah dilamar oleh seorang laki-laki yang selalu dekat dengan nabi, yang telah mempertaruhkan kehidupannya, harta dan jiwanya untuk Islam, menemani perjuangan Rasulullah SAW sejak awal-awal risalah ini.

Dialah Abu Bakar Ash Shiddiq, entah kenapa mendengar berita ini Ali terkejut dan tersentak jiwanya, muncul rasa-rasa yang diapun tak mengerti, Ali merasa diuji karena terasa apalah dirinya jika dibanding dengan Abu Bakar kedudukannya disisi nabi.

Ali merasa belum ada apa-apanya bila dibanding dengan perjuangannya dalam menyebarkan risalah Islam, entah sudah berapa banyak tokoh-tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan dakwahnya. Sebutlah 'Utsman, 'Abdurrahman bin auf, Thalhah, Zubair, Sa'd bin abi Waqqash, Mush'ab. Ini yang tak mungkin dilakukan oleh anak-anak seperti Ali. Tak sedikit juga para budak yang dibebaskan oleh Abu Bakar sebutlah Bilal bin rabbah, khabbab, keluarga yassir, 'Abdullah ibn mas'ud.

Dari sisi finansial Abu Bakar seorang saudagar, tentu akan lebih bisa membahagiakan Fatimah, sementara Ali?, hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.

Melihat dan memperhitungkan hal ini, Ali ikhlas dan bahagia jika Fatimah bersama Abu Bakar, meskipun ia tak mampu membohongi rasa-rasa dalam hatinya yang ia sendiri tak mengerti, apakah mungkin itu yang namanya cinta?

Namun ternyata lamaran Abu Bakar ditolak oleh Fatimah sehingga hal ini menumbuhkan kembali harapannya. Ali kembali mempersiapkan diri, berharap dia masih memiliki kesempatan itu.

Namun ujian bagi Ali belum berakhir, setelah Abu Bakar mundur muncullah laki-laki nan gagah perkasa dan pemberani. Seseorang yang dengan masuk Islamnya mengangkat derajat kaum muslimin, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut. Seorang yang diberi gelar Al-Faruq.

Ya, dialah Umar ibn Al Khathab. Pemisah antara kebenaran dan kebatilan juga datang melamar Fatimah.

Ali pun ridha jika Fatimah menikah dengan Umar, ia bahagia jika Fatimah bisa bersama dengan sahabat kedua terbaik Rasulullah setelah Abu Bakar yang mana Rasulullah sampai mengatakan "Aku datang bersama Umar dan Abu Bakar".

Namun kemudian Ali pun semakin bingung karena ternyata lamaran Umar pun ditolak.

Setelah itu menyusul Abdurahman bin Auf melamar sang putri dengan membawa 100 unta bermata biru dari mesir dan 10.000 Dinnar, kalo diuangkan dalam rupiah kira kira 55 milyar. Dan lamaran bermilyar-milyar itupun ditolak oleh Rasulullah.

Akan tetapi kekhawatiran Ali bin Abi Thalib belum berakhir sampai di sini karena ternyata sahabat yang lainpun melamar sang Az Zahra. Usman bin Affanpun memberanikan dirinya melamar sang putri, dengan mahar seperti yang dibawa oleh Abdurrahman bin Auf, hanya ia menegaskan kembali bahwa kedudukannya lebih mulia di banding Abdurrahman bin Auf karena ia telah lebih dahulu masuk islam.

Tidak disangkaa tidak diduga, ternyata Rasulullahpun menolak lamaran Usman bin Affan.

Empat sahabat sudah memberanikan diri dan mereka semua telah ditolak oleh Rasulullah SAW.

"Mengapa bukan engkau saja yang mencobanya kawan?", seru sahabat Ali,

"Mengapa engkau tak mencoba melamar Fatimah?, aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi.."

"Aku?", tanyanya tak yakin.

"Ya. Engkau wahai saudaraku!"

"Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa aku andalkan?"

Sahabatnyapun menguatkan "Kami dibelakangmu, kawan!

Akhirnya Ali bin Abi Thalibpun memberanikan diri menjumpai Rasulullah untuk menyampaikan maksud hatinya, meminang putri nabi untuk jadi istrinya. Awalnya beliau hanya duduk di samping Rasulullah dan lama tertunduk diam. Hingga Rasulullahpun bertanya " wahai putra Abu Thalib, apa yang engkau inginkan?"

Sejenak Ali terdiam, dan dengan suara bergetar iapun menjawab, " Ya Rasulullah, aku hendak meminang Fatimah" Mendengar jawaban Ali ini beliau SAW tidak terkejut. "Bagus, wahai Ibnu Abu Thalib, beberapa waktu terakhir ini banyak yang melamar putriku, tetapi ia selalu menolaknya, oleh karena itu, tunggulah jawaban putriku"

Kemudian Rasulullah meninggalkan Ali dan bertanya kepada putrinya, ketika ditanya Fatimah hanya terdiam dan Rasulullah SAW menyimpulkan bahwa diamnya Fatimah pertanda kesetujuannya.

Rasulullah kemudian mendekati Ali dan bersabda "Apakah engkau memiliki sesuatu yang akan engkau jadikan mahar wahai Ali?

Alipun menjawab " Orang tuaku yang menjadi penebusnya untukmu ya Rasulullah, tak ada yang aku sembunyikan darimu, aku hanya memiliki seekor unta untuk membantuku menyiram tanaman, sebuah pedang dan sebuah baju zirah dari besi"

Dengan tersenyum Rasulullah SAW bersabda "Wahai Ali, tidak mungkin engkau terpisah dengan pedangmu, karena dengannya engkau membela diri dari musuh-musuh Allah SWT dan tidak mungkin juga engkau berpisah dengan untamu karena ia engkau butuhkan untuk membantumu mengairi tanamanmu, aku terima mahar baju besimu, jual lah dan jadikan sebagai mahar untuk putriku" Wahai Ali engkau wajib bergembira sebab Allah sebenarnya sudah lebih dahulu menikahkan engkau di Langit sebelum aku menikahkan engakau di Bumi" Diriwayatkan oleh Ummu Salamah ra.

Bersambung.....

Gimana Chapter ini?mau lanjut?oke siapp tapi jangan lupa vote ya biar author lebih semangat up lagi

SANG PEMILIK HATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang