Part 3💫

665 66 26
                                    

"Adek lagi ngapain?". Tanya Felicia.

"Lagi nyantai aja ma". Jawab Zuhra sedikit berbohong.

"Mama tau dek jika adek suka sama Alfin tapi ini keputusan papa mu jadi mama gak bisa berbuat apa-apa maffin mama ya dek". Ujar Felicia dengan nada sedih.

"Udah gak papa ma mungkin ini udah jadi takdir adek, adek ikhlas kok ma". Jawab Zuhra sambil tersenyum tetapi beda didalam hati nya.

"Mama cuma mau bilang sama adek nanti malam kita pertemuan keluarga". Ujar Felicia.

"Keluarga siapa ma?". Tanya Zuhra.

"Keluarga calon adek". Jawab Felicia.

"Tapi kan ma kan adek belum jawab kalo adek mau atau tidak". Ujar Zuhra.

"Papa yakin jawaban Zuhra tidak mengecewakan papa dek". Ucap Felicia.

Ya Allah Zuhra belum siap. Batin Zuhra.

"Adek gak papa kan?". Tanya Felicia.

"A-ah gak papa kok ma". Jawab Zuhra.

"Oh iya ini baju yang nanti adek Pake ya". Ujar Felicia sambil memberikan sebuah paper bag.

"Iya ma nanti adek pake".

"Yaudah kalo gitu mama keluar dulu ya".

"Iya ma".

Setelah Felicia keluar Zuhra membuka paper bag yang Felicia berikan.

"Ma syaa allah bajunya bagus". Puji Zuhra setelah melihat baju yang Felicia berikan.

Tetapi setetes air matanya pun turun "hiks...hiks....ya Allah apa Zuhra bisa ya Allah hiks...hiks...".

Zuhra pun memeluk baju itu dan sedikit meremasnya karena suasana hati nya sangat-sangat hancur.

Ditempat lain seorang pemuda sedang duduk dirumah miliknya. Sambil memandangi cincin yang baru saja ia beli.

"Zuhra kakak gak sabar halal in kamu ". Ujarnya.

Nampaknya pemuda itu adalah Alfin.

Tiba-tiba ibu Alfin duduk disamping anaknya sambil melihat cincin yang ada ditangan anaknya.

"Le cincin untuk siapa?". Tanya ibu.

"Eh ibu, ini cincin buat-".

"Pasti buat Zuhra ya kan?". Potong ibuk sambil tersenyum.

"Ah ibu tau aja deh". Jawab Alfin sambil malu-malu.

"Kapan kamu mau lamar dia le?". Tanya ibu.

"In syaa allah secepatnya bu". Jawab Alfin.

"Alhamdulillah ibu mau punya mantu gak sabar deh". Ujar ibu.

"Hahaha ibu bisa aja". Ucap Alfin sambil terkekeh.

"Yuk makan malam ini sudah masakin kesukaan kamu loh". Ujar ibu.

"Wah ma syaa allah ibu repot-repot deh". Ucap Alfin tak enak hati.

"Udah gak papa yuk". Ajak ibu sambil menarik tangan Alfin.

Alfin pun buru-buru menyimpan cincin yang ia bawa tadi.

Setelah sampai dapur Alfin pun mengambil nasi sendiri tetapi tangan ibu menghentikan tangannya.

"Eh biar ibu saja ya". Ujar ibu sambil mencegah tangan Alfin.

"Alfin bisa kok bu".

"Ah enggak pokoknya ibu ambilin". Kekeh ibu.

Alfin pun pasrah "yaudah ibu aja".

SANG PEMILIK HATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang