Kak, Putus Yuk!

171 12 6
                                    


Whitory

Na Jaemin as. Radit
Kim Minjeong as. Gladis










"Kapan terakhir ngabarin?"

"Dua Minggu lalu."

Tuk!

"Tolol!"

Gladis mengusap kepalanya yang baru saja di getok perempuan berambut panjang yang sedari tadi menatapnya tajam.

Perempuan itu sahabat Gladis, Jisa namanya.

"Ngechat terakhir dua Minggu lalu, ketemu tiap hari di kampus tapi nggak pernah nyamperin elo ---ah bahkan nyapa elo aja nggak. Pacaran tuh namanya?"

Gladis hanya bisa menunduk mendengar deretan kalimat yang keluar dari mulut Jisa, tidak ingin menyanggah karna itu benar adanya.

"Y-ya kali aja sibuk," kata Gladis mencoba berkomentar.

"Sibuk apa sih Dis? Jalan sama temennya dengan alibi ngerjain tugas? Bangsat!"

Sudah di ambang kesabaran, Jisa hampir saja mengebrak meja kayu dihadapan mereka.

Biar dijelaskan, jadi mereka sedang nongkrong berdua sekalian sedikit ada acara sesi curhat, Gladis baru saja ditanyai Jisa bagaimana kisah percintaan gadis itu dengan salah satu seniornya, namun berakhir dengan Jisa yang emosi karna mendengar cerita Gladis.

Gladis memang sudah lama berpacaran dengan salah satu seniornya di Jurusan Administrasi Publik, gadis berdarah Batak itu awalnya tidak ingin terlalu mengekspos hubungannya pada semua orang, tapi lambat laun malah menjadi tahu dan dia bahkan sudah punya little tersendiri yaitu 'Pacar Radit' yang kemanapun dia pergi, orang akan langsung mengenali.

Awalnya dia nyaman-nyaman saja, tapi dengan perubahan sikap sang pacar akhir-akhir ini, membuat Gladis merasa ingin mengakhir hubungan, namun terlalu takut karna pacarnya adalah seniornya, sekaligus sesama anggota himpunan mahasiswa.

Semuanya kenal Gladis setelah gadis itu berpacaran dengan Radit, mahasiswa kritis yang berpikiran luas, minusnya dia tidak peka.

Akhir-akhir ini memang sikap Radit berubah, kalau kata Jisa, laki-laki itu hanya berjuang awalnya saja. Begitu berhasil berpacaran dengan Gladis, tidak ada effort sama sekali.

"Putus aja nggak sih?" saran Jisa.

Gladis menggeleng. "Takut nanti temen-temennya pada nyangka gue yang aneh-aneh."

Brak!

Ah Jisa tidak tahan, ketololan temannya ini harus sedikit dikurangi.

"Takut kenapa sih anjir? Emang elo  ngapain? Elo nggak selingkuh atau ngelakuin yang nggak pantes sebagai pacarnya, elo juga udah cukup menghargai dan memaklumi dia, bahkan ngechat aja jarang. Apa gunanya status Pacaran itu? Mending putus!"

Love Oh Love! [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang