Pulang ke Rumah

182 19 0
                                    

Fairbi

Jeon Wonwoo as. Awan
Jung Yerin as. Rindu






Apa sih keistimewaan Mantan Pertama? Kata orang, Mantan pertama itu istimewa. Walau kadang dia bukan cinta pertamamu, dia akan tetap menjadi kenangan indah yang akan selalu kamu ingat.

Awalnya Rindu tidak percaya, tapi kala Sore hari saat dia mengejar Dosen pembimbing hingga ke Fakultas Kesehatan Masyarakat, Rindu melihatnya. Berjalan dengan buru-buru di depan Gedung Prodi Ilmu Gizi, sembari membaca buku catatan yang entah isinya apa.

Rindu bertemu dia, si mantan pertama sekaligus masih menjadi mantan satu-satunya Rindu. Alias, setelah putus dengannya setahun lalu, Rindu tidak pernah berpacaran lagi.

Rindu tidak tahu dia pindah Jurusan, yang Rindu tahu, ketika mereka putus, Mantannya itu menghilang dan tidak pernah lagi muncul di sekitar fakultasnya, bahkan pindah dari kosannya.

Sayangnya, Rindu tidak sempat menyapanya, sejujurnya Rindu merindukan sosoknya, hanya bertegur sapa mungkin tidak apa?

***

Sore usai, diantar senja dan malam yang menjemput. Rindu duduk di batu-batu dekat bibir pantai yang biasanya sering anak muda kunjungi kala matahari mulai meninggalkan siang, kicauan burung serta deburan ombak menjadi backsound paling menenangkan hari ini.

Bicara tentang hari ini, hari ini melelahkan. Rindu bisa mereview hari ini 2/10, karna bertemu dengan mantannya tadi akan Rindu tambah menjadi 3/10. Harinya benar-benar melelahkan sampai rasanya Rindu ingin menangis, dosen pembimbingnya tidak kunjung ingin di temui dengan alasan sibuk. Rindu jadi khawatir tidak bisa lulus semester ini karna mendapat dosen pembimbing tipikal beliau.

Setetes air mata terjatuh dari pelupuk matanya, Rindu mengusap kasar dan menetralkan napasnya. Suara ombak dan kadang kicauan burung membuat Rindu terbawa eforia sedih dan lelah, berakhir dengan air mata. Dia memang cengeng, lelah sedikit menangis, di bohongi sedikit menangis, terharu berujung menangis, melihat orang menangis juga ikutan menangis. Kadang Rindu kesal dengan dirinya yang terlalu emosional.

"Masih sering nangis sendiri ternyata."

Rindu terkejut dan spontan menoleh ke belakang, mendapati laki-laki yang tadi sempat dia lihat sebentar dan lumayan menambah 1% penilaian Rindu terhadap harinya yang sendu.

"A-awan?"

Yang dia sebut dengan nama Awan itu menghampiri Rindu dan duduk di sampingnya, menyerahkan sebungkus permen berperasa lemon.

"Aku nggak punya tisu, punyanya permen doang, barangkali bisa bikin hari kamu yang buruk jadi ada asam-asamnya dikit."

Rindu tidak bisa berkata apa-apa selain menatap takjub laki-laki di sampingnya, Rindu tidak percaya dia sekarang ada di samping Rindu dengan posisi tangan menyerahkan permen lemon dengan bungkus kuning.

Love Oh Love! [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang